Sharmila, seorang wanita cantik, sedang bersiap untuk hari pernikahannya dengan Devan, bos perusahaan entertainment yang telah dipacarinya selama tiga tahun.
Namun, tiba-tiba Sharmila menerima serangkaian pesan foto dari Vivian, adik sepupunya. Foto kebersamaan Vivian dengan Devan. Hati Sharmila hancur menyadari pengkhianatan itu.
Di tengah kekalutan itu, Devan menghubungi Sharmila, meminta pernikahan diundur keesokan harinya.
Dengan tegas meskipun hatinya hancur, Sharmila membatalkan pernikahan dan mengakhiri hubungan mereka.
Tak ingin Vivian merasa menang, dan untuk menjaga kesehatan kakeknya, Sharmila mencari seorang pria untuk menjadi pengantin pengganti.
Lantas, bagaimana perjalanan pernikahan mereka selanjutnya? Apakah pernikahan karena kesepakatan itu akan berakhir bahagia? Ataukah justru sebaliknya?
Ikuti kisah selengkapnya dalam
KETIKA MUSUH MENJADI PENGANTIN PENGGANTI
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Red Lily
.
Bugh!!!
Satu pukulan mendarat keras di rahangnya membuat tubuh Devan terhuyung. Cengkramannya di pergelangan tangan Sharmila terlepas seketika.
“Berani-beraninya kau…!” bentaknya. Namun, ucapannya terhenti ketika dia menyadari siapa yang baru saja mendaratkan pukulan di wajahnya.
Zayden Arya Pratama, tengah berdiri tegak dengan sebelah tangan yang merangkul pundak Sharmila.
Seketika rahang Devan mengeras. Susah payah dia bisa bertemu dengan Sharmila, tetapi lagi-lagi Zayden menggagalkannya.
“Sepertinya aku datang di waktu yang tepat," ucap Zayden dengan senyum mengejek di wajahnya. “Kalau tidak, akan ada seorang pria pecundang yang membawa kabur istriku!"
“Zayden Arya Pratama, untuk apa kamu ke sini?” bentak Devan. Dua tangannya terkepal erat.
“Aku?" Zayden menunjuk hidungnya sendiri. “Kamu tidak lihat? Sudah jelas aku datang untuk menjemput istriku. Justru aku yang harusnya bertanya, apa yang dilakukan oleh Tuan Aditama di perusahaan orang? Setahuku, perusahaan Natakusuma sudah membatalkan kerjasama dengan perusahaan Aditama."
"Aku yang akan mengantarkan Sharmila pulang,” ucap Devan sambil kembali mencoba meraih tangan Sharmila.
Tangan Zayden nyaris kembali melayang. Namun, Sharmila menepis tangan Devan dengan kasar. “Devan, sudah kubilang sejak pernikahan batal, kita nggak ada hubungan lagi.”
“Kamu calon istriku. Dan kita telah bersama selama tiga tahun,” sanggah Devan. “Apa hubungan kita yang selama itu, bisa putus begitu saja hanya karena kedatangan orang yang baru beberapa hari?” Ada amarah dalam setiap kata Devan. Pria yang merasa tak terima dirinya tercampakkan.
Sharmila tertawa terkekeh mendengar ucapan Devan. “Siapa bilang hubungan kita akan putus begitu saja? Setelah kamu nikah sama Vivian, kamu akan menjadi adik iparku,” ucap Sharmila
Zayden tertawa terkekeh mendengar ucapan Sharmila. “Kamu juga bisa memanggilku kakak,” ucapnya. Lalu kembali merangkul pundak Sharmila. “Ayo kita pulang. Kamu pasti sudah lelah,” ucapnya.
Baru beberapa langkah, Zayden kembali menoleh ke arah Devan. “Aku pergi dulu ya, adik ipar,” ucapnya meledek.
Devan mengeraskan rahang. Ia merasa terhina. Pria itu baru tersadar ketika mereka berdua telah menjauh. Ia mencoba mengejar sambil memanggil nama Sharmila, tetapi keduanya telah masuk ke dalam lift. Rahangnya kembali mengeras melihat tangan zayden dengan lancang mengusap kepala Sharmila.
*
Mobil yang dikendarai oleh Ricky telah tiba di depan mansion mewah milik Zayden. Pria itu yang sepanjang perjalanan fokus dengan laptopnya membuat Sharmila menjadi canggung. Karena pria itu bahkan sama sekali tak mengajaknya bicara.
“Arya,” panggilnya ketika mobil telah berhenti dan Zayden masih tetap fokus dengan laptopnya.
Zayden menoleh sekilas. “Ada apa,” tanyanya.
“Terima kasih ya sudah menjemputku pulang hari ini,” ucap Sharmila.
Zayden terdiam masih menunggu karena sepertinya Sharmila belum selesai bicara.
“Sebenarnya, aku tidak mau merepotkanmu. Jadi kamu tidak perlu menjemputku aku kan bisa pulang dengan taksi,” ucap Sharmila lagi.
“Kenapa,” tanya Zayden. “Apa kamu menyesal tidak jadi pergi dengan Devan?” Nada suara pria itu berubah dingin.
