NovelToon NovelToon
Because I Want You

Because I Want You

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Lorong kecil

"Hai apa yang kalian lakukan di sini?"

"Ka ... ka ... kami tidak," belum selesai ucapan Rara.

"Pak ini tidak bisa di biarkan, udah seret saja mereka berdua ke rumah pak ustad secarang."

"Perbuatanya membuat malu kampung ini." sahut salah satu warga lalu menyeret gadis di dalam tidak lupa mereka juga menarik pria yang ada di dalam kamarnya.

"Jangan ..., jangan bawa kakakku." Teriak gadis berusia belasan tahun memohon pada warga yang ingin membawa kakaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lorong kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Kisah balik.

Malam itu Athur di hubungi partner kerjanya karena sangat penting, dia langsung menuju Cafe tempat mereka bertemu. Tidak membutuhkan waktu lama, mungkin sekitar lima belas menit pria itu sudah sampai di lokasi.

"Maaf lama," ujar Athur yang baru saja sampai.

"Santai aja bro."

"Ada masalah apa?" tanya Athur yang penasaran. Ya semua karna Devan mendesaknya harus datang malam ini juga.

"Kamu harus lihat ini." Devan menyodorkan laptopnya.

Athur membelalak kaget, seseorang di dalam rekaman itu tidak begitu jelas. Akan tetapi aksinya yang merusak barang-barang di gudang terlihat jelas. Pria itu mengepalkan tangan kuat, emosi tapi dia sadar posisinya.

"Apa kau sudah melacaknya?" Devan mengangguk.

"Terus, sudah tahu siapa pelakunya?" tanya Athur mengintrogasi.

"Bukti CCTV berakhir di sini. Semua CCTV mati, semua seperti di sengaja." jawab Devan menjelaskan.

"Bangsat."

"Cari tahu lagi. Mereka pasti meninggalkan jejak." perintah Athur tegas.

Kedua pria itu berbincang merencanakan apa yang harus di lakukan. Setelah hampir satu jam keduanya berbincang cukup serius. Dering ponsel Athur berbuyi, mengambil benda pipih itu meihat nama yang tertara di layar.

"Vina." gumam Athur yang masih terdengar oleh Devan.

"Hallo," ujar perempuan di sebrang sana.

"Hmm," sahut Athur yang masih sedikit serius.

"Bisa jemput Vina di club Xx, dia mabuk berat." jelas seseorang mengabari Athur.

"Siapa kamu?" tanya Athur, karena suara itu sangat familiar di teli.nganya.

"Aku temanya. Cepat datang," ujarnya lalu mematikan panggilan itu.

"Pergilah."

Devan melirik kearah Athur, raut wajahnya terlihat ada kecemasan. Mengerti jika ada yang tidak beres Devan mengakhiri pembicaraan, melanjutkan besok lagi. Keduanya sepakat, lalu pergi meninggalkan Cafe.

Namun di perjalanan motor Athur di hadang beberapa orang. Mencoba menghindar dan melajukan motornya berbelok tanpa tujuan. Sampai tidak sadar jika dia sudah berada di jalan yang sepi dan sunyi. Para pengendara motor memepetkan kedua motornya, salah satunya menendang motor Athur. Hingga keseimbangannya mulai oleng dan jatuh.

Srak ...," bunyi motor yang jatuh terhempas. Athur terguling di jalanan. Karena lumayan keras pria itu mengalami beberapa luka di tangan kakinya juga.

"Brengsek!" umpatnya, berusaha bangun satu tanganya mengusap sesuatu yang sedikit mengalir di sudut bibirnya.

Bug!

Bug!

Belum sempat Athur berdiri tegap dari arah belakang seseorang memukulnya dengan benda keras. Kemudian dari arah samping kembali memukul, pria itu seperti mainan yang di lempar kesana kemari. Lima banding satu tentu saja tidak seimbang, tapi dia terus berusaha melawan sekuat tenaga.

Salah satu dari mereka memegang benda tajam, terus di arahkan padanya. Athur sebisa mungkin menghindar karena tenaganya seakan terkuras habis. Tapi kali semesta memang sedang tidak bersahabat dengannya.

Srak!

Ah ...! Brengsek!"

