NovelToon NovelToon
Istri Cantik Tawanan Panglima Kematian

Istri Cantik Tawanan Panglima Kematian

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang / Fantasi Wanita
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Wan Yurui terbangun kembali saat usianya masih belia. Ingatan di dua kehidupan itu melekat kuat tidak bisa di hilangkan. Satu kehidupan telah mengajarinya banyak hal. Cinta, benci, kehancuran, kehilangan, penghianatan dan luka.

Di kehidupan sebelumnya dia selalu diam di saat takdir menyeretnya dalam kehampaan. Dan sekarang akankah semua berbeda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hanya sebentar namun mampu menghancurkan kerinduan

Tabib sakti Heng mempersilahkan wanita muda yang telah menyelamatkan cucunya untuk masuk kedalam rumah. "Nona, anda bisa duduk." Sedikit menggeser kursi agar bisa memberikan rangsangan suara kepada wanita muda di depannya.

"Terima kasih," ujar Wan Yurui sopan. Dia duduk di kursi yang ada di ruangan tengah.

"Biar aku melihat kedua matamu."

"Baik."

Pelayan Ayun membantu Nona mudanya melepaskan ikatan kain di mata.

Wan Yurui membuka kedua matanya.

Dengan hati-hati Tabib sakti Heng memeriksa keadaan wanita muda itu. Setelah beberapa saat dia bangkit lalu berjalan menuju kearah jejeran rak-rak yang di penuhi obat. Dia memilih beberapa rempah yang sangat berkualitas tinggi. Selang setengah jam rempah telah di tumbuk halus. Tabib sakti Heng melangkah perlahan menuju di hadapan wanita muda itu. "Setelah obat meresap. Mungkin akan cukup sakit. Nona, anda harus menahannya. Jika pengobatan ini gagal. Mungkin nyawamu bisa saja menjadi taruhannya."

Ssreenggg...

Pedang di tangan Qin Feng menekan leher Tabib sakti Heng.

"Qin Feng, jangan bertindak sembarangan kepada Tabib Heng." Wan Yurui memberikan peringatan.

"Nona muda."

Wan Yurui menggelengkan kepalanya memberikan perintah mutlak.

Qin Feng hanya bisa menuruti keinginan Nona mudanya. Dia memasukkan kembali pedangnya kedalam sarung pedang lalu mundur tiga langkah kebelakang.

"Tabib Heng, saya akan mencobanya." Wan Yurui terlihat sangat tenang.

"Baik. Pengobatan ini harus di lakukan selama satu Minggu penuh. Jika masih tidak ada hasil. Bahkan dewa tidak bisa mengembalikan penglihatanmu," kata Tabib sakti Heng penuh keyakinan.

Mendengar itu Wan Yurui hanya tersenyum.

Hari itu pengobatan di lakukan tanpa adanya kendala. Meskipun rasa sakit sangat kuat namun Wan Yurui masih mampu menahannya. Hanya saja keringat di tubuhnya seperti keluar tanpa henti. Wanita muda itu harus berganti gaun berulang kali. Selama satu minggu penuh Wan Yurui harus melakukan pengobatan menyakitkan. Hingga tiba di hari ketujuh di saat Tabib sakti Heng melepaskan kain penutup mata wanita muda itu. "Buka perlahan."

Wan Yurui mengikuti perintah. Kedua matanya di buka perlahan. Pada awalnya hanya cahaya samar yang bisa ia rasakan. Namun perlahan tapi pasti semua warna mulai menyesuaikan pergerakan kedua bola matanya.

"Nona muda." Pelayan Ayun terlihat khawatir.

Dengan pandangan hangat Wan Yurui menatap pelayan setianya. "Ayun, aku bisa melihat lagi."

"Syukurlah."

Semua orang menghela nafas lega.

Tabib sakti Heng segera melakukan pemeriksaan lanjutan. "Aku akan memberikan resep obat untuk Nona Wan. Anda harus meminumnya setiap hari selama satu bulan. Jangan sampai ada hari yang terlewatkan."

"Baik."

