Takdir Cinta Sang Penari

"Ma..makan dong Mah. Sejak pagi perut Mama belum terisi makanan, jangan bikin Friday tambah sedih. " Bujuk Friday.

"Mama kesel sama Kakak-kakak kamu, belum ada sehari ayah kamu meninggal, mereka sudah langsung pergi. Yang satunya kuliah, dan yang satunya langsung kerja tanpa pamit sama Mamah, dia cuma pamit sama si bibik. Trus Mama itu siapa? patung?" Mama Friday menangis

"Bukannya berduka, setidaknya sampai seminggu mereka ke makam dan mendoakan Ayah kamu. Sekalian kumpul sama keluarga  di rumah ini yang masih hidup, melepas kerinduan. Mama kecewa Frid." ucap Mama seraya mengelus dadanya dan menangis.

"Mah, kakak tu sama kayak kita. Mereka sedih juga kok. Kak Sunday balik kerja karena memang pekerjaan itu gak bisa ditinggal, sedangkan Kak Hari, masih di kota ini kok. Memang sih rencananya dia mau pergi lagi keluar kota buat kuliah lagi, lalu pagi-pagi tadi ia pergi setelah mendapat telephon untuk mengurus proyek dateline  yang ditinggalkan Ayah. Kalau kita tidak segera mengatasinya nanti akan kena pinalti dan denda Mah. Nanti sore juga kak Hari pulang kok, Mamah makan ya please demi aku. " Bujuk Friday sambil senyum.

Bi Ning berjalan menuju kamar Nyonya April yang tak lain adalah Mamanya Friday.

"Permisi Nyonya, Mas Friday kedatangan temannya, sekarang lagi nunggu di ruang tamu."

"Oh iya Bi, tolong sekalian bikin minuman ya, makasih Bi," Ucap Friday kepada Bibi Ning pembantu nya

"Mah, mamah makan sendiri dulu ya? Aku temui temen-temen dulu, beneran  makan loh!" Perintah Friday.

Dia pun menemui teman-temannya. Friday sangat terkejut melihat teman-temannya terutama ada Monday yang ikut datang ke rumahnya. Padahal mereka sama sekali bukan teman sekelasnya Friday.

"Hai, Vir, Siti, Mon, dan Mon hehe," sapa Friday 

Hening dan canggung.

Bibi Ning datang membawa minuman serta makanan ringan dan segera di hidangkan di meja.

"Silahkan di nikmati hidangannya mas dan mbak," ucap Bi Ning.

"Makasih Bi," jawab Monday dan teman-teman kompak. Bi Ning lalu pergi kembali ke dapur.

"Kami turut berduka cita ya Friday, maaf kalau kami datang sekarang, karena baru saja tau kabar itu dari Virgo," ucap Monday mengawali pembicaraan.

Friday menahan air mata yang sudah mengering, "Makasih ya semuanya, Ya kejadian ini begitu cepat, Ayah sama sekali ga ada tanda-tanda gejala sakit jantung atau riwayat jantung. Namun sekalinya terjadi. ..hiks..mmh ya gitu ..langsung meninggal,"

Hening kembali terjadi. Friday akhirnya menangis, air matanya keluar tapi tak sebanyak hari kemarin. Teman- Teman ikut berduka bahkan Monday dan Monic ikut menangisi kepergian Ayah Friday.

***

15 Menit Kemudian.

Monday dan teman -teman berpamitan pulang.

Monday naik mobilnya Siti, sedangkan Virgo naik motor membonceng Monic.

"Mon rumah kamu dimana?" tanya Siti.

"Rumahku di jalan S deket kok dari sini. Tapi nanti aku turun di perempatan lampu merah saja. Aku mau ke toko seluler, beli Handphone," ucap Monday.

"Mau aku temenin gak?" tanya Siti menawarkan diri.

"Boleh kalau kamu gak keberatan, soalnya aku ga tau tipe hape yang bagus tapi murah,"

"Yaudah ntar aku pilihin deh. Mmm Mon. Kamu apanya Friday?" tanya Siti tiba-tiba.

"Ya teman lah, emang kenapa?"

"Kamu ga ada perasaan suka gitu atau naksir." tanya Siti.

