Malam itu sepasang suami istri yang baru saja melahirkan putri pertamanya di buat shock oleh kedatangan sesosok pria tampan berpenampilan serba putih. Bahkan rambut panjang nya pun begitu putih bersih. Tatapannya begitu tajam seolah mengunci tatapan pasangan suami istri itu agar tidak berpaling darinya.
“Si siapa kau?” Dengan tubuh bergetar pasangan suami istri itu terus berpelukan dan mencoba melindungi putri kecil mereka.
“Kalian tidak perlu tau siapa aku. Yang harus kalian lakukan adalah menjaga baik baik milikku. Dia mungkin anak kalian. Tapi dia tetap milikku sepenuhnya.” Jawab pria tampan berjubah putih itu penuh penekanan juga nada memerintah.
Setelah menjawab wujud tampan pria itu tiba tiba menghilang begitu saja menyisakan ketakutan pada sepasang suami istri tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
Beberapa saat di kuasai oleh keterkejutan akan kehadiran Artha yang sangat tiba tiba, Dewi pun akhirnya sadar. Artha bisa muncul kapan saja dan dimana saja semaunya.
“Kenapa melepas kalungnya?”
Dewi menunduk. Kalung itu sudah kembali terpasang di lehernya sejak dirinya terbangun kemarin. Dan sampai sekarang Dewi belum kembali melepasnya. Dewi juga tau yang memakaikan kalung itu pastilah Artha. Tidak mungkin ibunya, apa lagi ayahnya.
“Nggak papa. Aku hanya merasa tidak seharusnya menyimpan barang yang tidak seharusnya menjadi milikku.” Jawab Dewi pelan.
Artha tersenyum miring. Dewinya yang sekarang tidak seperti Dewi yang dulu. Dan Artha berpikir mungkin karena mereka hidup di lingkungan juga dunia yang berbeda.
“Kenapa nggak seharusnya menjadi milik kamu? Bukannya aku berikan itu buat kamu?” Artha sengaja memancing. Dia ingin tau sampai mana Dewi bisa terus mengelak darinya.
Dewi menegakkan kepalanya. Dia menoleh menatap Artha yang begitu santai tanpa beban saat berbicara. Bahkan ekspresi wajahnya tidak ada sedikitpun terlihat merasa bersalah.
“Kamu bisa nggak sih nggak usah pura pura nggak tau. Kamu kan yang bilang sendiri kamu sedang berusaha untuk milik kamu. Ngapain kamu masih disini? Ngapain juga kamu nolongin aku kemarin?” Dewi mulai emosi.
Namun Artha justru terkekeh melihat gadisnya emosi.
Sementara Dewi, dia kembali bermaksud melepas kalung yang menggelantung di lehernya namun tidak bisa. Dewi tidak kunjung menemukan pengait nya.
“Kalung itu tidak akan bisa di lepaskan karena memang sudah sampai pada pemiliknya.”
Dewi terdiam. Dia benar benar tidak tau apa maksud dan tujuan Artha terus mendekatinya.
“Darahku? Jantungku?” Tanya Dewi pelan. Dewi ingat apa yang di katakan siluman ular itu saat melilit tubuhnya. Darah juga jantungnya sangat berguna sebagai syarat menguasai kehidupan.
Senyum Artha memudar. Kini tatapannya menjadi sangat serius pada Dewi yang menatap lurus ke depan.
“Apa kamu juga mempunyai niat untuk menguasai dunia?” Tanya Dewi dengan suara lirih bahkan hampir tidak terdengar. Dewi tidak bisa membayangkan jika Artha juga mempunyai niat demikian.
“Pemikiran macam apa itu?” Nada pertanyaan Artha sedikit meninggi membuat Dewi kembali menunduk.
Dewi sendiri tidak tau kenapa kata kata itu bisa dengan mudah lolos dari bibirnya.
“Dewi...” Artha memutar pelan tubuh Dewi kemudian meraih kedua tangan gadis itu. Dia menggenggam lembut kedua tangan Dewi.
“Artha tolong...”
“Tolong jangan menyela dan dengarkan baik baik.” Sela Artha pelan.
Dewi langsung diam. Dia menurut pada apa yang Artha katakan.
“Istriku... Sebenarnya dia sudah meninggal.” Ujar Artha membuat Dewi langsung mendongakkan kepalanya.
“Apa?” Tanya Dewi lirih. Dia menggeleng tidak percaya dengan apa yang Artha katakan.
“Ya.. Dia sudah meninggal. Tapi aku membuatnya lahir kembali semauku. Dan kamu tau dimana dia sekarang?”
Dewi diam. Dia sebenarnya tidak paham dengan yang Artha maksud lahir kembali.
“Dia ada di depanku sekarang.” Lanjut Artha dengan tatapan dalam pada Dewi.
Dewi semakin shock. Artha semakin membuatnya tidak mengerti.
“Apa maksud kamu?”
