Malam itu Lily gadis polos dan culun yang bekerja sebagai room service disebuah hotel mengalami nasib naas karena diperkosa oleh seorang pria yang sedang mabuk namun siapa sangka itu justru membuatnya terjebak dalam sebuah pernikahan tanpa cinta hanya demi status bayi dalam kandungannya agar tidak menjadi anak haram seperti dirinya dan setelah bayinya lahir ia ditendang begitu saja dari keluarga Wilson, keluarga kaya raya di kotanya hingga membuatnya terpaksa berpisah dari bayinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~07
"Operasinya berhasil dan nenek anda sudah melewati masa kritis jadi tinggal menunggu beliau siuman." terang sang dokter ketika baru keluar dari ruang operasi.
Lily nampak lega mendengar operasi sang nenek berhasil, mengingat tindakan dilakukan selama 5 jam dan akhirnya neneknya takkan sakit lagi karena yang ia punya di dunia ini hanya neneknya seorang bahkan wanita itu yang membesarkannya sejak ibunya meninggal 12 tahun yang lalu.
"Selamat ya Ly," Eric pun juga ikut bersyukur dan langsung memeluk gadis itu.
"Aku merasa sangat bahagia, terima kasih sudah selalu ada." ucap Lily, akhirnya tak sia-sia ia merelakan kesuciannya direnggut oleh pria asing itu asalkan neneknya bisa sembuh.
"Sama-sama," Eric mengusap puncak kepalanya dengan lembut namun tanpa mereka sadari nampak seseorang menatapnya dari kejauhan.
"Tuan, apa ada sesuatu?" ucap tuan Miller ketika bosnya itu tiba-tiba berhenti mendadak.
"Tidak, kita kembali ke ibukota saja!" Alexander pun segera melanjutkan langkah kakinya setelah sebelumnya tak sengaja melihat gadis yang sebelumnya tidur dengannya itu sedang berpelukan dengan seorang pria. Hanya gadis biasa yang kebetulan singgah dan tak penting gumamnya.
Kini tak terasa hampir satu bulan sejak neneknya di operasi Lily merawatnya hingga pulih dan akhirnya gadis itu pun segera pergi ke ibukota untuk mulai magang.
"Aku janji setiap libur akan menjenguk nenek," ucapnya sebelum pergi.
Setelah menempuh beberapa jam perjalanan kini Lily telah sampai ditempat yang ia tuju, pertama ia mencari apartemen kecil-kecilan untuk ia sewa lalu membeli beberapa perlengkapan kerja juga.
Keesokan harinya Lily yang baru sampai nampak tercengang melihat sebuah gedung pencakar langit tak jauh dihadapannya itu, benarkah ini kantor barunya? Dilihatnya beberapa karyawan lalu lalang masuk dengan pakaian modis kekinian.
"Nona, apa yang kamu lakukan disini?" tiba-tiba security mendatanginya.
"A-aku mau bekerja disini." sahut Lily sedikit gugup mengingat security itu berbadan tinggi dan besar.
Pria itu pun langsung memindai penampilannya dari ujung kaki sampai rambut. "Tapi disini sedang tak membutuhkan OB," tegasnya.
Mendengar itu pun Lily tak merasa tersinggung namun justru tersenyum kecil. "Aku karyawan magang bagian desain," ucapnya seraya menunjukkan surat pengantar dari kampusnya.
Security langsung melihatnya, penampilan gadis itu memang sangat sederhana dan sedikit kampungan pikirnya, bagaimana tidak hari gini gadis itu masih memakai kemeja kotak-kotak berlengan panjang dipadukan dengan celana panjang dan juga sepatu butut, rambutnya dikepang dua belum lagi kacamata tebal yang membingkai matanya yang membuatnya terlihat semakin aneh.
kemudian security itu pun segera membawanya ke ruangan manager, kantor ini sangat besar dan berisi ratusan karyawan hingga membuat Lily sedikit grogi. Semoga saja ia betah disini mengingat gaji yang ditawarkan lumayan besar bagi seorang karyawan magang apalagi saat nanti ia diangkat menjadi karyawan tetap bisa dua kali lipat namun ia harus menunggu lulus kuliah dulu.
Setelah dijelaskan pekerjaannya dan menandatangani kontrak magang, Lily pun mengikuti managernya ke sebuah ruangan dimana beberapa karyawan nampak duduk di mejanya masing-masing.
"Perhatian semuanya hari ini kita kedatangan karyawan magang, sekarang kenalkan dirimu!" ucap sang manager hingga membuat para karyawan yang sibuk dengan pekerjaannya langsung memperhatikannya.
"Hai namaku Lily, aku karyawan magang disini mohon bimbingannya." gadis itu pun langsung memperkenalkan dirinya dan disambut hangat oleh sebagian dari mereka namun juga ada yang menatapnya aneh mungkin karena penampilannya yang sederhana.
"Baiklah Ly tempat dudukmu disana dan selamat bekerja," ucap manager personalianya lalu segera meninggalkan ruangan tersebut.
Lily segera melangkah menuju sebuah meja yang sebelumnya ditunjuk oleh managernya itu lalu duduk disana sembari menyapa karyawan lainnya agar lebih akrab.
"Aku Sarah senang bertemu denganmu," seorang wanita cantik dan sedikit gemuk langsung mengulurkan jabat tangannya dengan ramah dan tentu saja Lily langsung membalasnya namun tiba-tiba seseorang mendatangi mejanya.
"Tolong bantu aku menyelesaikan ini ya," ucap seorang wanita dengan dandanan menor seraya meletakkan sebuah dokumen diatas meja Lily.