"Kakak perempuan..." Zhi Jia berlari memeluk Wan Yurui. "Sekarang kakak perempuan sudah dapat melihat wajah cantikku."

Semua orang tertawa mendengar ucapan Zhi Jia. "Iya." Wan Yurui mengelus lembut pipi tembem gadis kecil di depannya.

"Dua bulan lagi aku berulang tahun. Kakak perempuan harus hadir di pesta ulang tahunku. Ayah dan Ibu pasti sangat senang mengetahui jika aku sudah memiliki kakak perempuan baru. Kakak perempuan, apa kamu bersedia?" Zhi Jia menanti jawaban wanita di hadapannya.

"Baik."

Satu Minggu setelah keadaan Wan Yurui semakin membaik. Dia langsung meminta pengawalnya menyiapkan keberangkatan. Tabib sakti Heng juga ikut dalam perjalanan menjaga cucu kesayangannya.

Tanpa memberitahu Ayahnya, Wan Yurui memutuskan pergi Kekaisaran Yun. Dia ingin melihat wajah yang selalu ada di benaknya.

Di dalam kereta yang melaju wanita muda itu menyibak penutup jendela. Dia menatap pepohonan lebat di sekitarnya. 'Aku datang untuk menemuimu. Jika kamu telah menikah, aku akan berbalik pergi membiarkanmu hidup bahagia bersama wanita pilihanmu. Tapi jika kamu masih dalam kesendirian. Bersiaplah, karena aku tidak mungkin melepaskanmu.'

Perjalanan hanya memakan waktu selama satu minggu. Setibanya di perbatasan Tabib sakti Heng memberikan surat keluar masuk Kekaisaran. Dan memberikan identitas kepada Wan Yurui yang menyatakan jika gadis muda itu cucu jauhnya. Yaitu putri dari keponakannya. Dia tentu tidak ingin tamunya mengalami masalah saat pergi bersama dirinya. Memberikannya identitas sebagai cucu jauhnya adalah cara paling efektif memberikan keamanan yang sempurna untuk penyelamatan cucunya.

Di depan gerbang utama Kota perbatasan Kekaisaran Yun. Wan Yurui menguatkan hatinya di saat ia ingin melihat keadaan di luar. Tepat di saat dirinya menyibak kain penutup jendela kereta. Udara yang sangat kental akan kerinduan terasa melekat kuat.

"Ciahhhh..."

Suara tapak kuda terdengar menggema dari arah belakang kereta.

Wan Yurui membiarkan penutup jendela terbuka agar bisa melihat pasukan yang akan mendahului keretanya.

"Ciahhh..."

Senyumannya merekah mendapati pria muda yang tengah memacu kudanya melewati kereta yang ia tumpangi adalah orang yang ingin ia temukan. Pria muda itu berada di barisan terdepan di ikuti puluhan pasukan di belakangnya. Hanya sekilas tapi Wan Yurui tetap merasakan kebahagiaan di dalam hatinya. Rasa rindu yang menekan kuat di dadanya seperti pecah dalam beberapa detik saja. 'Dia tetap gagah seperti dulu.'

"Yuuhhh..."

Kereta berhenti.

"Ada apa?" Tabib sakti Heng membuka pintu kereta.

"Tuan, gerbang kota masih tidak di buka." Kusir menjelaskan situasi di luar.

"Tetap maju."

"Baik."

Kereta tetap melaju hingga tepat di depan gerbang kota yang masih tertutup rapat.

Tabib sakti Heng keluar dari kereta. Dia berdiri menatap pasukan penjaga kota di atas tembok tinggi. Plakat resmi di keluarkan dari sakunya. "Zhi Dao, jika kamu tidak membuka gerbang kota. Aku akan meruntuhkannya hari ini juga." Dia berteriak kuat.

"Dia siapa?" Yu Xiao menatap kearah pria paruh baya yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

"Jenderal, dia Ayah angkat perdana menteri Zhi Dao."

Mendengar itu Yu Xiao hanya diam.

"Buka gerbang kota." Teriakan kuat dari atas tembok kota terdengar menggema.

Gerbang di buka.

