Satu kesalahan ku yang sangat aku sekali dalam kehidupan ini. Yaitu memaafkan sebuah pengkhianatan. Pengkhianatan yang akhirnya membawa ku jatuh menjadi wanita yang hidup pada masa lalu karena sakitnya sebuah pengkhianatan.
Suami ku adalah dalang dari rasa sakit ini. Dengan alasan anak aku mencoba untuk bertahan. Namun pada akhirnya aku tak sanggup lagi hidup dalam bayang-bayang rasa sakit dikhianati,dan diam-diam aku membuat sebuah keputusan besar yang tak pernah disadari oleh suami ku.
Ingin tahu keputusan besar apa yang akan diambil ? hai readers tercinta,silahkan membaca kelengkapan alur cerita ini sampai selesai ya ? Aku yakin kalian pasti akan terhibur. Selamat membaca 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8 Kedatangan Ipar
Hari ini tepat di akhir bulan,masa di mana semua stok makanan dan keperluan rumah tangga sedang menipis. Aku sebagai istri harus bijak dalam mengelola segala kebutuhan agar bisa sampai di tanggal gajian Mas Dani. Dan aku melupakan keinginan ku untuk menceritakan perlakuan mama mertua pada suami ku. Setelah ku pikir-pikir lebih baik tak mencari masalah untuk sementara waktu.
Satu hal yang tak pernah aku duga akhirnya datang. Ipar ku tiba-tiba saja berkunjung dan ingin menginap di rumah. Bukan tak suka mendapat kunjungan dari saudara Mas Dani,akan tetapi dengan keadaan rumah kami yang serba pas-pasan membuat ku menjadi kelimpungan dalam mengelola segala kebutuhan. Mulai dari kebutuhan pokok seperti beras dan sayuran serta kebutuhan putri ku Kinara.
Mas Bram namanya. Kakak sulung Mas Dani yang hingga saat ini masih setia dengan kesendiriannya. Entah kenapa pria itu masih belum ingin menikah meskipun telah memiliki pekerjaan.
"Bang,libur ?" Suara Mas Dani ku dengar sedang bertanya pada kakaknya. Posisi ku yang sedang berada di dapur sangat berdekatan dengan kedua kakak beradik tersebut sehingga memungkinkan diri ku untuk mendengar semua percakapan mereka.
"Iya libur. Ada makanan ? Aku lapar."
"Coba ke ruang makan. Sepertinya ada." Jawab suami ku.
Setelah beberapa detik,tak ku dengar lagi percakapan keduanya. Sepertinya kakak ipar ku benar-benar ke ruang makan untuk mengisi perutnya.
Pukul empat sore jadwal ku untuk memandikan Kinara. Putri kecil ku itu baru saja bangun tidur dan langsung meminta segelas air. Sudah kebiasaan baginya karena sudah aku ajarkan.
Setelah setengah jam,aku pun memandikan Kinara. Sebuah rutinitas yang sangat aku suka. Putri ku yang manis itu sangat patuh sehingga membuat ku semakin betah untuk mengoleskan handbody serta krim wajah padanya,menikmati pekerjaan ku itu dengan sepenuh hati. Ada kebahagiaan tersendiri bagiku ketika melihat malaikat kecil ku itu telah cantik serta berbau harum setelah ku mandikan.
Kini waktunya untuk memberikan makan pada Kinara. Bergegas aku ke ruang makan dan ingin mengambil makanan.
"Tek!" Alangkah terkejutnya aku ketika melihat isi magic com telah kosong namun keadaannya masih tercolok. Aku pun merasa kesal dan langsung mencari Mas Dani.
Ternyata orang yang aku cari sedang asik berbincang bersama kakaknya. Tanpa ingIn menunda,Aku pun langsung memberikan kode pada mas Dani agar mengikuti ku sebentar.
"Ada apa ?" Tanya Mas Dani sedikit merasa kesal karena ku ganggu.
"Mas,kenapa kamu makan semua nasinya. Kinara mau makan apa ?" Omel ku pelan penuh rasa kesal. Ingin rasanya aku berkata dengan suara yang seperti biasanya,namun karena masih memikirkan masih ada orang lain diantara kami,aku pun berusaha menahan rasa marah di dada.
"Lah,bukan aku yang menghabiskan makanan di magic com. Mungkin saja bang Bram." Jawab suami ku dengan entengnya tanpa merasa kasihan pada ku.
