Safira, anak kecil yang harus menerima kenyataan kalau orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan, dia yang baru berusia dua tahun di titipkan mendiang ayahnya pada sahabatnya Hendra.
Masa kecilnya di penuhi dengan kebahagiaan, sampai usia remajanya dia menemukan banyak hal dalam hidupnya. Cinta, pengorbanan dan juga kesedihan.
Mampukah dia bahagia dengan banyak pilihan sulit dalam hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kunjungan Samuel
Safira tertidur di kamar Vandra, mungkin karena tadi melewatkan tidur siangnya.
Ceklek.
Suara pintu kamar mandi yang dibuka. Vandra keluar dan sudah lengkap dengan pakaiannya.
"Udah nyenyak aja, padahal tadi semangat banget" ucap Vandra sambil membenarkan posisi tidur Safira.
Vandra turun ke bawah dan mengambil minum karena merasa haus. Di dapur Vania sudah berkutat dengan semua bahan masakan bersama Tari.
"Adekmu mana bang?" tanya Vania saat melihat Vandra ke dapur
"Tidur ma, sepertinya tadi siang dia gak tidur" jawab Vandra mengambil minum dan pergi lagi ke kamar
Vandra biasa mengerjakan semua tugas sekolah saat pulang agar saat malam dia bisa bersantai dengan Safira.
Drttt ... Drtt...
Bunyi ponsel Vandra. Dia segera membuka ponselnya dan melihat isi chat dari teman temannya.
"Grup cowok tampan"
Raka playboy: udah pada ngerjain tugas belum???
Dani bawel: besok aja lah
Mr.rayyan: dilarang minta contekan!!!
Dani bawel: sadis banget sih ray...
Raka playboy: berbaik hatilah sedikit tuan Rayyan
Sagara: yang nyontek pindah kelas aja
Mr Rayyan:i ya tuh malu maluin aja
Vandranya Fira: no coment!!!
Dani bawel: Abang kulkas sekalinya muncul bikin sakit hati
Vandranya Fira: gue bukan Abang lo
Raka playboy: hahahahaha....sukurin lu dan
Sagara: macam macam sih
Mr.rayyan: hati hati sama Vandra besok Dan
Percakapan dalam pesan pun berakhir dan Vandra kembali mengerjakan tugasnya yang belum selesai.
Jam makan malam tiba dan di saat bersamaan Hendra datang bersama Samuel yang berkunjung. Safira juga sudah bangun dan mandi, setelah makan malam mereka berkumpul di ruang keluarga. Samuel sudah menikah dengan sekertaris Hendra yang bernama Kamila dan sekarang sudah memiliki anak yang baru berumur 3 tahun.
"Om Sam... Kenapa adik bayinya gak di ajak kan Fira mau ketemu juga" protes Safira dengan wajah cemberutnya.
"Maaf sayang tadi om dari kantor dan langsung kesini" ucap Samuel sambil mengusap kepala Safira "adik bayi dan Tante Mila sedang di rumah neneknya menginap disana" jelas Samuel agar Safira tidak marah lagi
"Memangnya rumah neneknya jauh ya?" tanya Safira polos.
"Iya sayang jauh, harus naik pesawat dulu" ucap Samuel yang gemas dengan Safira
"Opa sama Oma Fira juga jauh rumahnya, kesininya cuma pas lebaran aja, tapi Safira senang soalnya suka bawa oleh oleh" ucap Safira dengan ekspresi yang berbeda beda, dari sedih langsung ceria.
"Jadi ketemu Opa Omanya cuma mau oleh oleh dong" ledek Samuel sambil menoel pipi gembul Safira.
"Nggak dong Fira juga sayang Opa sama Oma, kalau oleh oleh mah itu bonusnya kata papa" polos Safira membawa bawa nama Hendra.
"Loh ko papa sih, kapan papa bicara seperti itu" protes Hendra pura pura merajuk
"Iyain aja sih pa nanti Safiranya ngambek loh" pinta Vania pada sang suami.
"Hemmm iya deh" pasrah Hendra dan di tertawakan Samuel dan Safira.
"Gimana sekolahnya jagoannya om?" tanya Samuel pada Vandra
"Lumayan om" jawab Vandra sopan.
"Fira juga di tanya dong om" pinta Safira cemburu.
