NovelToon NovelToon
Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Riyaya Ntaap

menceritakan kisah cinta antara seorang santriwati dengan seorang Gus yang berawal dari permusuhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riyaya Ntaap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

taruhan?

**

" Kok baru balik? Lama amat di dapurnya. " Sisi menatap diva yang baru saja rebahan. Tak hanya sisi saja, kedua teman lainnya pun juga sama. Mereka sama sama menatap diva.

" Biasa lah, agak menggosip dulu. " Jawab diva. Ia merasa pinggangnya seperti hendak patah karena terlalu lama duduk.

Dila menatap jam yang terletak di atas meja belajarnya. " Mandi gih, bentar lagi adzan ashar. Tadi Dzuhur kamu shalat kah? " Ujarnya mengingatkan sekaligus bertanya, sebab Dzuhur tadi diva masih menjalani hukumannya membantu bik Ani.

Diva menggelengkan kepalanya pelan, ia tidak menunaikan shalat Dhuhur tadi.

" Belum, soalnya banyak banget yang harus di bantu. "

" Is is is tak patut. Yaudah mandi gih, ntar kelewatan shalat ashar nya juga. "

Diva menghela nafasnya panjang, dengan malas ia bangkit dari rebahan nya. Di tatapi nya ketiga temannya yang tidak bisa di ajak kompromi andai ia mencari sebuah alasan untuk tidak shalat.

" Apa? Mau ga shalat? Gak! Gak! Gak! Kalo tiba tiba meninggal gimana? Cepet mandiii " kayla menarik sebelah tangan diva yang sudah tampak begitu malas.

Belum juga diva mengatakan bahwa ia malas shalat, Dila sudah tau isi hatinya. Sungguh ajaib bukan? Memiliki teman seperti Dila adalah suatu keberuntungan sebenarnya, karena ia selalu mengingatkannya shalat, namun terkadang diva juga kesal karena Dila tidak bisa di ajak kerja sama agar mau menyembunyikan rasa malasnya.

Akhirnya dengan segala keterpaksaan diva mandi juga. Selagi diva mandi, Kayla menyiapkan mukenah untuk di pakai oleh diva. Mereka begitu kompak bukan?

" Kayaknya cewe kayak diva ini memang harus berjodoh sama laki laki yang tegas deh. " Ucap sisi.

" Yap, setuju! Asal kalian tau aja, dia itu kalau di luar pesantren udah bener bener salah pergaulan. Makanya mama nya masukin dia ke pesantren, berharap dia berubah. Alhamdulillah ada kemajuan, walaupun cuman dikit. " Sahut kayla panjang lebar.

" Salah pergaulan diva tuh masih termasuk kategori sedang. Dia kan cuman main balap motor aja, ga Sampek cek in. " Kayla menghela nafasnya panjang. Ia duduk di pinggir tempat tidur diva, menunggu diva selesai mandi.

" Iya sih, tapi juga lingga tuh aneh banget, dia ga marah sama sekali kalau cewe nya balap motor. " Sahut sisi

" Ya karna lingga juga anak motor. Mereka punya hobi yang sama. Background diva doang yang kelihatan polos kalo di sekolah, di luar sekolah dia tuh petakilan. "

" Andai kita satu sekolah waktu SMP, mungkin kami juga bisa kenal diva lebih dalam kayak kamu. "

Kayla hanya menghela nafasnya panjang, ia tidak yakin bahwa Kayla dan sisi bisa menerima sosok diva jika mereka kenal sejak SMP. Diva juga sebenarnya cukup sulit untuk berteman, makanya waktu SMP mereka hanya berdua saja.

Setelah tiga puluh menit kemudian, diva keluar dari dalam kamar mandi, ia sudah lengkap mengenakan baju gamisnya.

" Di pake mukenanya, enam menit lagi adzan. " Ujar sisi. Menyodorkan mukenah yang telah di persiapkan, kepada diva.

" Aigoooo Xie Xie jie jie. "

" Nyenyenye " sisi yang tidak tau harus membalas ucapan terimakasih diva dengan bahasa Mandarin, akhirnya ia hanya mencebik saja.

Diva buru buru mengenakan mukenanya, setelah itu mereka sama sama keluar dari kamar asrama, berjalan menuju masjid.

" Ma syaa Allah, kalian kompak banget. Ustadzah seneng deh liatnya. " Ujar ustadzah Malika ketika berpapasan dengan diva dan kawan kawannya.

Diva memutar bola matanya dengan malas karena harus berpapasan dengan ustadzah Malika. Sejak awal, diva dan ustadzah Malika memang tidak akur. Entah kenapa ustadzah Malika merasa bahwa diva adalah saingannya.

Ustadzah Malika beranggapan bahwa diva terlalu mencari perhatian Gus Zindan dengan tingkah tingkahnya. Diva memang tidak pernah memperdulikan sikap ustadzah Malika kepadanya, karena menurutnya tidak terlalu penting meladeni orang gila.

" Ya seneng dong ustadzah, kalo semisal ustadzah ga seneng berati udah kelewatan gila. Masak orang mau shalat aja di permasalahkan. " Sahutnya, Kayla menyenggol lengan diva, menyuruhnya untuk diam dengan bahasa isyarat seperti itu.

" Apa sih kay, senggol senggol. " Serunya dengan keras, sengaja diva melakukan itu agar ustadzah Malika segera pergi. Lama kelamaan diva muak juga melihatnya.

Benar saja, setelah itu ustadzah Malika pun pergi, membuat diva tersenyum senang dan menjulurkan lidahnya.

" Dasar Tante Tante! " Ketusnya dengan kesal.

" Kamu kenapa sih div, sensian amat kalo liat ustadzah Malika. " Tanya sisi. Mereka kembali melanjutkan jalan menuju masjid.

" Ya tanya dia tuh! Orang aku diem aja, ga caper ke Gus Zindan, masak dia nganggap aku sebagai saingan. Kan step! " Diva tampak begitu gregetan memberitahukan isi hatinya pada teman temannya.

" Udah, ga boleh gitu. Kalau bisa kita jangan punya banyak masalah. Biar bisa tamat dengan tenang. "

Diva menghela nafasnya panjang, berusaha untuk mengindahkan perkataan Kayla yang memang ada benarnya juga. Masalah yang ia perbuat cukup karena tidak mengerjakan pr ataupun tidur di kelas saja, jangan sampai bermasalah pada salah satu guru yang mengajar di pondok pesantren ini juga.

" Div ayooo, buruan! Nanti kita di hukum lagi karna terlambat datang nya. "

" Sabar ah elah, ngapain takut coba sama hukuman doang. " Diva berdecak kesal, dengan malas ia memakai kaus kakinya.

Kayla melipat kedua tangannya di depan dada menunggu Diva yang sedang memasang kaos kakinya sesekali mereka mengedarkan pandangan untuk melihat apakah ada Ustadzah atau Ustadz yang datang untuk mengecek setiap asrama sambil menunggu di pas selesai memasang kaos kakinya.

Sementara itu Diva kelihatan Sangat malas untuk memakai kaos kakinya apalagi untuk melakukan gotong royong yang memang dilakukan oleh setiap santriwati maupun santri setiap sorenya. Entah mengapa Diva merasa moodnya kurang baik hari ini, mungkin dengan bertemu Gus zindan baru mood-nya akan membaik.

Setelah memasang kaos kakinya di badan ketiga temannya mulai melangkahkan kaki meninggalkan kamar asrama mereka menuju lapangan untuk membersihkan sekitar dari sampah yang ada.

" yang bersih nanti suaminya brewokan "

Senyum semringah melihat kedatangan Gus zindan Entah kenapa Ia memiliki sebuah ide untuk mengerjai Gus zindan.

" nggak papa suaminya brewokan asal ganteng nggak kayak Gus zindan. Udah mukanya datar, nggak pernah senyum, galak, cerewet judes, emm paket komplit. "

Gus zindan memutar bola matanya dengan malas ia sudah terbiasa menghadapi kata-kata pedas Dari Diva yang selalu saja mencari celah untuk mengejeknya. Sementara itu beberapa teman yang berada di sekitar Diva tampak merasa ketakutan, takut jika sampai karena ucapan Diva yang membuat Gus zindan marah nanti mereka juga terkena amukan Gus zindan.

" saya doain Jodoh kamu seperti saya " ujar Gus zindan wajah datarnya.

" Iya, diva doain juga jodoh Gus zindan kayak Diva biar Gus zindan meningsoi muda. " setelah berucap demikian Diva menjulurkan lidahnya mengejek Gus zindan.

" ini mereka saling mendoakan satu sama lainnya jangan-jangan nanti Allah jodohkan mereka berdua lagi. " Sisi cekikikan memikirkan jika suatu saat nanti Diva dan Gus Zindan ternyata benar jodoh.

Sisi dan Kayla tampak menganggukkan kepala menyetujui perkataan Sisi, karena menurut mereka biasanya musuh jadi jodoh, dan mereka sudah banyak membaca novel sejenis itu.

" Ayo taruhan aku tebak Diva pasti jodohnya Gus zindan. " Seru Sisi tampak penuh semangat.

" nggak mau taruhan tapi aku setuju sama perkataan kamu " balas Dila.

Kayla hanya diam saja mendengar perkataan kedua temannya. Ia kemudian kembali melanjutkan aktivitas menyapunya agar bisa cepat selesai. Kayla Memang tidak peduli dengan siapa Diva akan berjodoh, yang terpenting baginya Diva bisa bahagia bersama pria itu. Dan Yang pastinya dengan siapapun diva berjodoh, Ia harap pria itu dapat membuat Diva menjadi pribadi yang semakin baik lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!