Setelah perpisahan itu, Siena memulai hidup baru tanpa mengenang lagi masa lalu. Namun, saat kakinya meninggalkan Limerick, benih Erlan tumbuh di perutnya. Itu anak mereka. Tapi bagi Siena, anak itu hanya miliknya seorang.
Erlan tidak pernah membayangkan Siena akan benar-benar pergi. Erlan hidup dalam bayang-bayang penyesalan yang menyakitkan.
Nicole Ophelia Calliope tahu bahwa jatuh cinta pada Fernando Sagara Caesar adalah kesalahan besar. Pria itu adalah orang yang sangat ia benci selama lebih dari sepuluh tahun. Selain itu, ia tahu bahwa hati Nando adalah milik kakaknya, Siena Ariana Calliope.
Sampai kapanpun ia tidak akan pernah memenangkan hatinya. Nando mencintai kakaknya, selalu. Nicole hanya bisa menyimpan perasaannya sendirian, bahkan saat perjodohan keluarga Caesar dan keluarga Calliope yang baru berdamai mengikat dirinya dan Nando dalam ikatan pernikahan.
***
Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan latar itu hanyalah karangan penulis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Setelah melelahkan diri kesana kemari mengurus pernikahannya, akhirnya hari besar yang di tunggu-tunggu datang juga.
Hari Minggu di pertengahan musim semi, acara resepsi pernikahan mewah diadakan di ballroom hotel Oceanic. Ribuan undangan di layangkan kepada rekan bisnis, politik dan tokoh terkemuka.
Nicole tersenyum lebar kepada semua orang, menunjukkan kepada mereka bahwa hari ini adalah pernikahan impiannya, hari kebahagiaannya. Nando yang berdiri di sampingnya juga melakukan hal yang sama.
"Ya ampun, mereka tampak serasi,"
"Benar. Wanitanya cantik dan pria nya sangat tampan, mereka pasti akan melahirkan anak-anak yang lucu."
"Semoga Tuhan memberkati pernikahan kalian,"
Nicole dan Nando saling menatap sambil tersenyum ramah, "Terimakasih,"
Orang-orang tidak ada habisnya datang, memberikan selamat atas pernikahan mereka.
'seharusnya aku jadi artis saja, semua orang percaya kalau aku sedang bahagia.' Nicole memuji dirinya sendiri yang sangat lihai berakting. Bibirnya sudah lelah tersenyum, namun jika ia mengendurkan sedikit saja senyum manisnya, mamanya dan mama Nando akan melotot padanya.
Walaupun keluarga Calliope dan keluarga Harrison sedang perang dingin, salah satu orang paling berpengaruh dalam keluarga Harrison ikut menghadiri pernikahan Nicole dan Nando.
Erlan Dallin Harrison, orang nomor satu dalam dunia bisnis kota Limerick berjalan gagah menuju panggung pengantin. Aura dinginnya saat berjalan menambah pesonanya.
“Selamat atas pernikahanmu, Nico,” Kata Erlan memberi ucapan selamat, ia menahan diri untuk tidak memeluk Nicole yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Thomas akan menghajarnya jika berani bersikap akrab dengan Nicole.
“Terimakasih kak Erl,” mata Nicole berkaca-kaca, ia jadi membayangkan betapa bahagianya jika kakaknya juga ada disini. Ia merindukan Siena, sangat.
“Jika dia menyakitimu, kamu tahu cara menghubungiku kan?” Erlan menatap tajam Nando, memberi peringatan agar dia tidak melakukan sesuatu yang menyakiti adiknya.
“Maaf, sepertinya anda harus segera mundur karena masih banyak yang akan mengucapkan selamat kepada mereka.” Usir Elva ketus.
Erlan mundur seperti yang di minta, ia tidak terganggu dengan sikap ketus Elva karena ia pantas mendapatkannya.
“Nico, jangan buat hari pernikahanmu berantakan.” Bisik Elva menekan keras lengan Nicole.
“I-iya ma,” Nicole menahan ringisan, ia tetap tersenyum seperti tidak ada yang terjadi.
“Tidak akan ada yang terjadi Mama. Aku bisa menjaga istriku,” Nando menarik pinggang Nicole untuk lebih dekat dengannya sehingga Nicole bisa terbebas dari Elva yang mengintimidasi.
Elva mengangguk lalu kembali bergabung bersama Sylvia.
“Apa kamu juga percaya pada rumor rendahan itu?” Tanya Nicole dengan suara pelan. Rumor yang dimaksud adalah rumor tentang perselingkuhan Erlan dengannya.
“Aku tidak tertarik mengurusi gosip, aku orang sibuk.” Balas Nando acuh. Sejujurnya ia sempat mempercayai rumor itu karena melihat Nicole yang bertemu Erlan secara diam-diam tanpa sepengetahuan Thomas. Namun, Nando tidak masalah dengan itu, pernikahan ini hanyalah pernikahan bisnis dan bukan ranahnya untuk mencampuri urusan Nicole.