Sesuatu yang kental terus mengalir dari lenganya akibat goresan pisau. Kali ini Athur sudah tidak punya pilihan lain selain lari dan bersembunyi. Cukup dalam lukanya, berjalan tertatih dengan sedikit pincang. Pandanganya sudah mulai kabur akibat banyaknya darah yang keluar dari tubuhnya.

"Brengsek! Kemana dia lari. Cepat cari!"

"Tidak mungkin dia pergi jauh dengan luka seperti itu. Memencar." Perintah salah satu di antara mereka.

Sudah hampir satu jam mereka mencari sampai gang sempit. Mereka sama sekali tidak menemukan jejak pria itu. Seorang pria berdiri menunduk kelelahan, menoleh kekanan kekiri namun sepi. Pandanganya menutu pada tong sampah di sebrang jalan. Pikiranya tertuju pada benda itu, berjalan lalu membukanya.

"Sial! Sembunyi di mana ku banji****! umpatnya kesal dan menutup kasar tong sampah itu.

Di sebelah cela sempit, Athur melihat sosok itu. Detak jantungnya berdetak lebih cepat. Dengan pelan melangkah menyamping yang hanya muat satu orang. Berusaha menghindar agar tak tertangkap dan tetap menjaga kesadarannya. Terus berlari menjauh dari mereka sampai keseimbangannya kini tak lagi bisa di kendalikan, dan tubuh tinggi kekar itupun tumbang."

Brug!

Seorang perempuan menemukan pria tergeletak di samping rumahnya. Bola matanya membelalak mengetahui banyak darah yang keluar dari lengan pria itu. Tidak berpikir terlalu lama, Rara kemudian berlari kedalam rumah memanggil kedua adiknya yang sudah tertidur untuk membantunya. Ketiga remaja itu berusaha memapah pria asing dengan kondisi yang memprihatinkan masuk kedalam kamar Rara.

Rara berusaha membersihkan lukanya dengan air hangat. Mengikat kuat lengan pria itu dengan kain kasa menghentikan darah yang mengalir. Hampir 24 jam lelaki itu tak sadarkan diri.

"Emmm," lenguhan kecil pria itu terdengar di telinga Rara. Bersyukur akhirnya di hari kedua menemukannya dia sadar juga. Waktu kini menunjukan pukul 8 malam.

"Syukurlah kau sudah sadar?" tanya seorang gadis di sampingnya.

"Aku di mana?" tanyanya bingung.

"Aku menemukanmu di samping rumah." ujarnya menjawab kebingungannya.

"Apa kau korban tabrak lari? Atau kau pencuri yang di keroyok warga? tanya Dino penasaran melihat sekujur tubuh dan wajah lebam apa lagi luka di lenganya begitu dalam. Pria itu menggelengkan kepalanya menandakan jika tidak ada yang benar dari semua pertanyaannya.

"Lalu?"

"Terima kasih sudah menolongku," ucap pria itu meringis ketika dia berusaha ingin bersandar.

"Luka tanganmu dalam, jangan banyak bergerak dulu." ujar Rara menjelaskan sedikit kwatir.

"Aku akan membawamu ke rumah sakit." timpalnya kemdia gadis itu bangun berbalik.

Rara berhenti karena merasa ada yang memegang pergelangan tanganya. Menoleh ke belakang, benar saja pria itu menahanya.

"Jangan."

"Kenapa?" tanya Rara bingung.

"Aku tidak bisa banyak menjelaskan. Tolong bantu aku untuk bersembunyi." ujarnya memohon.

"Tapi ...," Rara bingung dengan situasi kondisi saat ini. Tidak mungkin dia membiarkan pria asing tinggal di rumahnya. Apa lagi di rumah itu tidak ada orang dewasa hanya ada kedua adiknya.

"Kasian kak, biarkan saja beberapa malam di sini." uajar Nina memecahkan kebingungan Rara.

"Iya betul kak, lihat kondisinya sangat buruk." timpal Dina menyetujui saran Nina.

"Baiklah, tapi ..., kakak tidak memiliki persedian obat untuk mengobati lukanya. Apa kalian bisa membantuku membelikan di apotik depan sana?" ujar Rara meminta bantuan pada adiknya.

"Baiklah," sahut keduanya bersamaan.

