NovelToon NovelToon
Kontrak Cinta Di Bangku SMA

Kontrak Cinta Di Bangku SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Qwan in

Alya, siswi SMA berusia 17 tahun dari keluarga miskin, tak pernah menyangka niat baik menolong pria tak dikenal justru membuatnya dituduh berzina oleh warga. Pria itu ternyata kepala sekolahnya sendiri. Reihan, 30 tahun, tampan dan terpandang. Untuk menyelamatkan reputasi, mereka dipaksa menikah dalam kontrak.
Kini, Alya menjalani hidup ganda: murid biasa di siang hari, istri kepala sekolah di balik pintu rumah.
Tapi mungkinkah cinta lahir dari pernikahan yang tak pernah diinginkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qwan in, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 7

Setelah turun dari ojek online, Alya tidak langsung masuk ke apartemen Reihan. Ia memilih belok ke minimarket yang terletak beberapa meter dari gerbang. Di sana, ia membeli telur, cabai, tomat, dan beberapa sayuran. Harganya pas-pasan dengan sisa uang yang ia miliki.

Ia kembali berjalan menuju apartemen, membawa kantong belanjaan dan ransel di pundaknya. Saat masuk ke dalam unit apartemen, ia sempat mengernyit. Sunyi. Lampu ruang tengah mati. Tak ada suara apa pun.

“Sepertinya Pak Reihan belum pulang,” gumamnya, lebih pada pengingat diri sendiri daripada harapan.

Alya melangkah masuk, menaruh ransel dan belanjaan di meja makan, lalu masuk ke kamarnya. