NovelToon NovelToon
CINTA Dan BENCI

CINTA Dan BENCI

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Srii Ulinna Sembiringg

Menikah adalah keinginan semua orang, Tentu begitupun dengan Raisa Dirani, apalagi menikahi orang yang sangat ia cintai sejak dulu, akan tetapi pernikahan jauh dari yang ia bayangkan, suaminya yang ia pikir menikahi nya dengan cinta ternyata menancapkan luka dalam untuknya.
Akankah dia bertahan untuk rumah tangga nya?
simak kisah nya dalam

CINTA dan BENCI

Kisah ini di terbitkan atasa izin Noveltoon MaNisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili noveltoon itu sendiri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Srii Ulinna Sembiringg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2. Terbongkar

Waktu menunjukkan jam 6 pagi, Raisa bangun menyiapkan keperluan kerja Marcel, masalah makanan ia tak perlu repot membuatnya karna suaminya tak akan memakannya. Jadi pembantu dirumah yang ia tugaskan membuatkannya.

Pintu kamar mandi terbuka, sosok manusia yang selama ini ia cinta keluar dengan rambut basah menampilkan kan tubuh atletisnya. berjalan menuju ranjang memakai pakaiannya. Raisa hanya diam memperhatikan, pemandangan ini setiap hari ia lihat, walaupun suaminya tak pernah menyentuh nya bahkan tergoda dengannya Raisa selalu bisa melihat rutinitas suaminya berganti pakaian, dia sudah tak salah tingkah lagi menghadapi suami nya berganti pakaian didepan wajahnya.

Selesai berpakaian Marcel memakai jam yang sudah disiapkan Raisa untuk nya, Raisa mendekat memakaikan dasi suaminya, walaupun suaminya berkata jijik dengan tangannya tapi rutinitas seperti ini tak pernah di tolak suaminya entah kenapa raisa sendiri tak tau.

Setelah mereka turun, Raisa pergi ketempat lain sementara Marcel Pergi kemeja makan, Raisa sudah biasa sperti ini, ia sudah paham suaminya tak ingin melihat wajahnya di meja makan. Makanya ia pergi ketempat lain menghindari kegaduhan di meja makan karna suaminya yang menolaknya makan bersama seperti yang sering terjadi dahulu.

Selesai memakan makanannya Marcel pergi tanpa pamit, tanpa cium kening istri seperti yang dilakukan pasangan lain. Marcel berdiri di ambang pintu, melirik sang istri yang terlihat dari jendela sedang menyiram tanaman mawar kesayangan nya. Marcel menghembuskan nafas kasar lalu beranjak dari sana.

Mendengar kepergian mobil suaminya Raisa masuk kedalam rumah meninggalkan tanamannya yang diteruskan pelayan lain, masuk ke kamar membersihkan diri, saat selesai berganti pakaian ia melihat berkas suaminya tertinggal di nakas kamar. Ia paham itu berkas penting yang dikerjakan suaminya beberapa hari ini.

"Ini berkas mas Marcel ketinggalan, apa harus ku antar kan ke kantornya? tapi aku takut dia marah. Paman Nico sedang pergi dia tak akan mengambilnya". Monolog Raisa bingung

"Baiklah! Akan ku antarkan sekaligus aku keluar jalan jalan, sudah lama aku tidak menghirup udara luar.."

Raisa pergi mengemudi mobilnya menuju kantor suaminya

Tak berselang lama ia sampai dikantor sang suami.

"Maaf mbak apa mas Marcel nyaa ada?" Tanya Raisa ke pada resepsionis

"Oh nyonya Raisa??? Ada nyonya, tuan ada di ruangannya, Mari saya antar"Ucap resepsionis yang ternyata sudah mengenal istri tuannya.

Tidak perlu mbak! saya akan kesana sendiri, terima kasih ya.." Ucap Raisa sopan

"Baik nyonya tak perlu sungkan.."ucap resepsionis menundukkan kepala.

Raisa menyusuri lorong kantor suaminya naik kelantai paling atas menggunakan lift. Dulu ia sering kesini waktu masih berpacaran dengan Marcel, ia sering mengantarkan makan siang sang pacar, akan tetapi semenjak menikah sang suami tak menyukai kedatangan nya di kantornya.

Sampai di lantai atas ia berjalan ke arah pintu ruangan suaminya yang terlihat sedikit terbuka.

"Hahahahah ...." Ia mendengar tawa didalam, Raisa menghentikan langkahnya

"Jangan bilang kau masih belum move on dari Claudya marcel..." Ucap seseorang didalam

"Deg.." Jantung Raisa berdegup mendengar nama wanita yang disebut entah oleh siapa Raisa tak melihat wajahnya

Terdengar tawa Marcel dari dalam

"Kau jangan mempermainkan wanita cel, bagaimana pun. Kau telah menikahinya. Kalau kau tak menyukainya dan masih menyukai Claudya kenapa kau tak menikahi Claudya saja waktu itu, kenapa Raisa yang kau nikahi .." terdengar suara pria itu lagi berbicara membuat dada Raisa amat sangat sakit.

"Kau tau bar, bahkan namanya Raisa dan Claudya tak pantas kau sebut bersamaan." ucap Marcel.

"Mereka tak pantas disandingkan bar, kau tau Claudya jauh di atas Raisa. Walaupun Claudya sudah menikah nama dia tetap tersemat dihatiku tidak bisa digantikan," lanjut Marcel tegas

"Tess..." Air mata Raisa menetes, tangannya melemah, Ia hanya diam tapi air matanya tak mau berhenti

"Kau tau aku bahkan hanya berpura pura menyukai istri ku dulu waktu kami berpacaran, tapi dia dengan polosnya memberikan hatinya padaku, dasar gadis bodoh, naif sekali dia mempercayaiku", "hahahahahaha.." tawa Marcel menggelegar

"Kau jangan jahat cel, aku takut kau akan menyesal nantinya," ucap pria yang Raisa tau seperti nya bara.

"Bahkan aku takkan meneteskan air mata ketika dia mati, kau ingat itu bara." Marcel berucap kejam.

"Nyonya..."

Raisa berbalik menghapus air matanya tersenyum kepada sekertaris Marcel yang berisi didepan nya

"Nyonya anda baik baik saja?" Tanya sekertaris Marcel melihat wajah pucat penuh air mata istri bosnya

Raisa tersenyum,

"Tolong berikan ini pada Marcel ya mbak, jangan katakan saya yang mengantar, tiba tiba saya ada urusan mendadak" Ucap Raisa memberikan berkas ditangannya kepada sekertaris suaminya lalu pergi dari sana.

Sang sekretaris hanya bisa menatap iba, ia tahu apa yang terjadi tapi tak bisa berbuat apa apa.

Raisa pergi mengendarai mobilnya tak tentu arah. Ia hilang kendali Menangis sejadi jadinya, ia bingung apa kesalahan nya sehingga suami nya tega kepadanya, suaminya yang menyatakan cinta padanya ia bahkan tak meminta dahulu, tapi kenapa sekarang seolah dia adalah orang menjijikan untuknya

"Ya tuhan... Apa salahku sehingga aku diperlakukan seperti ini.." Raisa menangis tersedu sedu..

Cukup lama menangisi kehidupan menghirup udara pantai, yaa iya memutuskan kan pergi ke pantai menenangkan diri, larut dalam kesedihan hingga hari sudah menunjukan gelapnya malam, jam menunjukan pukul 9 malam, tak ada makanan dan minuman masuk kerongkongannya, bahkan wajahnya bagai mayat hidup sekarang, ia tak lagi perduli.

Kembali kerumah memasang senyum sperti biasa seolah tak terjadi apapun, melangkahkan kaki masuk kedalam rumah, di kaget kan seseorang yang berdiri di depan pintu menatapnya dengan tatapan tajam, siapa lagi kalau bukan suaminya.

"Pergi dari pagi sampai malam jam segini baru kembali kerumah! Kau pikir kau siapa melakukan apapun seenak mu?!" Ucap Marcel tajam.

"Aku hanya ingin menghirup udara segar, maafkan aku.." Raisa berkata lemah bahkan suara nya hampir tak terdengar,

Marcel menatap Raisa dari ujung kaki hingga kepala, entah apa yang ada dipikiran nya hanya Marcel yang tau

"Apa kau pikir kau bisa melakukan apapun seenak jidatmu? HA?? Kalau ingin berlaku seperti jalang, kau jangan tinggal dirumah ini!' Mulut tajam Marcel kembali menyayat hati Raisa.

Raisa tersenyum getir,

"Aku bukan jalang mas.. Jangan berkata seperti itu.." Ucap Raisa lembut seolah tak ada apapun yang terjadi hari ini.

"Aku minta maaf, aku takkan mengulanginya lagi mas, berhenti mengatai jalang mas, aku permisi dulu..." Raisa pergi dari sana menuju kamar. Dada nya teramat sakit mendengar kata kata suaminya.

Marcel menatap kepergian istrinya, biasanya istrinya aku melawan kata katanya, menanyakan mengapa ia melakukan kesakitan ini kepadanya, tapi hari ini tak pertanyaan seperti biasa terlontar dari mulut istrinya. Istrinya hanya meminta maaf dan pergi.

"Ckkk! Kenapa aku sangat sakit melihat dia seperti itu, kau tak boleh lemah Marcel, kau tak boleh kalah oleh wajah polos manusia naif itu!" Marcel mengusap wajahnya kasar.

Didalam kamar mandi Raisa mengguyur tubuhnya yang lelah. Tak habis pikir pada kehidupan nya, apalagi suaminya tak pernah menyukai nya semenjak mereka pacaran, lalu kasih sayang yang selama pacaran ia perlihatkan itu hanya kepura puraan.

Ia cukup lelah sekarang, lelah badan dan hatinya ingin sekali rasanya ia menyerah kepada kehidupannya, tapi ia membuang pikiran nya itu. Hanya ia yang akan rugi pikirnya, suami bahkan takkan meneteskan air matanya untuknya.

Selesai mandi ia memakai pakaian dan masuk selimut, ia merasa kedinginan sekarang, kepala nya pusing bahkan ia merasa suhu badannya hangat, ia tak memperdulikannya ia masuk ke selimut kembali menangis.

Tak lama terdengar pintu kamar terbuka, Marcel melirik ranjang, istrinya tidur dengan selimut menutupi tubuhnya.

Ia pun bergabung bersama istrinya keranjang, matanya menatap wajah istrinya yang terlihat mengernyit dengan mata tertutup, mata nya yang bengkak, dan wajahnya yang pucat.

"Ada apa dengannya? Kenapa wajah nya pucat bahkan matanya bengkak, apa ia menangis.. atau sakit??" monolog Marcel dalam hati.

Matanya masih menatap wajah istrinya yang semakin gelisah dalam tidurnya sesekali terlihat mengigau,

"Ckk! Untuk apa aku perduli, dia bahkan bukan urusan ku." Ucap Marcel bangkit menuju ruang kerja nya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Neysa
lanjut Thor🙏🙏🙏
Yaky De la rosa
Ada apa thor, kok lama update updatenya? Aku berharap cerita ini tidak berhenti di tengah jalan.
MaNisa: sabar ya.. author pasti teruskan...
total 1 replies
wtf_pj
Aku jadi pengen kesana lagi karena settingan tempatnya tergambar dengan sangat baik.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!