Sharmila tertegun, padahal bukan seperti itu maksudnya. Dia hanya tak enak hati karena merepotkan Zayden. Tapi sepertinya kata-katanya malah membuat Zayden salah paham.
“Arya, bukan seperti itu maksudku.” Entah kenapa Sharmila merasa tidak nyaman dengan perubahan sikap Zayden yang begitu tiba-tiba.
“Sharmila, biar ku ingatkan padamu. Saat ini suamimu adalah aku. Jadi, jaga sikapmu jika di luar sana.” Zayden membuka pintu di sampingnya lalu keluar dan menutup pintu dengan keras membuat Sharmila tersentak. Pria itu melenggang meninggalkan Sharmila dengan pikirannya yang tak menentu.
“Apa aku melakukan kesalahan?” gumam Sharmila yang masih didengar oleh Ricky.
“Pasti tidak seperti itu. Mungkin tuan muda sedang tidak baik mood-nya,” ucap Ricky mencoba menghibur Sharmila.
“Tadi waktu dia menjemputku di dalam, di sana ada Devan. Tapi aku sama sekali tidak berniat untuk pergi dengan Devan.” Sharmila menjelaskan kejadiannya kepada Ricky.
Ricky menoleh dan tersenyum. “Mungkin Tuan Muda merasa cemburu,” ucapnya.
Sharmila mengerutkan kening dan sejenak kemudian wajahnya berubah menjadi merah. Arya cemburu padanya? Apa itu mungkin?
Ricky mengambil buket bunga yang ada di kursi di sampingnya dan memberikannya kepada Sharmila. “Ini buket bunga yang disiapkan oleh Tuan untuk Nyonya.”
“Sebenarnya tadi, tuan muda berencana ingin mengajak anda untuk makan malam di luar,” ucapnya lagi.
Kedua mata Sharmila terbelalak melihat itu, namun ia segera menerimanya. “Ini benar dari Arya?” tanyanya setengah tak percaya. Itu adalah Red Lily, apa iya Arya memang sengaja menyiapkan itu untuknya. Tapi dari mana Arya tahu jika itu adalah bunga kesukaannya?
“Tentu saja,” jawab Ricky tersenyum. “Apa menurut Anda Saya berani bersikap lancang dengan memberikan bunga untuk Anda. Saya masih belum ingin mati,”
“Terima kasih kak Ricky.” Sharmila buru-buru turun dari mobil dan masuk untuk mengejar Zayden. Dia harus bicara dan menjelaskan semuanya. Pertemuan dengan Devan benar-benar bukan keinginannya.
*
Sementara itu di tempat lain.
Gagal mengajak Sharmila bicara, membuat Devan semakin frustasi. Pria itu melajukan mobilnya dan masuk ke dalam sebuah night club. Entah sudah berapa gelas minuman yang ia habiskan, hanya untuk membuat hatinya menjadi tenang. Namun, semua itu gagal. Suasana hatinya malah menjadi semakin buruk.
“Devan, kenapa kamu menjadi seperti ini?” tanya Rio, temannya yang langsung datang begitu mendapat panggilan.
“Sharmila, dia benar-benar sudah tidak peduli padaku,” ucap Devan yang sudah merasa kepalanya sedikit pusing. “Dia pergi dengan pria itu. Dia sama sekali tak mau bicara padaku.” Berbicara sambil kembali menenggak minuman dalam gelasnya.
“Kenapa kamu cemas, Devan?” tanya Rio. “Bukankah Sharmila itu sangat mencintai kamu? Lagi pula, kamu kan bagai tahu bagaimana sifat Zayden. Dia itu cowok yang antipati terhadap wanita. Tidak mungkin dia benar-benar suka sama Sharmila.”
Devan menghela nafas mendengar kata-kata Rio. Sejak dulu dia tahu persis bagaimana perasaan Zayden terhadap Sharmila. Zayden bukan antipati terhadap wanita, tapi hanya mau dengan Sharmila.
“Bukankah Om David juga bilang, bahwa Zayden menikah dengan Sharmila hanya untuk mendapatkan proyek di kota B? Jadi apa yang harus kamu khawatirkan? Begitu proyek di kota B selesai, Zayden pasti akan meninggalkan Sharmila.”
Hanya Rio yang bicara, sedangkan Devan hanya fokus dengan gelas-gelas minumannya. Tuang lagi, tenggak lagi. Kosong. Tuang lagi dan tenggak lagi. Seperti itu seterusnya.
“Jadi lebih baik kamu abaikan saja Zayden. Lebih baik kamu berpikir bagaimana caranya agar kamu bisa membujuk Sharmila. Percaya saja kamu pasti akan dimaafkan. Secara dulu itu Sharmila cinta mati banget sama kamu.”
Kata-kata Rio hanya masuk ke telinga kanan lalu keluar lagi lewat telinga kiri.
Tak ada yang tahu Zayden melebihi dirinya. Zayden bukan mau menikahi Sharmila untuk mendapatkan proyek kota B. Tetapi sebaliknya, Zayden mengambil proyek kota B agar bisa mengikat Sharmila. Itulah fakta yang sebenarnya. Proyek kota B itu hanya alat.
Sok tau banget tentang Zayden dan Sharmila kau, Rio/Sweat/
Keren Thor novelnya 👍😍
tul nggak Mama 😄😄😄