Gharial El Barrack, seorang pria yang dijodohkan dengan selebriti papan atas. Namun, hasratnya justru hanya bangkit ketika bersama sang adik, Liliyana.
Hingga suatu kejadian membawa Liliyana terjebak dengan kegilaan Gharial.
Akankah mereka bersatu? Sementara di mata umum, cinta mereka adalah cinta terlarang?
Noted : Banyak umpatan kasar, dan kata-kata nyeleneh. Kalau tidak suka harap skip!
Salam anu 👑
Follow Ig @nitamelia05
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Salah Cari Lawan
"Kita maen dulu, Do," ucap Ghara ketika mereka sudah berada di dalam mobil. Ada sesuatu yang ingin Ghara lakukan sebelum mereka pergi makan siang, sehingga dia mengambil alih kemudi.
"Maen apaan sih, Nyet?"
"Ada deh, entar lu juga tahu." Ghara mulai menyalakan mesin mobil, dan membawa kendaraan roda empat itu keluar dari gedung Sixnine Entertainment.
"Kalo mau mati jangan bawa-bawa gue ya, gue masih banyak dosa soalnya," ujar Edo, sebab dia tahu bagaimana seorang Ghara ketika membawa mobil. Asal tidak bersama Lily, Ghara sudah seperti malaikat maut yang bisa membuat mereka mati.
"Elah, orang gue cuma mau kasih sesuatu sama si cucunguk itu."
"Cucunguk siapa sih?"
"Udah jangan banyak bacott deh, Do. Yang penting lu liatin aja ntar."
Mendengar itu, akhirnya Edo lebih memilih untuk diam. Dia membiarkan Ghara mengemudi dengan ugal-ugalan, meskipun jantungnya terasa tidak aman.
"Ghar, lu fokus nyetir aja ngapa sih? Jangan sambil teleponan, mati beneran kita nanti," ujar Edo dengan raut cemas, sementara sang sahabat terlihat santai sekali seperti tidak memiliki dosa.
"Berisik banget sih lu, Do! Gue tuh lagi ngejar sesuatu. Jadi, mingkem dulu deh!"
"Mingkem pala kenty lu peang. Masalahnya gue belum kawin sama Minnie, Bre. Ntar dia jadi janda sebelum waktunya gimana?"
Perasaan Edo sudah tidak karuan, sebab mereka seperti sedang ikut balapan.
"Ya gampang, entar gue cariin jodoh lagi tuh si Minnie."
"Si anjiing!" umpat Edo sambil menggeplak belakang kepala Ghara.
"Sakit bege!"
"Makanya lu kalo bacott jangan sembarangan."
Ghara tak lagi menimpali ucapan Edo. Dia terus membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi, hingga tak berapa lama kemudian, Ghara menyeringai penuh, saat melihat mobil yang sedari tadi dia cari.
Sambungan telepon dengan anak buahnya langsung terputus. Dan dia mulai mengikuti ke manapun mobil itu pergi.
"Ghar, sebenarnya itu siapa sih?"
"Dia orang yang mau rebut kue pukis si Jeky."
"Hah? Kue pukis apaan?" tanya Edo dengan raut kebingungan. Sebab dia baru mendengar istilah itu.
Ghara menghembuskan nafas kasar. "Entar lu juga tahu, pokoknya ini masalah harga diri dan juga masa depan Jeky."
Edo tampak geleng-geleng kepala, tidak mengerti dengan maksud Ghara. Sementara seseorang yang ada di depan sana merasa bahwa dia sedang diikuti oleh sekelompok orang jahat.
"Siapa mereka?" gumam Frans, mulai merasa takut dan cemas. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menambah kecepatan agar segera terhindar dari pantauan. Dan hal tersebut membuat dia semakin yakin, kalau mobil di belakang itu mengikutinya.
"Ck, sial! Mereka mau apa sih?"
Frans berusaha untuk membawa mobilnya ke tempat ramai, berharap orang-orang itu tidak berani menggangunya. Akan tetapi pikiran pria muda itu salah, sebab Ghara tidak akan pernah melepaskan mangsanya begitu saja.
