NovelToon NovelToon
Two Promises 2

Two Promises 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Angst / Romansa
Popularitas:517
Nilai: 5
Nama Author: Penulis Anonim

Season kedua dari "Two Promises"

Musim panas telah berlalu, dan Minamoto Haruki akhirnya berhasil menjalin hubungan dengan Yoshimoto Sakura. Namun, perjalanan waktu Haruki untuk menyelamatkan kekasihnya baru saja dimulai.

Seiring berjalannya waktu, bayang-bayang masa lalu mulai mengancam kebahagiaan mereka. Haruki harus menghadapi konflik internal keluarga Yoshimoto yang gelap, dan yang lebih mengerikan, rahasia besar yang selama ini disembunyikan Sakura mulai terungkap perlahan.

Akankah Haruki mampu mengungkap kebenaran dan mengubah takdir yang menanti? Atau, akankah usahanya sia-sia, membawa mereka pada akhir yang tragis seperti di masa lalu?

Saksikanlah perjuangan mereka dalam 'Two Promises 2"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 6 - Rapat Festival Sekolah dan Makan Malam Bersama

[22 September — 2015]

[•] SMA Hoshizora

•Ruang kelas 3-C

*POV Megumi

Saat ini aku sedang berada di depan kelas, menghadap ke arah teman-teman sekelasku.

Aku dan Yoshino-san ditunjuk oleh Tanaka-sensei untuk menjelaskan tentang festival sekolah.

Namun, yang mewakilkan kelas dalam rapat kemarin adalah aku. Sementara Yoshino-san malah berkencan dengan pacarnya. Menyebalkan sekali.

Dalam rapat kemarin pun, aku tak bisa berbuat banyak. Beruntungnya aku dibantu oleh Tsurugi-san.

•Kemarin...

[•] Ruang osis, SMA Hoshizora

Selama satu jam lebih rapat berlangsung, aku tak pernah satu kali pun menyampaikan saranku.

Bukan tanpa sebab, melainkan karena banyak sekali saran yang ditolak.

Padahal aku pikir kalau saran dari mereka semua itu sudah cukup bagus...

Bagaimana cara agar saranku dapat diterima nantinya?

"Kamihara-san!"

Suara Tsurugi-san yang memanggil namaku memecah lamunanku.

"Ada apa, Tsurugi-san?" tanyaku tersentak.

Tsurugi-san memiringkan kepalanya dengan bingung.

"Kamu kenapa, Kamihara-san? dari tadi kamu sama sekali tidak berbicara."

Aku tersenyum kecil. "Aku tidak apa-apa, Tsurugi-san. Aku hanya sedang... "

Tsurugi-san tersenyum. "Tak perlu buru-buru, Kamihara-san."

Kalimat yang diucapkan Tsurugi-san, buatku semakin tenang dari sebelumnya. Dia benar, aku tidak perlu buru-buru. Aku hanya perlu—

Pada saat itu, aku pun kembali teringat saran uang sempat dikatakan oleh Amane Shinji-san.

-Bagaimana kalau setiap kelas mengadakan semacam kios atau pameran, seperti kios yang menjual satu jenis makanan, ataupun pameran seni dari setiap kelas?

Itulah saran yang diucapkan oleh ketua kelas 3-A, namun ditolak mentah-mentah oleh ketua osis.

Padahal menurutku saran itu sudah sangat bagus, namun mengapa ditolak mentah-mentah oleh ketua osis? Di mana letak salahnya?

Aku mengangkat tangan kananku, lalu bertanya padanya. "Ano... kenapa ketua menolak saran dari Amane-san? bukankah saran darinya itu sudah cukup bagus?"

"Itu karena kurang menarik, Kamihara-san," jawab ketua Shigure sedikit menaikkan suara di awal.

Pikiranku langsung tertuju pada kata "Kurang menarik" yang diucapkan ketua Shigure tadi.

Kurang menarik di bagian apa? apa karena sudah biasa di festival sekolah lainnya?

Kalau begitu, aku memiliki beberapa pilihan yang mungkin akan menarik perhatian ketua Shigure.

"Ketua Shigure!"

Ketua Shigure mengangkat kepalanya. "Ada apa, Kamihara-san? apa kau dapat saran yang bagus?!"

Aku tersenyum menyipitkan mataku. "Tentu saja ada, ketua Shigure," jawabku.