"kalau gitu,jaga Kinara. Aku akan memasak." Balas ku dengan perasaan yang begitu dongkol. Bagaimana tidak marah,begitu banyaknya nasi dalam Magic com,semuanya ludes tanpa bersisa. Aku sampai bingung pada ipar ku itu. Berapa hari sebenarnya ia tak makan sehingga bisa menghabiskan begitu banyaknya nasi. Tak ada sedikitpun pikirannya untuk bertanya siapa yang sebenarnya belum mendapatkan bagian untuk makan.
Akhirnya dengan cepat aku pun membuat makanan bagi putri ku. Dan dalam waktu setengah jam makanannya telah siap. Sengaja aku buatkan khusus untuk Kinara.
...----------------...
Tiga hari sudah ipar ku menginap di rumah kami. Dan selama itu pula pekerjaan ku semakin bertambah. Dan bahkan sering makanan kami habis tanpa bersisa karena dihabiskan oleh ipar ku. Entah apa sebenarnya yang dipikirkan oleh pria tersebut. Tak malu terus menumpang di rumah kami tanpa sedikitpun membantu. Aku sampai kesal dibuatnya. Sedangkan Mas Dani suami ku itu tampak santai tanpa merasa kasihan pada ku yang setiap hari kewalahan mengurus anak serta mengurus kakaknya.
Dan pagi ini akhirnya persediaan beras kami hampir habis. Hanya bisa dimasak untuk sekali makan hingga siang hari. Aku pun segera memberitahu pada Mas Dani.
"Mas,berasnya habis. Tolong dibeli. Untuk makan nanti malam nggak ada." Lapor ku sambil merapikan baju di dalam lemari.
"Kok cepat banget sih habisnya ? Bukannya kemarin itu stok beras kita masih sangat banyak." Gerutu Mas Dani. Suami ku itu sedang bersiap untuk ke kantor. Dan Mas Bram kakaknya justru masih tidur hingga jam begini.
"Kan anggota keluarga bertambah satu. Apa Mas lupa ?" Balas ku tak ingin disalahkan. Apa ia pikir menambah satu orang dalam rumah itu gampang dan pengeluaran tak bertambah? Masih syukur dirinya hanya mengeluarkan duit. Sedangkan aku harus dobel mengeluarkan tenaga untuk mengurus kakaknya.
Mas Dani akhirnya berangkat ke kantor. Aku pun tak ingin tinggal di rumah dan mengurus kakaknya yang malas. Aku hanya merasa aneh,sebenarnya apa yang dipikirkan oleh ipar ku itu. Tinggal di rumah adiknya tanpa perasaan dan hanya ingin makan tidur semaunya. Lama-lama aku pun muak dan tak mau diperbudak. Heran saja,sudah dewasa bukannya mandiri mengurus dirinya sendiri malah berlaku seperti ini. Seolah-olah aku memiliki dua suami.
Karena kesal,aku pun pergi ke rumah bibi Zahra yang memang saat itu mengajak ku datang ke rumahnya. Katanya ia rindu pada Kinara dan dirinya sedang memasak makanan kesukaan putri ku.
Sampai di rumah Bibi Zahra,wanita yang telah ku anggap seperti ibu ku sendiri,bertanya tentang ipar ku. Rupanya ia pun diam-diam memperhatikan kehidupan kami. Apalagi ia sangat tahu dengan keadaan ekonomi kami karena kadang jika tak memiliki apa-apa untuk di masak aku akan meminta padanya.
"Ipar mu masih di rumah ?" Tanya Bibi Zahra . Saat ini kami sedang menikmati makanan yang telah ia masak. Ayam goreng kesukaan putri ku Kinara.
"Iya Bi. masih." Jawab ku singkat.
"sedang apa ipar mu di sana ?"
"Masih tidur Bi."
"Astaga,sudah jam sepuluh masih saja tidur. Nggak baik loh nak ipar mu tinggal sama kalian. Apalagi dengan keadaan kalian seperti ini. Sebaiknya bicarakan hal ini secara baik-baik dengan suamimu. Aku kasihan pada mu Key. Pasti kamu lelah karena pekerjaan mu bertambah. Bukannya ingin ikut campur dengan rumah tangga mu. Aku hanya sekedar memberikan saran." Ungkap Bibi Zahra yang secara diam-diam aku juga setuju.
"Iya Bi. Tapi gimana ya? Ingin bicara sama mas Dani tapi aku takut di marahi." Adu ku.
"Gapapa. Bicarakan saja secara perlahan-lahan. Daripada setiap hari kamu kelelahan. Jika sampai Dani mengusir mu. Tinggallah di sini bersama ku."
Aku memandangi wajah bibi Zahra tak percaya. Wanita di depan ku itu sangat baik." Aku mengangguk setuju dan merasa senang.