Seringai penuh senantiasa menghiasi bibir tebalnya. Dia dikenal sebagai seseorang yang tidak kenal takut, sehingga dia kerap terkena masalah. Dan itulah sebabnya Alessandro dan Arabella menjodohkan dia. Berharap Ghara bisa berubah.
Namun, nyatanya seseorang yang dia inginkan hanyalah Liliyana. Adiknya yang imut nan cantik yang baru saja beranjak dewasa.
"Mau kabur kayak apa bakal gue jabanin lu, Kadal burik!" gumam Ghara disela-sela dia mengemudi, sementara dia sampingnya Edo tidak dapat berkomentar apa-apa. Sekali Ghara mengambil keputusan, maka siapa yang bisa membantah?
Hingga akhirnya aksi kejar-kejaran itu berakhir di pertigaan menuju rumah Frans. Karena tiba-tiba mobil Ghara melandas cepat, dan menghadang jalan pria itu.
"Ck, dasar gila!" umpat Frans karena dia harus mengerem secara mendadak, atau mereka akan bertabrakan, dan berakhir di rumah sakit.
Mau tidak mau Frans pun keluar, dia ingin tahu apa sebenarnya motif dan tujuan orang-orang itu. Karena ia yakin, orang yang menghadangnya tidak sendirian.
Deg.
Jantung Frans langsung berdebar dengan kencang, ketika melihat pria berwajah bastard keluar dari mobil hitam itu. Dan dia sangat mengenalnya, sebab pagi tadi mereka baru saja bertemu.
Ghara semakin menyeringai, menunjukkan gigi-giginya yang berbaris rapih ketika melihat wajah pias Frans. Dia mendekat, sementara mobil yang ia kemudikan, kembali menyala dan dibawa pergi oleh sang sahabat.
Melihat itu, pikiran Frans semakin bercabang. Karena dia merasa penasaran sekaligus takut dengan apa yang Ghara rencanakan.
"Cemen banget sih lu, ngadepin gue aja pake acara kejar-kejaran kayak anjingg yang lagi berebut tulang," cibir Ghara dengan wajah mengejek.
Sementara Frans mati kutu, sepertinya dia sudah salah mencari lawan. Dia tidak tahu jika kakak dari gadis yang disukainya, akan sesadis ini. Pagi tadi pihak kampus sudah mengeluarkan dia, dan sekarang pria ini masih saja ingin balas dendam.
"Sebenarnya Kakak mau apa?" tanya Frans dengan sedikit tergagap.
Dan Ghara langsung tergelak mendengar panggilan Frans untuknya. Bocah bau kencur ini ternyata masih memiliki sopan santun, setelah apa yang dilakukannya. "Gue gak sudi jadi Abang lu, Sat!"
Glek!
"Aku cuma mau hargai orang yang lebih tua dari aku. Untuk malam itu aku minta maaf, dan lagi Kakak udah berhasil drop out aku dari kampus. Jadi, aku rasa impas."
Ghara mengepalkan tangannya kuat, enak sekali Frans bicara seperti itu. Sementara dia sudah membuat Lily-nya merasa trauma. Dengan kekesalan memuncak, Ghara menghunuskan tatapan tajam. "Setelah ini gue pengen liat, lu masih bisa gak manggil gue Kakak!"
Tiba-tiba Ghara melemparkan sesuatu ke arah mobil. Dan secepat kilat dia berguling ke tanah, sebab tak lama dari itu terdengar suara ledakan disusul api yang mulai membesar.
Ya, mobil Frans terbakar.
"Ck, Bangsaat!" teriak Frans sambil melemparkan diri ke sisi jalan. Demi menghindari kobaran api yang hampir memercik ke tubuhnya.
Heuh, itu akibatnya cari gara-gara sama Ghara!
***
Serah elu dah Bang 🙄🙄🙄
"maen apa dad?? "😆😅