Ketua Shigure tersenyum tipis, kemudian bergumam.

"Oh... Kau sudah memecahkan masalahnya ya, Kamihara-san. Jadi, apa idemu?"

"Aku hanya sedikit menambahkan ide dari Amane-san, ketua Shigure... "

Ketua Shigure menaikkan alisnya dan sedikit membuka bibirnya. Sepertinya dia tertarik. Aku pun melanjutkan perkataanku.

"Bagaimana kalau kita... "

•Saat ini...

"Eeehhhh!! Kontes kecantikan?!!"

Seisi kelas menjadi bising setelah mendengar perkataanku tentang kegiatan festival sekolah nanti.

Ya, ide yang aku katakan pada ketos di rapat kemarin adalah kontes kecantikan. Meskipun ide itu sempat ditolak olehnya...

•Kemarin...

"Bagaimana kalau kita mengadakan kontes kecantikan, ketua Shigure?"

Aku mengatakan ideku dengan percaya diri padanya, namun dia malah menjawab...

"Aku menolak, Kamihara-san."

Saat mendengar jawaban ketua Shigure atas ide yang aku katakan...

Aku membeku, tak menyangka kalau ideku akan ditolak mentah-mentah. Beruntungnya, Tsurugi-san pada saat itu...

"Kenapa kamu menolaknya, Shin-kun? padahal Kamihara-san sudah bersusah payah untuk memikirkannya!. Shin-kun jahat!"

Kalimat pedas diucapkan oleh Tsurugi-san pada ketua Shigure. Dia ingin ideku diterima olehnya.

"Atas dasar apa kau ingin ide Kamihara-san diterima, Rinka?" tanya ketua Shigure, matanya melirik sesaat ke arah Tsurugi-san.

Tsurugi-san tersenyum memicingkan matanya. "Bukan karena alasan penting kok, Shin-kun," jawabnya.

"Oh... jadi kau hanya ingin ya, Rinka?"

"Benar!"

Kemudian, mereka berdua saling melirik dengan tatapan yang tajam selama beberapa detik. Tekanannya dapat kurasakan dari kursiku.

Melihat mereka berdua seperti itu, aku jadi mempertanyakan status mereka sebagai ketua dan wakil ketua osis.

Setelah beberapa detik saling melirik, ketua Shigure pun mulai membuka bibirnya kembali.

Setelah itu, dia menatapku dengan tatapan tajam sambil tersenyum. Jantungku berdegup kencang saat ditatap olehnya.

"Ada apa, ketua Shigure?" tanyaku.

"Baiklah, aku menerima idemu, Kamihara-san."

Setelah ketua Shigure menerima ideku, kami pun mulai berdiskusi tentang kegiatan lainnya yang akan diadakan di festival nantinya.

Yah... meskipun sempat ada sedikit perselisihan antara ketua dan wakilnya.

•Saat ini...

Dan sekarang, di kelas ini kami... aku...

Sambil tersenyum aku memiringkan kepala ke kiri, aku pun bertanya pada teman sekelasku.

"Jadi, siapa yang mau ikut kontes kecantikan itu?!"

Saat kutanya, mereka semua mengarahkan jari telunjuknya padaku secara bersamaan.

Senyumku pudar secara perlahan saat melihat mereka menunjuk ke arahku.

"Kenapa kalian menunjuk ke arahku?" tanyaku berusaha tetap tenang.

"Tentu saja kamu yang kami tunjuk untuk ikut kontes itu, Megumi-chan!" sahut Sakura menjawab pertanyaanku.

"—Eh?"

* * *

•Beberapa jam kemudian...

[•] Di tengah perjalanan menuju rumah Sakura

*POV Haruki

Saat ini, aku sedang berjalan bersama Sakura menuju rumahnya.

Bukan karena keinginanku atau dirinya, aku pergi ke sana. Ini terjadi pada saat jam istirahat.

•Beberapa jam yang lalu...

Pada saat jam istirahat berlangsung, Sakura ingin berbicara empat mata denganku. Aku pun mengiyakan dan mengikutinya.

"Apa yang ingin kamu bicarakan denganku, Sakura?" tanyaku.

"Saat pulang nanti, bisakah kamu datang ke rumahku? ibuku ingin bertemu denganmu, Haruki-kun... "

Hanya itu yang Sakura katakan padaku. Saat kutanya alasan ibunya ingin bertemu denganku.