Kedua pria dan wanita remaja itu keluar rumah menggunakan sepeda berboncengan. Dino menggoes dengan kekuatan penuh ajar cepat sampai. Mengingat betapa parah luka pria itu, Nina berpegangan melingkar kuat memeluk Dino.

"Din, jangan cepat-cepat. Nanti jatuh," teriak Nina pada adiknya.

"Diam saja kau Kak."sahutnya ketus.

Di lain tempat sebelum pergi ternyata Nina dan Dino lupa menutup rapat. Tanpa mereka sadari ada perempuan masuk ke rumah itu awalnya dia hanya ingin meminjam buku pelajaran Rara. Karena dua hari tidak masuk sekolah. Namun, dia malah mendapati seorang pria tidak mengenakan baju berbaring di ranjang. Sedangkan Rara sedang mengelap lengan pria itu. Mereka terlihat seakan sedang berciuman.

Brag!

"Hai apa yang kalian lakukan di sini?"

"Ka ... ka ... kami tidak," belum selesai ucapan Rara.

"Pak ini tidak bisa di biarkan, udah seret saja mereka berdua ke rumah pak ustad secarang."

"Perbuatanya membuat malu kampung ini." sahut salah satu warga lalu menyeret gadis di dalam tidak lupa mereka juga menarik pria yang ada di dalam kamarnya.

Dari arah luar Nina dan Dino berlari melihat sekerumunan warga di dalam rumahnya. Berusaha masuk dan menyingkirkan orang-orang itu. Terdengar jelas di telinga mereka, jika sang Kakak sedang di introgasi oleh beberapa orang. Namun, mereka telat dan tak bisa berbuat apa-apa melihat sang kakak dan pria itu ditarik paksa.

"Jangan ..., jangan bawa kakakku." Teriak gadis berusia belasan tahun memohon pada warga yang ingin membawa kakaknya.

"Anak kecil jangan ikut campur!" bentak seorang pria dewasa yang merasa jika kakinya di pegangin.

"Mereka sudah membuat malu. Kalian harus menikah!" tegas salah satu warga yang terus saja memprovokasi.

"Iya betul, cepat bawa mereka dan langsung saja nikahkan." timpal salah satunya bersahutan.

*****

"Begitulah ceritanya," Louise mendengarkan dengan serius apa yang Athur ceritakan.

"Terus bagaimana kedepannya? Kau tahu sudah bertunang dan sekarang kau suami dari gadis itu? Papa tidak ingin kau lari dari tanggung jawabmu." tegas Louise mengingatkan Athur.

"Iya pah Athur tahu."

"Jangan sampai kau salah memilih. Papa tahu posisimu tidak mudah untuk memilih. Tapi kau harus memilih salah satunya, jangan serakah." Louise memegang bahu Athur mengingatkan anaknya dengan ketegasannya. Athur mengangguk faham apa yang di sampaikannya.

1
🌹Widianingsih,💐♥️
kemana kedua orang tua nya kak ?
kok bisa dinikahkan sih ?
🌹Widianingsih,💐♥️: ohh ..kasihan yaa, tapi mereka anak-anak yang mandiri👍
total 2 replies
Cahaya 17
Nina Katro🤭 nggak pernah lihat dapur bagus
🌹Widianingsih,💐♥️
hai kakak...aku mampir🙏
Duh kasihan sekali masih muda 17 tahun sudah dinikahkan, terlalu muda sekali, mana suaminya juga baru kenal.....kok begitu sih ?😭
Embhul82: makasih bnyak.kak 👍
total 1 replies
me
semangat terus thor
me
wah papah Louise sedang honey moon nih 🤣
Embhul82: 🤭mumpunh nggak ada yg ganggu
total 1 replies
me
lanjut thor👍💪
Cahaya 17
lanjut💪
me
lanjut 💪
Cahaya 17
lanjut 👍
rokhatii
lanjut thor💪
Embhul82: makasih dukunganya
total 1 replies
me
💪
Cahaya 17
jangan kasih lemah karakter Rara Thor. ku tunggu kelanjutanya💪
Embhul82: makasih sudah selalu dukung
total 1 replies
Cahaya 17
lanjut up double 🤭
Embhul82: tidak janji ya kak🤭
total 1 replies
Cahaya 17
Bagus Thor lanjut pantang nyerah
Cahaya 17
buat penasaran pembaca kamu thor
Embhul82: makasih sudah mampur
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!