Karen Aurellia tidak pernah menyangka diusianya yang baru menginjak dua puluh tahun, akan menikah dengan pria yang lebih tua darinya. Pria itu adalah Darren William Bratajaya, pemuda cerdas yang telah meraih gelar profesor di Universitas London.
Saat mengetahui akan dinikahi seseorang bergelar profesor, yang ada dalam bayangannya adalah seorang pria berbadan gempal dengan perut yang buncit, memakai kacamata serta memiliki kebotakan di tengah kepala seperti tokoh profesor yang sering divisualkan film-film kartun.
Tak sesuai dugaannya, ternyata pria itu berwajah rupawan bak pangeran di negeri dongeng! Lebih mengejutkan lagi, ternyata dia adalah dosen baru yang begitu digandrungi para mahasiswi di kampusnya.
Bacaan ringan, bukan novel dengan alur cerita penuh drama. Hanya sebuah kisah kehidupan Rumah Tangga pasutri baru, penuh keseruan, kelucuan, dan keuwuan yang diselipi edukasi pernikahan. Baca aja dulu, siapa tahu ntar naksir authornya 🤣
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 : Membujuk Karen
"Sayang, kamu dah pulang?" Karen menyambut Darren dengan manis. Ia bahkan mengambil tas kerja suaminya. "Makasih banyak, ya, dah rawat aku semalaman. Aku makin cinta sama kamu," ucapnya kembali dengan mata berbinar.
"Gak papa kok. Itu udah tugas aku," jawab Darren seadanya.
Darren tentu tahu betul, sikap manis Karen hanya akting untuk membuat mami Valen tak memarahi Darren karena ulah Oma Belle. Ternyata trik ini berhasil! Menyaksikan keromantisan putrinya, mami Valen menjadi sangat terharu.
"Pokoknya mami doain semoga rumah tangga kalian adem ayem, langgeng sampai kakek nenek," ucap mami Valen yang tampak senang. Namun, sedetik kemudian dia malah meralat ucapannya. "eh, jangan kakek nenek, deh. Soalnya ada banyak juga, tuh, pasangan suami istri yang dah kakek nenek tapi malah bercerai. Lebih baik langgeng sampai maut memisahkan. Pokoknya kalian hanya boleh dipisahkan oleh maut, bukan dipisahkan oleh Maya, Santi, Indah, atau siapapun wanita di luar sana yang ingin merusak rumah tangga kalian."
Melihat kemesraan Karen dan Darren, membuat mami Valen langsung bernostalgia masa mudanya dengan barisan para mantan. Dia yang sempat sensitif dengan Darren, kini lega karena anaknya jatuh ke orang yang tepat. Tapi tidak untuk Oma Belle. Akibat sikap bar-bar mami Valen, Oma Belle merasa tak senang dengan sikap Karen. Ia menuding Karen masih kekanak-kanakan karena mengadu pada ibunya.
"Kamu itu ... kalau ada yang gak disuka dari Oma, bilang langsung aja! Gak usah bawa-bawa mama kamu kemari cuma buat nyerang Oma," ketus Oma Belle setelah kepulangan mami Valent.
"Enggak gitu, Oma. Mami Karen gak bermaksud nyerang Oma. Ini cuma salah paham doank," ucap Karen hendak meluruskan.
"Padahal semua yang Oma lakukan itu demi kalian berdua, biar kalian cepat punya anak!" Oma Belle tampak enggan menatap Karen.
Kali ini, giliran Darren yang pasang badan untuk istrinya. "Oma, sebenarnya aku yang belum siap punya anak. Menikah dan punya anak itu dua hal berbeda. Meskipun secara finansial aku mampu, tapi psikis kami belum siap. Jangan sampai karena kontruksi sosial yang selalu mendesak pasangan suami istri harus segera punya anak, terlahir anak-anak dari orang yang tidak siap menjadi orangtua. Apalagi tidak siap secara ekonomi dan mental. Biarlah kami merencanakan dengan matang terlebih dahulu, mempersiapkan diri agar kelak calon anak kami tidak menyesal dilahirkan oleh orangtua seperti kami."
Kalimat yang baru saja meluncur dari mulut Darren tak hanya membuat Oma Belle terdiam, tapi juga membuat Karen tertegun. Sebenarnya, hal yang paling Karen takutkan dari menikah adalah memiliki anak. Maka dari itu ia meminta pada Darren agar mereka memilih childfree¹. Sebab, ia tak siap dengan perubahan tubuhnya saat hamil nanti. Tak hanya itu, ia juga takut ketika memiliki anak ia tak bisa bebas dan melakukan kebiasaannya seperti saat masih melajang.
Namun, ia benar-benar tak menyangka alasan yang Darren buat justru seperti itu. Alih-alih egois seperti dirinya, Darren malah berpikir bijak dan dewasa.
Karena kejadian malam ini, Oma Belle pun memutuskan pulang ke rumahnya. Sejujurnya, Karen masih merasa tak enakan pada Oma karena sikap mamanya.
...----------------...