Dia menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Tidak tahu... Haruki-kun."

•Saat ini...

Kira-kira apa ya... alasan ibunya ingin bertemu denganku?

"Nee, Haruki-kun. Ekspresi Megumi-chan saat terkejut tadi lucu sekali ya?!"

Sakura bertanya, memecahkan lamunanku. Sambil tersenyum canggung, aku menjawab dengan cepat.

"Benar juga ya, Sakura."

Yah, walaupun saat ini aku tidak tahu. Saat sampai di sana nanti, aku akan mengetahuinya.

•Beberapa menit kemudian...

[•] Kediaman Keluarga Yoshimoto

Kami telah sampai di kediaman keluarga Yoshimoto, rumah sakura.

Tanpa pikir panjang, Sakura langsung membukakan pintu rumah.

Tepat saat setelah pintu dibuka, terdapat ibu Sakura sudah menunggu di baliknya.

"Selamat datang, Sakura, Minamoto-kun. Silakan masuk!"

Ibu Sakura menyambut kedatanganku dan Sakura sambil tersenyum.

"Aku pulang, ibu," ucap Sakura membalas senyum ibunya.

Aku dan Sakura pun masuk ke dalam menuju ruang tamu.

Saat sampai di ruang tamu, aku melihat Akari sedang menonton TV sambil duduk memeluk bantal di atas sofa.

"Selamat sore, Akari-chan."

Akari menoleh ke belakang. Wajahnya langsung tersenyum begitu melihatku.

"Kak Haruki, kamu datang ke sini ya."

Aku tersenyum. "Itu karena ibumu ingin bertemu denganku, Akari," balasku.

Aku berjalan menuju sofa dan kemudian duduk di sebelahnya.

"Bagaimana kabarmu, Akari?"

"Baik. Bagaimana denganmu, Kak Haruki?"

"Baik juga, Akari."

Selagi aku mengobrol dengan Akari di sofa, Sakura dan ibunya pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam.

Tak lama kemudian, ayah mereka pun pulang ke rumah.

"Aku pulang!" sahut ayah mereka dari depan pintu.

Kemudian, Hikaru-san, ayah mereka berjalan ke ruang tamu dan melihatku bersama dengan Akari.

"Ah, kamu datang ke sini ya, Minamoto-kun. Kenapa kamu datang ke sini?"

"Hanya memenuhi perintah dari ibu mereka."

Hikaru-san mengangguk kecil dan kemudian berjalan ke kamarnya.

Setelah itu, tak ada hal lain yang aku lakukan lagi. Aku hanya mengobrol dengan Akari di sofa, sampai akhirnya aku diajak untuk makan malam di rumah ini.

•Ruang makan

Begitu duduk di meja makan, aku melihat banyak sekali makanan yang tersaji di meja makan di depanku.

Harum masakan Sakura dan ibunya pun menggugah rasa laparku.

"Terlihat enak sekali ya, makanannya, Sakura?!"

"He he... pastinya dong, Haruki-kun."

Tak lama kemudian, ibu Sakura menyodorkan semangkuk nasi padaku sambil berkata, "Jangan sungkan-sungkan Minamoto-kun. Makanlah sepuasmu."

Aku mengambil mangkuk tersebut dan mulai mengambil beberapa lauk dengan sumpit.

"Maaf ya, sampai repot-repot memasakkan makan malam untukku juga."

"Kamu tak perlu minta maaf segala, Haruki-kun. Nikmati saja makananmu!" ujar Sakura.

Aku mengatupkan telapak tanganku. "Selamat makan!"

Kemudian, aku dan keluarga Sakura, kami pun makan malam bersama.

•Beberapa menit kemudian...

"Terima kasih atas hidangannya!" ucapku sambil mengatupkan telapak tanganku.

"Bagaimana rasa masakanku dan ibuku, Haruki-kun?"

"Sangat amat enak, Sakura. Terima kasih ya."

Sakura tersenyum sumringah saat kupuji rasa masakannya.

Sungguh ya... Sakura itu orang yang sangat mudah terpengaruh dengan hal-hal kecil seperti itu.

"Minamoto-kun, apa kamu sudah mengetahui tujuanku ingin bertemu denganmu hari ini?"

Ibu sakura bertanya padaku. Aku menggelengkan kepalaku karena tidak tahu.

"Kalau begitu... aku akan memberitahumu, Minamoto-kun."

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!