Sesaat Artha terdiam. Memberitahu Dewi tentang apa yang pernah Artha lakukan dulu tentu ada konsekuensinya. Maharaja akan memberinya hukuman karena memberitahu rahasia besar tentang reinkarnasi yang melanggar aturan pada manusia. Tapi Artha tidak perduli. Artha tidak ingin Dewi salah paham kemudian menjauh darinya.
Artha pun menceritakan semuanya pada Dewi. Artha juga menjelaskan pada Dewi kenapa Dewi selalu merasakan Dejavu saat mengunjungi suatu tempat dengannya. Itu karena Dewi memang pernah datang di kehidupan sebelumnya bersama Artha.
Dewi terdiam mendengar cerita Artha. Gadis itu tidak menyangka jika Reinkarnasi itu benar benar ada.
“Suatu saat nanti, aku akan membawa kamu kembali Dewi..” Lirih Artha.
Dewi menggeleng.
“Bagaimana dengan ayah dan ibu?” Tanya Dewi yang khawatir akan di pisahkan dengan kedua orang tuanya.
Artha tersenyum tipis.
“Mereka akan baik baik saja. Mereka juga paham. Karena dari awal aku sudah menemui mereka dan memberitahukan tentang kamu yang adalah milikku.”
“Tapi Artha, aku...”
“Kamu tidak sama dengan mereka Wi.. Mereka hanya manusia biasa. Umur mereka tidak sepanjang umur kita.” Sela Artha.
Dewi kembali tidak paham.
“Maksudnya?”
“Meskipun kamu adalah reinkarnasi dari Dewi istriku, tapi kamu juga punya kehidupan abadi. Kamu dapat berusia bahkan sampai 50.000 tahun ke depan.” Jawab Artha membuat Dewi semakin tidak percaya.
“Enggak, kamu pasti bohong kan?”
Artha menghela napas. Pria itu kemudian membelai lembut pipi Dewi.
“Tapi ini adalah kenyataan yang harus kamu terima Dewi. Kamu adalah istriku.”
Dewi diam. Membayangkan hidupnya yang abadi tanpa sosok kedua orang tuanya, Dewi benar benar merasa tidak sanggup. Dewi tidak terbiasa hidup tanpa kasih sayang dan perhatian kedua orang tuanya.
“Dewi...”
“Artha.. Bisa biarin aku sendiri?” Sela Dewi meminta pengertian pada Artha agar memberinya waktu untuk memikirkan semuanya dengan tenang.
Artha sesaat terdiam sebelum akhirnya menganggukkan kepala setuju dengan permintaan Dewi. Artha kemudian menghilang begitu saja dari hadapan Dewi. Sementara Dewi, dia terdiam di tempatnya duduk. Ucapan Artha membuat Dewi benar benar tidak menyangka. Antara percaya dan tidak, namun Dewi tau Artha tidak mungkin bercanda jika sudah menyangkut kehidupan nya.
Sepulang nya dari rumah sakit, Dewi langsung menanyakan perihal asal usulnya pada kedua orang tuanya. Mereka dengan kompak menjawab bahwa Dewi adalah putri mereka. Putri yang Sita lahirkan dengan taruhan nyawa.
“Lalu bagaimana dengan Artha? Kenapa dia bisa mengenal Dewi? Kenapa dia bisa mengklaim Dewi adalah miliknya?”
Sita dan Doni menghela napas pelan. Mereka berdua terdiam untuk beberapa saat.
“Ibu juga tidak tau. Tapi malam itu, malam setelah kamu di lahirkan Artha tiba tiba datang. Dia mengatakan kalau ayah dan ibu harus menjaga kamu dengan baik. Dia juga mengatakan kalau kamu adalah miliknya.” Jelas Sita kembali mengingat kejadian di masa lalu.
Napas Dewi memburu. Bagaimana mungkin dirinya adalah istri dari seorang yang mempunyai kehidupan abadi. Sementara dirinya lahir wanita biasa.
“Kamu tau reinkarnasi?” Tanya Doni tiba tiba pada Dewi.
Dewi mengangguk pelan sebagai jawaban.
“Belakangan ini ayah berpikir, kamu bukan hanya reinkarnasi dari seorang Dewi, tapi titisan. Dan Artha yang mengatur semua itu. Mungkin ini takdir yang harus kamu jalani sayang. Ayah yakin Artha bisa menjaga kamu dengan baik.” Senyum Doni menjelaskan.
Sekarang Dewi tau kenapa dirinya menjadi incaran makhluk makhluk menyeramkan. Mungkin karena dirinya adalah reinkarnasi dari seorang yang Artha klaim sebagai istrinya.
“Jadi dia mendekatiku, melindungiku karena aku adalah istrinya di kehidupan sebelumnya?” Batin Dewi bertanya tanya.
Dewi tidak tau harus senang atau sedih. Semua kenyataan yang Artha katakan padanya mempunyai konsekuensi yang harus Dewi hadapi juga terima dengan ikhlas.
TBC