Karen dan Darren kembali ke kamar. Sejenak, pandangan mereka saling bertaut. Darren bergerak perlahan menghampiri istrinya. Ia mengunci bola mata Karen yang tengah bergerak tak tentu arah. Tentu ini membuat pandangan Karen menjadi tak bisa berpaling, seolah mendapat tarikan Medan magnet yang kuat.
Jantung Karen langsung meletup-letup di dalam sana, ketika Darren sudah berada di hadapannya sambil tersenyum tipis. Pria berahang ramping itu kini mengangkat dagu istrinya dengan lembut, lalu mulai bergerak perlahan ke wajahnya.
Mengerti apa yang hendak dilakukan Darren, Karen pun mulai memejamkan mata. Namun, begitu matanya tertutup, ia kembali mengingat momen ketika ia tak sengaja melihat pria itu bersama gadis lain di koridor kampus. Sontak, ia langsung berpaling menghindari Darren.
Darren tentu terkejut. Padahal hampir saja bibirnya sukses melakukan pendaratan di atas bibir Karen. Tak menyerah, ia malah membungkus perempuan yang memiliki tinggi sebatas dagunya itu dengan sebuah pelukan hangat.
Karen kembali terentak. perlakuan Darren selalu melemahkan imannya. Namun, mengingat kembali kebersamaan Darren dengan gadis lain, membuatnya menjadi berontak seketika.
"Ih, apaan sih peluk-peluk! Peluk aja cewek yang kamu rangkul di koridor kemarin!" Karen berusaha melepaskan diri dari dekapan Darren.
Dahi Darren membentuk lipatan-lipatan halus seketika. "Hah? Maksud kamu apa?"
"Ih, gak usah pura-pura bodoh. Profesor kok berlagak bodoh. Gak mempan!" Karen masih menunjukkan raut kesalnya bagai ibu-ibu yang kehabisan stok minyak goreng.
Terdiam sebentar sambil mencoba memecahkan misteri ngambeknya Karen secara tiba-tiba, akhirnya Darren pun mengerti apa yang dimaksud perempuan itu. Ia menahan tawa sambil mengepalkan tangan di depan mulutnya.
"Oh, jadi kamu lihat, ya?" tanya Darren yang mencoba mengintip ekspresi Karen saat ini.
"Ya, lihatlah! Kan aku punya mata!" sambar Karen sambil melotot.
Daren terkekeh melihat tingkah Karen yang seperti itu. "Dia itu asisten dosen. Kemarin pas kita berpapasan, aku lihat dia hampir jatuh karena pusing. Jadi, aku tolongin dan bawain dia ke ruang UKS. Masa' aku biarin gitu aja tergeletak di lantai. Jahat dong aku!" tutur Darren menjelaskan kronologi kemarin. Sejujurnya, dia sangat senang karena Karen menunjukkan sikap cemburu.
Karen terdiam, tetapi bola matanya bergerak malu-malu melirik Darren yang berdiri di sampingnya. Pria itu langsung memutar tubuh istrinya, lalu menatapnya dengan lekat.
"Percaya sama aku, ya?" ucap pria itu dengan sebelah tangan di atas pundak, sebelahnya lagi mengelus rambut Karen yang sebahu.
Karen memberanikan diri menatap sepasang netra tajam Darren, kemudian mengangguk kecil. Semburat merah merebak di wajahnya kala pandangan pria itu melembut. Ia mencoba meredam debaran di dadanya yang kian membuncah, takut jika jantungnya salah mengartikan tatapan pria itu. Sebab, hingga kini Darren belum pernah mengatakan padanya sesuatu yang berbau romantis. Meskipun begitu, ia cukup tahu diri karena pernikahan mereka memang tak dilandasi cinta.
Senyum tulus masih terulas di wajah mereka masing-masing. Pada detik berikutnya, Darren memajukan wajahnya secara perlahan, sedikit membuka bibirnya bersiap untuk melahap bibir wanitanya. Karen menyambut ciuman hangat itu dengan mata terpejam. Penyatuan kedua bibir itu benar-benar memabukkan. Hidung mereka bergesekan seiring bibir keduanya saling mereguk.
Mereka kian tenggelam dalam ciuman panas itu. Ada perasaan mendamba dan kebutuhan yang ingin segera terpenuhi bergejolak dalam jiwa mereka. Darren menggiring Karen ke arah ranjang sambil membuka kancing kamejanya dengan lincah. Bibirnya terus bergerak aktif di bibir perempuan itu tanpa berniat untuk melepaskan. Matanya pun enggan meninggalkan wajah Karen, seolah tak mau kehilangan setiap ekspresi yang dibuat gadis di hadapannya.
Karen terbaring pasrah di atas ranjang. Ia terdiam menatap tubuh suaminya yang terpahat sempurna itu. Selanjutnya, pasangan suami istri itu saling melepaskan hasrat di ranjang hangat mereka. Malam yang baru saja memuntahkan rintik hujan, seakan menjadi musik yang mengiringi penyatuan mereka.
.
.
.
catatan kaki 🦶🦶🦶
childfree: keputusan dari seseorang maupun pasangan untuk tidak memiliki anak atau keturunan.
keasikan baca jadi lupa kasih bintang 😂😂😂😂😂😂🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🙏🏼
notif'y ada d berbagai judul novel kak yu 😅