"Males ah om kalau nanya Fira" bohong Samuel menggoda Safira
Safira langsung berkaca kaca dan menghampiri Vandra "Abang... Hiks.. hiks.. om Samuel nakal" adu Safira pada Vandra
"Jangan nangis dong cantiknya om, om cuma bercanda ko" ucap Samuel menghampiri Safira "coba lihat nih om bawa apa?" bujuk Samuel dan menyodorkan paper bag di tangannya yang tadi di sembunyikan.
Shafira yang melihat itu langsung menoleh dan mengambil paper bagnya "ini apa om?" tanya Safira.
"Coba Safira lihat sendiri" ucap Samuel kembali duduk di sofa
Dengan sogokan Samuel Safira kembali ceria, ketika di buka ternyata paper bag itu berisi boneka kelinci ukuran sedang berwarna pink dengan pita merah di kepalanya.
"Waahhh ini bagus sekali om, Safira suka" ucap Safira dan menghampiri Samuel lalu memeluknya "terima kasih Om Sam" ucap Safira tulus.
"Sama sama cantik" jawab Samuel sambil mencium kening safira. Vandra melirik tak suka saat Safira di cium.
"Abang ajak Fira bobo dulu ma, ini sudah malam" ucap Vandra meminta izin pada mamanya
"Ya sudah, Safira bobo ya ini sudah malam" pinta Vania pada Safira.
"Iya ma" Safira pun berdiri bersama Vandra dan pamit untuk tidur pada mama, papa dan omnya.
Setelah Vandra dan Safira naik menuju kamarnya.
"Kelihatannya Safira semakin dekat dengan Vandra ya?" tanya Samuel pada Hendra dan Vania.
"Iya, malah sepertinya kalau tidak sekolah dia akan menempel terus pada Vandra" jawab Hendra
"Tadi aja dia ikut pak Jamal jemput Vandra di sekolah, aku sampai panik pas pulang arisan Safira nggak ada di rumah" ucap Vania mengatakan kejadian tadi siang "untung pak satpam ngasih tau tadi" ucap Vania lagi.
"Loh bukannya Safira ditemani mbak Tari kalau pulang sekolah ma?" tanya Hendra saat mendengar kejadian tadi.
"Iya tadi katanya mbak Tari di suruh Fira bikin jus pas pak Jamal mau pergi jemput Vandra" ucap Vania menjelaskan "dan Safira langsung keluar ikut pak Jamal dengan alasan sudah di izinkan mbak tari" ucap Vania menjelaskan lagi.
"Aduhh anak ini benar benar ya bikin khawatir aja" gemas Hendra
"Maklum lah DRA, Safira kan disini gak ada teman dan cuma dekat dengan Vandra" ucap Samuel menenangkan Hendra.
"Tapi jangan salah loh kak sam, Safira di sekolah juga terkenal" ucap Vania bangga.
"Terkenal apa memangnya Nia?" tanya Samuel.
"Terkenal cantik dan tukang bikin ulah" jawab Vania sambil tertawa "dia banyak temannya loh di sekolah" jawab Vania lagi.
"Hahaha.. wah kalau itu sih sudah terlihat bakatnya dari Fira masih kecil, bakat bikin orang jatuh cinta" ucap Samuel sambil tertawa
"Anak gue gitu loh" ucap Hendra bangga dan di tatap datar Vania dan Samuel.
"PD sekali anda" ledek Samuel
"Kalau nggak PD gak akan dapetin istri gue yang cantik ini" balas Hendra sambil merangkul Vania
"Nama Safira sama kaya nama belakang kamu Nia" ucap Samuel
"Iya aku juga penasaran, jangan jangan almarhum Irsyad pernah naksir kamu ma" ucap Hendra sambil melirik Vania.
Nama lengkap Vania adalah Vania Safira dan nama nama lengkap Safira adalah Safira Anindya, karena sekarang Fira sudah menjadi bagian keluarga Adiwinata jadi di belakang namanya terdapat nama Adiwinata. Safira Anindya Adiwinata.
"Kamu nih ada ada aja sih pa" jawab Vania gugup dan disadari oleh Hendra dan Samuel.
"Jujur aja kenapa sih ma, kan masa lalu ini" pinta Hendra pada istrinya "papa nggak akan marah ko, toh papa juga kan sahabatan sama almarhum Irsyad sudah dari SMA" ucap Hendra dengan penuh harap.