“Baguslah, aku juga malas menjelaskan karena bagiku kak Erlan hanyalah seorang kakak. Dia bukan kekasih idealku,” Nicole mengatakan tidak ingin menjelaskan tetapi tetap saja ia menjelaskan secara singkat pada Nando kalau gosip yang beredar itu tidak benar.
Resepsi pernikahan berjalan lancar sampai tengah malam. Nicole masih memasang senyum lebar walaupun seluruh tubuhnya remuk redam, apalagi kakinya yang terasa sakit karena memakai heels tinggi. Ia yakin sekali, kakinya memerah dan bengkak.
Nicole menghela nafas lega akhirnya resepsi pernikahannya selesai, ia ingin buru-buru pergi ke kamar agar bisa mandi dan melepaskan beban berat dari tubuhnya.
“Aku tahu kamu pasti sangat lelah jadi aku akan mengantarmu ke kamar,” bisik Nando meletakkan kedua tangannya di pinggang dan belakang lutut Siena, memposisikan Nicole di depan tubuhnya. Nicole yang takut jatuh refleks memeluk leher Nando.
“A-aku bisa sendiri,” tolak Nicole namun tidak beraniat turun dari gendongan Nando.
Nando tidak mengatakan apa-apa, ia berjalan meninggalkan ballroom hotel dengan Nicole dalam gendongannya.
“Wah… pengantin baru kita sudah tidak sabar,” goda Elva yang melihat keromantisan anak dan menantunya.
“Kamu harus hati-hati, Nando, dan tolong perlakuan istrimu dengan lembut.” George, kakek Nando ikut menggoda mereka.
Mengabaikan semua orang yang menatap mereka, Nando dengan cepat membawa Nicole ke kamar mereka di lantai tiga hotel.
Nicole mengerjapkan matanya, ia tidak percaya Nando akan menggendongnya. Tanpa bisa di cegah pipinya memerah, tidak ingin Nando melihatnya Nicole menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria itu.
“Ada apa?” Tanya Nando keheranan.
Nicole menggeleng dengan wajah tetap tersembunyi di dada Nando.
Nando tidak ambil pusing. Mereka sudah sampai di lantai tiga, dengan cepat pria itu membawa Nicole ke kamar VIP 105.
Pintu terbuka.
Dengan hati-hati Nando menurunkan Nicole. Keduanya sama-sama tercengang melihat kamar tersebut. Mulai dari pintu masuk hingga ke atas ranjang king size ditaburi oleh kelopak bunga mawar, lilin-lilin aroma terapi memenuhi sudut kamar. Ini benar-benar kamar pengantin.
Nando dengan hati-hati menurunkan Nicole, matanya berkedip geli melihat dekorasi romantis kamar.
“Sial! Apa mereka pikir kita pengantin yang saling mencintai,” Nicole mendengus sambil menendang kelopak bunga yang tersebar di dekat kakinya.
“Aduuhhh…” tiba-tiba Nicole mengaduh sambil terduduk di lantai, ia lupa kalau kakinya sakit.
Nando berjongkok lalu tanpa berkata-kata menarik kaki Nicole, ia dengan tenang melepas heels tinggi di kaki Nicole.
“Kakimu merah dan agak bengkak,” ujar Nando.
Sementara itu Nicole menatap wajah Nando tanpa berkedip. Harus diakui Nando sangat tampan dengan tatapan matanya yang teduh. Tangan Nicole bergerak ke wajah itu, ia membelai wajah Nando dengan lembut.
“Kenapa?” Tanya Nando menangkap tangan Nicole membuatnya berhenti seketika. Matanya melotot, baru sadar kalau ia telah lancang mengelus wajah Nando!
“Kakiku sakit, jadi kupikir bisa sedikit menekan wajahmu untuk meredakan rasa sakitnya.” Jawab Nicole asal, hanya itu yang terlintas di kepalanya saat ini. Itu kalimat aneh dan tidak masuk akal, Nando mungkin tidak akan percaya.
“Kamu bisa istirahat dulu. Aku akan mengambil air hangat untuk mengompres kakimu.” Kata Nando tidak memperpanjang pembahasan tentang Nicole yang tiba-tiba menyentuh dan mengelus wajahnya.
Nicole menatap punggung Nando yang berjalan keluar kamar.
“Astaga! Nicole, apa yang baru saja kamu lakukan?!” Nicole memukul pelan kepalanya, menyesali tindakannya. Ia seharusnya menahan tangannya, ke depannya hal itu tidak boleh lagi terjadi.
...***...
...Like, komen dan vote......
kasihan kaivan 🥲🥲