"Aku juga," datang lagi seorang wanita lain lalu ikut meletakkan setumpuk dokumen dihadapan gadis itu.
Lily pun nampak bingung, apa seperti ini pekerjaan karyawan magang? tapi bukankah dalam kontrak kerjanya ia di dapuk sebagai seorang desainer produk?
"Dia anak baru tolong jangan terlalu diberi banyak kerjaan," Sarah pun langsung menegur kedua temannya itu.
"Dia itu anak magang, kamu tahu tidak arti magang? magang itu belajar jadi sudah seharusnya dia belajar semua pekerjaan terutama di departemen desain ini." potong salah satu dari kedua wanita itu.
Lily mengangguk kecil, mungkin memang seperti ini pekerjaan karyawan magang pikirnya. "Tidak apa-apa akan ku kerjakan pekerjaan nona Elizabeth," ucapnya seraya menatap name tag di pakaian wanita tersebut.
"Sekalian punyaku ya," timpal wanita satunya lagi yang bernama Nancy lalu kembali ke mejanya setelah meletakkan sebuah dokumen.
Dihari pertamanya bekerja Lily benar-benar mendapatkan tekanan, rupanya gaji yang besar juga sebanding dengan tekanannya namun ia tidak boleh menyerah karena hanya orang-orang pilihan yang bisa masuk ke dalam perusahaan sebonafit ini.
"Semangat Lily," gumamnya menyemangati dirinya sendiri. Ia merasa bukan siapa-siapa dan juga tidak cantik tidak seperti mereka yang rata-rata sangat modis jadi sudah sangat luar biasa diterima magang di perusahaan ini.
Siang harinya gadis itu pun mengeluarkan bekalnya saat jam makan siang tiba, ia sengaja membawa bekal sendiri karena belum hafal area kantornya terutama kantin.
"Eh apa kamu tahu, pekan ini tuan Wilson akan mengumumkan pertunangannya dengan nona Victoria," bisik-bisik beberapa karyawan yang baru datang setelah selesai makan siang.
"Mereka memang pasangan yang cocok, dengar-dengar nona Victoria adalah cinta pertama tuan Wilson." timpal Nancy yang juga baru datang.
"Aku jadi tak sabar menghadiri pestanya," imbuh yang lainnya lagi namun mereka langsung menutup mulut ketika Elisabeth datang.
Lily yang sedang makan pun hanya diam mendengarkan, apa tuan Wilson yang punya perusahaan ini gumamnya mengingat sebelumnya ia tak banyak cari tahu siapa pemilik perusahaan tempatnya magang namun itu bukan urusannya yang terpenting ia fokus bekerja saja.
"Ly, apa kamu sudah punya kekasih?" ucap Sarah, karyawan yang duduk disebelah mejanya.
Lily yang sedang merapikan bekas makannya pun langsung menggeleng, kemudian segera ia simpan dan bersiap untuk kembali bekerja.
Sarah diam-diam nampak memperhatikan gadis itu, sebenarnya lumayan cantik jika diperhatikan lebih jauh hanya saja penampilannya jujur sedikit kampungan, rambutnya dikepang dua, berkacamata tebal dan juga beberapa freckles menghiasi wajahnya.
"Lain kali jika nona Elizabeth ngomel jangan dimasukkan dalam hati ya dia cuma perawan tua yang selalu mengharapkan tuan Wilson tapi tuan Wilson malah tunangan sama model terkenal itu." bisik Sarah yang membuat Lily langsung menatapnya tak percaya.
"Benarkah?" Lily langsung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sebenarnya ia bukan tipe penggosip dan tak suka ikut campur urusan orang lain.
"Ly, apa kamu bisa antar dokumen ini ke bagian pemasaran!" tiba-tiba Elizabeth meletakkan sebuah dokumen diatas meja gadis itu.
"Tapi dia belum tahu ruangan departemen pemasaran nona Elizabeth," tukas Sarah saat wanita itu hendak pergi.
"Karena dia tidak tahu makanya aku menyuruhnya, kan dia punya mulut jadi fungsikan dengan benar," tegas wanita itu dengan sinis.
Lily nampak menghela napasnya kemudian mengambil dokumen tersebut. "Baiklah akan ku antarkan," ucapnya lalu segera beranjak dari duduknya.
"Telepon aku jika tidak tahu tempatnya Ly," bisik Sarah sebelum gadis itu meninggalkan mejanya
Lily hanya tersenyum tipis lantas bergegas pergi, kantor ini lumayan luas dengan beberapa lantai dan sesuai kata Sarah ruangan departemen pemasaran ada di lantai paling bawah dan ia pun segera turun mengingat kantornya ada di lantai 2.
"Sebaiknya aku tanya ke resepsionis saja," gumamnya setelah keluar dari lift namun langkahnya langsung terhenti ketika tak sengaja melihat seseorang yang begitu ingin ia hindari nampak baru masuk ke dalam kantornya tersebut.
"Pri-pria itu?" gumamnya tak percaya.
Haduh victori si hama juga datang,,,,,kamu datang aja di abaikan lho🤣🤣🤣🤣🤣piye ngono iku.....
Haduh eong Cinta ae gensi,malu,karena kily culun,,LiLy juga mbok yo berubah ojok katrok nemen2 LiLy
Entah amalan apa yang sudah kamu lakukan Ly 🌚...
Hingga membuat duo ib-lis itu demen ngibul /Sob/...
Memangnya kagak engap /Drool/...
Lemaahhhh dirimu Lex gampang baper adek kecilmu /Sob//Facepalm/...
Bukan dengan wanita lain sih okayy2 saja 🤸♀️🌚...