Samuel hanya menyimak meski penasaran juga dengan cerita masa lalu Irsyad yang dari dulu sedikit tertutup jika masalah asmara.
"Hhahh..." Vania menarik nafasnya "oke aku akan jelaskan supaya kalian gak negatif thinking sama aku" ucap tegas Vania.
"Kak Irsyad memang dulu pernah mengungkapkan perasaanya sama aku, tapi dia nggak berani bilang sama kalian para sahabatnya karena saat itu papa juga naksir mama" ucap Vania menjelaskan "kak Irsyad memilih mundur karena tahu mama sukanya sama papa dan nggak mau hubungan persahabatan jadi rusak" jelas Vania lagi kepada Hendra dan Samuel.
"Aku nggak tau nama Safira ada hubungannya sama aku atau nggak, tapi yang pasti kak Irsyad itu orang yang baik dan dewasa jadi dia pasti juga sangat mencintai istrinya" ucap Vania lagi
"Iya saat pernikahannya juga kan dulu kelihatan banget almarhum sangat menyayangi istrinya" jawab Samuel sambil mengingat masa lalu.
"Iya dia sampai ngambilin makan sama nyuapin istrinya karena takut istrinya kecapean, dan kita semua ledekin dia" balas Hendra yang juga mengingat waktu saat sahabatnya itu menikah dulu.
"Semoga keduanya tenang dan di terima amal ibadahnya" do'a Hendra untuk almarhum Irsyad dan istrinya.
"Aamiin yaa rabbal aalamiin" jawab Samuel dan Vania bersamaan.
"Sudah terlalu malam nih Sam, Lo nginep aja biar besok berangkat langsung dari sini" pinta Hendra "toh istrimu juga kan lagi di rumah mertuamu" ucap Hendra lagi.
"Boleh lah.. lumayan ngirit sarapan besok" timpal Samuel cekikikan.
"Dasar Luh" jawab Hendra
Merekapun mengakhiri bincang bincangnya dan menuju kamar masing masing, Samuel selalu menempati kamar tamu di bawah jika sedang menginap di sana.
Sebelum masuk kamar Vania mampir dulu ke kamar anak anaknya dan melihat mereka setelah itu baru masuk ke kamarnya. Di kamar, Vania merenung dan mengingat percakapannya tadi bersama suaminya dan samuel. Hendra sedang di kamar mandi.
"Aku tak bisa memilikimu dan memilih mundur Safira, tapi rasa sayangku ini sudah terlalu besar padamu jadi aku meminta izinmu. jika suatu hari aku memiliki pasangan dan aku memiliki anak perempuan aku akan memberikannya namamu" ucap seseorang di masa lalu vania. ya, dia adalah Irsyad, dia selalu memanggil Vania dengan sebutan Safira.
Vania menghembuskan nafasnya, biarlah cerita ini hanya dirinya dan almarhum Irsyad yang tahu, Vania sangat menghargai perasaan Irsyad dan tak akan mempermasalahkan semuanya karena baginya Irsyad adalah sosok kakak yang baik.
Cklek.
Suara pintu kamar mandi di buka dan keluarlah sosok Hendra.
"Mama kenapa?" tanya Hendra yang melihat istrinya melamun.
"Nggak pa, mama hanya ngantuk aja, nungguin papa beres juga" jawab Vania dengan senyuman.
"Ya sudah ayo tidur, kamu juga pasti lelah kan" ajak Hendra dan langsung membawa Vania dalam pelukannya.
Di kamar Safira, dia terbangun karena haus tapi dia lupa menyediakan air di kamarnya, bukannya ke dapur mengambil air, Safira lebih memilih masuk ke kamar abangnya dan meminum air di meja belajar vandra. bahkan dengan santai dia tidur di samping abangnya itu. Vandra yang merasa terganggu tidurnya kaget melihat Safira yang tertidur di kamarnya. Vandra lalu menyelimuti Safira dan memilih untuk pindah ke sofa agar Safira bisa tidur dengan nyaman, karena dia tahu mereka tidak boleh tidur satu ranjang.
saingan. berat sagata
vandra atau siap ya js Ppenasaran
mdh2an bab selanjutnya Safira happy ya KA
kasihan masih kecil Uda ditinggal SM kedua orang tua nya
untung aja d titipin SM Hendra anaknya buat jadi adiknya Vandra
lanjut ka