Annika, kembali setelah bertahun-tahun di asingkan oleh keluarga nya sendiri karena bisu. Takut menjadi perbincangan publik seorang anak yatim piatu yang mereka angkat malah di perkenalkan sebagai anak mereka.
Sampai saat pesta perayaan keberhasilan si putri palsu, Annika datang dan membuat semua orang bertanya-tanya siapa kah putri yang asli dan yang palsu itu.
Saksikan kelanjutan ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lafratabassum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Di sisi lain, bersamaan dengan itu Annika juga sedang bertemu dengan seseorang yang dia panggil paman Sam. keduanya sedang merencanakan hal yang lebih besar dari sekedar rencana Tania.
" paman, aku sudah membaca laporan yang paman kirim. Data semua pelanggan serta kenaikan saham yang terjadi belakangan ini, seperti nya memang menguntungkan kita. Dan apa yang paman katakan, keluarga Malik memiliki pengaruh yang cukup kuat itu yang nantinya akan menjadi langkah awal kita " jelas Annika dengan bersungguh-sungguh.
Paman Sam melihat Annika dengan tatapan kagum, setidaknya gadis kecil yang dulu merengek dan ketakutan. Sekarang berubah menjadi wanita cerdas dan pemberani.
ucapan Annika waktu itu ternyata bukan sekedar bualan semata. Annika benar -benar sudah membulatkan tekat.
" lalu kapan langkah awal ini dimulai?"
" sore hari, nyonya Malik biasa mengunjungi tempat yoga di dekat outlet samping Jalan besar. aku akan mengalihkan perhatiannya " ucap Annika. Dia datang kemari bukan hanya dengan tangan kosong. Annika sudah memiliki strategi yang matang.
Dia juga sudah memprediksikan jika Tania pasti menghalanginya untuk mengurus perusahaan. Jadi sebelum semuanya terjadi, Annika lebih dulu mengambilkan langkah.
" itu rencana yang bagus, untuk masalah pengacara Han bagaimana? " pertanyaan membuat Annika berhenti sejenak. Dia menerawang jauh dengan mimik wajah sendu.
" aku belum berhasil masuk ke kamar mendiang Kakek. Hanya bisa ke ruang perpustakaan utama saja. Ternyata beberapa pelayan masih mencurigai ku" Annika tampak menyesal. sudah hampir satu bulan tetapi dia belum bisa mengangkat kembali kasus kematian kakeknya.
" hal ini tidak akan mudah, ini berkaitan dengan manager Dania. Aku yakin dia pasti sudah mengatur beberapa orang untuk mengawasi kita" ujar Paman Sam membuat Annika menarik nafas panjang. Dia memang belum bertemu dengan Manager Dania secara langsung. Tapi sepertinya dia sudah menyambut kedatangannya secara tidak langsung.
" katakan pada Pengacara Han, awasi Tania dengan baik. Dia pasti sudah merencanakan sesuatu"
Pertemuan itu berlangsung singkat dan rahasia. Mereka bahkan bertemu tidak di tempat yang selayaknya.
Setelah berpisah, Annika menuju ke arah Outlet yang dia katakan sebelumnya. Hanya dengan mengambil kepercayaan Nyonya Malik dia akan pasti memiliki nilai tersendiri bagi ayah dan ibunya.
Annika merancang dengan baik, bersikap selayaknya dia baru dari Outlet Masashi Annika berjalan di depan nyonya Malik yang sedang menunggu mobilnya.
" oh astaga... Apa kamu, Annika Masashi itu?" pancingan Annika berhasil, tampak kali ini dia berhasil dengan mudah.
" ah ya.. " Annika bersikap sangat sopan. Dia bahkan menjabat tangan nyonya Malik pelan.
Nyonya Malik menatap Annika dengan tatapan antusias. " kau memiliki aura yang begitu kuat,.. bagaimana dengan makan malam sebentar?.. Em.. Aku nyonya Malik. Pelanggan setia Masashi " Nyonya Malik sangat bersemangat sekali. dia bahkan langsung memperkenalkan diri dengan memberikan kartu namanya.
" em... Aku baru selesai dari toko, jadi mungkin lain kali nyonya. saya sangat menyesal.. " Annika membuat mimik wajah Nyonya Malik sedikit kecewa. Inilah tehnik tarik ulur yang Annika sering lakukan untuk menggaet korbannya.
" bagaimana jika besok. aku akan izin terlebih dahulu, sebelum.. "
" tentu.. Besok akan ada sopir yang menjemput mu, bagaimana?" Nyonya Malik berbinar. wanita itu berpikir bahwa dengan mendekati Annika dia akan mendapatkan keuntungan.
" baiklah"
Pertemuan pertama yang begitu mengesankan. Annika berhasil mengambil simpati nyonya Malik dengan sangat lancar.
Sekembalinya dia ke rumah besar Masashi, Annika berjumpa dengan Tania. Annika tidak terlalu memusingkan lagi untuk menunjukkan dirinya. Dia tidak lagi bersikap seperti adik yang polos lagi.
Keduanya sedang melakukan perang dingin. Ya, begitu juga dengan Tania. berpikir jika rencana akan berjalan lancar, Tania menunjukkan wajah masam dan meremehkan pas Annika.
Tak ambil pusing, Annika berjalan melewati saja tanpa merasa terintimidasi.
...----------------...
Saat tengah malam, hampir semua pelayan sudah tertidur. Situasi kediaman menjadi lebih lenggang. Annika berjalan pelan menuju ke bekas kamar tuan besar Masashi. ada sebuah barang yang ingin dia pastikan keberadaan nya. Ini berkaitan dengan kematian kakeknya.
Annika berjalan pelan menoleh kama kiri untuk memastikan tak ada siapapun yang melihat aksinya. Dia juga sudah mendapatkan kunci kamar dengan susah payah sebelum nya.
Saat memasukkan, kuncinya Annika sedikit kesulitan.
Tap tap tap
terdengar suara langkah kaki mendekat. Annika segera mencari tempat persembunyian. Sebuah meja lemari tak jauh sana menjadi penyelamat Annika.
" selalu saja aku yang di suruh...hemm.. " suara kesal pelayan menjadi pertanda jika dia berhasil bersembunyi.
Setelah menunggu beberapa lama, Annika keluar dari persembunyiannya. Dia melanjutkan aksinya kembali.
kesempatan terbuka lebar karena dia berhasil membuka pintu itu. Annika tersenyum tipis sebelum akhirnya masuk ke kamar.
Dia lalu menyalakan sebuah senter, karena tidak mungkin dia menyalakan lampu. Annika terdiam sejenak. ingatan masa kecilnya begitu kental terasa di sini, Annika merasa sedikit emosional, dia tidak sanggup merasakan kerinduan dan kehangatan saat bersama dengan kakeknya itu.
Bahkan kenangan kebersamaan antara kakek dan kedua orangtuanya tidak bisa di bandingkan sama sekali. Annika tidak memiliki ingatan masa kecil bersama dengan orang tuanya selain daripada penderitaan dan keegoisan.
Annika menarik nafas panjang, dia mulai mencari ke sekeliling ruangan. Dia sedikit samar dengan tempat benda yang dia cari. Annika tidak patah semangat. Dia terus mencari, dia yakin sekali saat itu dia melihat nya sendiri. Kakek nya menyimpan benda itu di sana.
semangat kak💪