Ternyata cinta yang ia terima hanya semu, ternyata selama ini ia hanya cinta sendirian. lalu...
apa yang harus ia lakukan saat ia telah menyerahkan sagalanya sebagai bukti cintanya justru kenyataannya....
ketulusannya hanya di jadikan bahan taruhan.
Azalina Akira Sadewa,
gadis cantik berusia 17 tahun yang cinta mati kepada kekasihnya yang bernama Alexis Arron Megantara hingga bersedia menyerahkan miliknya yang paling berharga untuk laki laki itu.
namun ternyata....ia hanyalah bahan taruhan Alex dan teman temannya.
Tidak ada cinta bagi Alex untuk Zalina.
apa yang di lakukan Zalina saat ia tahu kenyataan pahit itu.....?!
sementara ia sudah terlanjur menyerahkan miliknya yang paling berharga untuk Alex.
ikuti kisah baru aku ya .....
" LUKA BERSELIMUT CINTA...."
Semoga suka dan tak pernah bosan selalu ngikuti karya aku...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 34 perbincangan yang menyakitkan Alex
" kemarikan piringmu, mama ambilkan nasi untukmu " kata bu Maryam sambil mengulurkan tangannya kepada Alex.
" nggak usah ma...Alex bisa ambil sendiri " jawab Alex,
agak gengsi juga Alex ada Zalina di sisinya dan ia masih makan di layani sang mama.
" alahhh gayamu...biasanya juga mama yang mengambilkanmu makan,
kamu malu sama bu Lilin ?! Atau...jangan jangan kamu berharap..." ucap bu Maryam sambil melirik ke arah Zalina yang nampak sedikit terkejut, bahkan wanita itu kini tengah menatap sang putra dengan tatapan aneh.
Mendengar ucapan bu Maryam, Zalina segera mengalihkan pandangannya dari Alex.
Sementara Alex,
" mama..."
ia berucap memotong ucapan sang mama, tapi ia tetap mengulurkan piringnya kepada sang mama.
" ya... gini ini bu Lilin...papa Zakia memang sudah jadi seorang papa, tapi dia tetap anak bungsu saya...jangan kaget ya..." ucap bu Maryam sambil mengisi piring Alex dengan nasi dan lauk pauknya.
Zalina tersenyum kikuk sambil menganggukkan kepalanya kepada wanita baya itu.
Sungguh suasana ini membuatnya tak nyaman, ingin rasanya ia segera pergi agar terlepas dari suasana ini.
" jadi....kapan bu Lilin akan menikah ?! Saya dengar....." tanya bu Maryam tapi tak berlanjut karena keburu Alex yang terbatuk batuk.
" uhuk uhuk...." Alex sontak tersedak mendengar pertanyaan sang mama.
" apa apaan kamu...pelan pelan kalau makan, sudah tua juga masih kesedak aja setiap kali makan...." ucap bu Maryam sambil menyodorkan segelas air minuk kepada Alex,
Alex segera menenggaknya, sambil melirik sejenak kepada Zalina di sisinya.
Dulu setiap kali menungguinya makan, Zalina akan selalu menyiapkan sebotol air mineral untuknya.
Karena gadis itu tahu, ia kerap tersedak setiap kali makan.
Tapi ini....
Zalina hanya diam dan hanya fokus pada piring di hadapannya.
" pelan pelan..." ucap bu Maryam melihat Alex minum.
Dan Zalina,
ia hanya terdiam, walau jujur....tadi ia sempat reflek hendak meletakkan gelas berisi air minum untuk Alex ketika laki laki itu hendak mulai menyuap nasi.
Tapi ia urungkan...
Zalina tak henti merutuki dirinya,
sepuluh tahun telah berlalu tapi ia masih saja menghafal betul kebiasaan buruk laki laki itu saat makan.
" jadi...kapan bu Zalina akan menikah, saya mendengar kabar dari bu Murty....
maaf saya tidak bermaksud kepo bu " bu Maryam kembali mengulangi pertanyaannya yang sempat tertunda.
" tidak apa apa bu,
Insya Allah dalam waktu dekat...calon suami saya masih menyelesaikan persyaratan persyaratannya " jawab Zalina tenang.
Dan Alex,
Mendengar jawaban Zalina, tubuh Alex serasa membeku.
" kayak ribet sekali persyaratannya bu...maaf...suaminya kerja apa ?! "
" prajurit bu "
" oh...prajurit, pantes..." ucap bu Maryam sambil melirik ke arah Alex yang sejak tadi hanya diam.
" kalau menikah...jangan lupa saya ya bu..." ucap bu Maryam lagi,
Ada kecewa di sudut hatinya, tapi ia mencoba memahami keadaan.
Memangnya apa yang ia harapkan ?! Alex akan menikahi wanita di hadapannya itu agar wanita itu bisa menjadi menantunya ?!
Sementara Alex sendiri sudah beristri ?!
" iya bu...InsyaAllah " jawab Zalina sambil tersenyum tipis.
Tak lama makan siang itu pun selesai.
Setelah berbincang sejenak di meja makan dan menggoda Zakia yang juga nampak anteng di suapi Mitha.