Sebelum Yu Xiao memacu kudanya kembali. Dia menundukkan kepalanya di saat menatap kearah ayah angkat perdana menteri Zhi Dao. Sebagai rasa hormatnya kepada orang yang lebih tua.

Tabib sakti Heng tersenyum tipis sembari memberikan anggukan sebagai ungkapan jika dirinya menerima hormat dari pria muda itu.

Baru saja melewati gerbang kota perbatasan prajurit utama sudah datang menghadang. Dari kejauhan pria paruh baya memacu kudanya mendekat. Dia langsung melompat turun setelah berada di dekat kereta. "Jia er..." Berteriak kuat.

Gadis kecil usia tujuh tahun itu langsung keluar dari kereta bersama kakeknya.

"Putriku." Perdana menteri pertahanan Zhi Dao berlari memeluk putrinya. "Kamu ingin membuat Ayah dan Ibu pergi dengan cepat. Syukurlah kamu kembali dengan selamat."

Tabib sakti Heng menatap tajam. "Kamu seorang menteri pertahanan tapi tidak bisa menjaga cucuku dengan baik. Lebih baik lepaskan saja gelar tidak berguna itu."

Perdana menteri pertahanan Zhi Dao mendekat kearah Ayah angkatnya. "Ayah, maafkan aku. Aku benar-benar tidak menyadarinya. Dia sangat sengit bahkan mampu mengelabuhi prajurit garda depan."

"Kali ini aku akan memaafkanmu. Untung saja cucu jauhku menyelamatkan nyawa cucuku dari perdagangan manusia. Jika hal buruk sampai terjadi kepada Jia er. Aku benar-benar akan datang memberikan racun sebagai kesempatan terakhir penebusan." Tabib sakti Heng masih memendam rasa kesalnya.

"Putramu tahu salah." Perdana menteri pertahanan Zhi Dao terus berusaha menenangkan Ayahnya. "Kalian pasti sudah lelah. Lebih baik kita membahasnya setelah sampai di rumah."

Tabib sakti Heng mengangguk setuju.

Rombongan segara pergi menuju kearah kediaman perdana menteri pertahanan Zhi Dao.

1
Datu Zahra
baru bahagia dah dibikin nangis lagi, thor kita gak temenan ya 🗡🗡🗡🗡
Sri wulandari: Waduh.🤧
total 1 replies
Arix Zhufa
kisah percintaan yg selalu tragis
sahabat pena
ya berpisah lagi nangis bombay berjamaah 😭😭😭😭
Imas Fatimah
thor....kenapa dirimu kejam,memisahkan mereka apa tdk ada cara lain???
Mineaa
Ya Ampuuunnn thorrrrrrr....
kenapa jadi begini......😭😭😭😭😭😭
sahabat pena
akhirnya bahagia 😍😍💕
Imas Fatimah
akhirnya....merasa lega🙃
Arix Zhufa
berarti mereka ber 2 sama² mempunyai ingatan kehidupan sebelumnya
Imas Fatimah
ada jalan keluarnya dong pengen happy ending,,
sahabat pena
menegangkan dan terhura😭😭😭😭
Datu Zahra
karyamu selalu keren thor, top
Sri wulandari: Terima kasih sudah setia mengikuti kisah Wan Yurui kk.❤️🌹🤗
total 1 replies
Mineaa
Astaga.......dag...dig...dug..... Thooorr...😶‍🌫️
SaRW
Keren Thor ...Tengkiuuu sdh up date
Sri wulandari: Siap kk.🤗
total 1 replies
Imas Fatimah
lanjut thor,lg seru inih
Sri wulandari: Sedang di usahakan kk.🤗
total 1 replies
Imas Fatimah
semoga bisa ketemu kembali dg istri tercinta🙂
Suci Muji Asih
/Drool//Drool//Ok/
Suci Muji Asih
tanggung amat/Grin/
Imas Fatimah
omg!mudah2an Wan Yurui beserta bayinya selamat.
Imas Fatimah
mudah2 masalah cepat selesai dan ada jalan keluarnya
Imas Fatimah: semangat up lg thor
total 1 replies
Imas Fatimah
aduh...mulai muncul konflik nih🤦‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!