"Kok jadi bahas Friday sih.. Dia emang ganteng, banyak yang suka pasti nya. Kalau Aku pribadi sih, mungkin kagum aja sih, sebatas itu." Ungkap Monday

"Ooh .. "

"Kenapa?"

"Gak, gak apa-apa , Aku mmm soalnya Aku suka sih sama dia, Cinta malah." Jelas Siti dengan senyum.

Monday merasakan keanehan dihatinya. Seharusnya tak jadi masalah Siti mau suka sama Friday atau enggak. Tapi kenapa Monday merasa tidak senang.

"Eh udah sampe, yuk masuk kita pilih hape yang bagus." ajak Siti.

"Siti Uang aku budgetnya cuma 1 jutaan , cariin dong yang mana ya? " Monday kebingungan.

Setelah 30 Menit memilih, kemudian mengisi fitur aplikasi dan sekaligus belajar cara pakainya mereka lalu pulang. Siti mengantarkan Monday sampai ke depan Gang saja.

Sesampainya dirumah. Monday langsung mandi dan berganti pakaian. Handphone baru yang juga dia beli dengan hasil usaha sendiri. Sangat menyenangkan, andai Ibu dan Ayahnya masih hidup, pasti mereka akan berkata "Hebat Monday anak ayah." Lagi-lagi Monday terngiang memori kecilnya yang sangat bahagia kala itu.

Handphone baru ini sangat canggih. Monday bermain hp sampai lupa waktu. Sampai lupa Makan dan lupa belajar. Padahal 3 hari lagi Monday harus mempersiapkan dirinya untuk lomba matematika.

Maghrib pun datang. Monday segera ke Masjid untuk beribadah. Matanya selalu tertuju pada handphone barunya , dia chating dengan teman- temannya lewat media sosial.

Selesai Sholat di Masjid, tiba-tiba hatinya Monday tak tenang. Dia lupa sudah mengunci pintu atau belum.

"Ya Allah, semoga rumahku beserta isinya aman, aamiin." Doa Monday dalam hati.

Semua gara-gara Handphone pikirannya jadi tidak fokus. Cepat-cepat dia pergi meninggalkan masjid dan berlari kecil menuju rumah.

Monday segera mengecek pintu rumah. Betapa kagetnya Monday , dia belum menguncinya. Apalagi saat keluar Monday juga kelupaan menghidupkan lampu. Dia segera masuk dan mengambil celengan kaleng bekas roti.

"Alhamdulillah, masih aman," gumamnya.

Ini kesalahan yang fatal, akibat buruknya berlama-lama bermain Handphone. Fikiran tidak fokus dan waktu terbuang percuma. Pembelajaran untuk Monday kali ini.

Untuk menghemat listrik, Monday mematikan lampu . Dan hanya menghidupkan lampu teras, sedangkan di kamar Monday lampu yang menyala hanyalah lampu belajar, dan Monday masih mendapatkan seberkas  sinar lampu dari teras yang masuk melalui jendela kamarnya.

Begitulah cara hidup Monday. Dia harus menghemat terlebih lagi setelah membeli handphone, dia juga harus membeli pulsa dan paket data internet nantinya

Ohh sungguh membuang-buang uang .Pikir Monday. Dia harus menghasilkan uang dengan memanfaatkan media handphone ini.

Monday menghubungi nomer telephone Elis, Wanita bule yang pernah memberinya kartu nama.

"Hallo ,Who is this?" Elis menerima telephone dari Monday.

 Monday kebingungan apa yang ingin dia katakan, terlupakan begitu saja.

" Hallo..hallo... Elis it's me, Monday , Do you still remember me?" tanya Monday , dia berharap Elis mengingatnya

"Oh sure, I remember. You were the one who helped me when it was raining at that time. Can I help you?" Elis masih mengingat Monday dan dia berkata ada yang bisa dia bantu.

"Bisakah kita bertemu besok siang, Ada yang ingin ku bicarakan padamu. "

"Ok. Datanglah ke Gallery Saya. Saya ada kapan saja."

"Terimakasih Elis , bye" ucap Monday.

"Bye Monday," ucap Elis.

Mereka mengakhiri pembicaraan mereka. Elis dan Monday sering berbicara dengan menggunakan dua bahasa, terkadang bahasa Inggris terkadang bahasa Indonesia.

***

Pelajaran apakah yang bisa kalian dapat dari cerita ini? Tulis di kolom komentar ya