Zalina pun pamit.
Bu Maryam berdiri mendekati Zalina yang sudah berdiri lebih dulu dengan membawa paper bag di tangannya.
" ini hadiah dari saya untuk bu Zalina.
tolong jangan tersinggung dan tolong di terima... terimakasih karena sudah memenuhi undangan makan siang dari saya dan sudah sangat baik dengan cucu saya " ucap bu Maryam sepenuh hati.
Sementara Zalina terbelalak melihat apa yang di berikan bu Maryam kepadanya.
Itu adalah papper bag berisi pakaian dan perhiasan berupa cincin mahal yang tadi di beli di mall oleh wanita itu.
" bu...ini berlebihan, saya tidak bisa menerimanya..." Zalina menolak secara halus.
" tolong di terima bu Lilin...tolong jangan menolaknya....
saya sangat memohon,
Cucu saya sudah sangat merepotkan ibu. Apa yang saya berikan ini tidak sebanding dengan apa yang sudah ibu berikan kepada Zakia.
Bahkan mamanya saja tidak bisa memberikan itu untuknya " ucap bu Maryam penuh permohonan.
Akhirnya dengan berat hati Zalina menerima pemberian mama Alex itu.
" Dada Zakia...sampai ketemu besok " pamit Zalina sambil melambaikan tangannya pada Zakia yang sekarang sedang di gendong sang nenek.
Anak itu merajuk karena sebenarnya ia masih tak ingin Zalina pulang.
Zakia enggan membalas lambaian tangan Zalina, ia justru melingkarkan ke dua tangannya pada leher sang nenek dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang nenek.
Zakia menangis dalam diam.
Bu Maryam melambaikan tangan membalas lambaian tangan Zalina.
Tak lama Zalina bersiap masuk ke dalam mobil, tadinya ia hendak duduk di bangku belakang tapi ternyata Alex telah lebih dulu membukakan pintu depan untuknya.
Zalina sempat tercengang sejenak karena Alex yang membukakan pintu untuknya.
Dulu...
Ia sangat ingin di perlakukan seperti ini oleh laki laki itu tapi ia tak pernah menerimanya.
Dan sekarang...
Ketika semua tak lagi ada gunanya...untuk apa laki laki itu melakukan itu.
" masuklah...." ucap Alex sambil memegangi pinggiran kap mobil dengan telapak tangannya agar kepala Zalina tak terbentur.
Zalina melirik tangan Alex.
" terima kasih, seharusnya tidak usah seperti ini...
saya bisa membukanya sendiri.
ini berlebihan..." ucap Zalina pelan dan dingin namun masih bisa di dengar oleh Alex.
Alex diam tak menjawab, ia tahu kemana arah tujuan ucapan Zalina itu.
Kemudian ia memutari mobil dan masuk ke dalam mobil.
Alex membunyikan klakson satu kali sebelum ia menyalakan mesin mobil dan akhirnya ia melajukan mobilnya meninggalkan kediamannya.
Sampai di jalan raya, Alex dan Zalina sama sama terdiam.
Zalina sibuk menatap pemandangan di luar mobil dari jendela kaca mobil di sisinya.
Sementara Alex sibuk menyetir, namun yang sebenarnya ia sedang kacau saat ini.
Jawaban Zalina tentang rencana pernikahannya sangat mengguncang jiwanya.
Ia tahu....dengan siapa perempuan di sisinya itu akan menikah.
Sungguh ia tak rela...tapi ia tak tahu harus berbuat apa ?!
Ia memiliki Zoya sebagai istrinya dan ada Zakia di antara mereka.
Zalina dan Alex benar benar tenggelam dengan pemikiran mereka masing masing.
Hingga akhirnya, mobil Alex sampai di area rumah Zalina.
Zalina baru sadar, Alex tak mengantarnya ke sekolah.
Sementara mobilnya masih di sana.
Ia juga bingung bagaimana Alex tahu rumahnya.
" kenapa langsung mengantarku ke rumah...mobilku masih di sekolah " kata Zalina sambil menoleh menatap Alex.
" maaf aku lupa..." jawan Alex.
" jangan khawatir, aku akan minta orang mengantarnya kemari.
Berikan kunci mobilmu padaku " kata Alex lagi.
" tidak perlu " jawab Zalina kemudian dengan raut wajah entah.
Ia tak bisa menyalahkan Alex begitu saja, ia juga diam saja tak mengingatkannya tadi.
" kalau begitu besok aku akan menjemputmu dan mengantarmu ke sekolah " ucap Alex lagi yang sontak membuat Zalina melotot padanya.
" apa ?! " pekik Zalina
" ku antar kau sekolah besok "
" tidak perlu...aku bisa berangkat sendiri " kata Zalina cepat.
" terimakasih sudah mengantarku " ucap Zalina lagi sambil melepaskan sabuk pengamannya dan segera turun dari mobil.
Brakk...Zalina terkejut ketika ia juga melihat Alex turun dari mobil dan menghampiri pak Anton yang tidak lain adalah papanya yang entah sedang apa nampak berdiri di depan pagar rumahnya.
Hari ini papa Zalina itu sedang cuti.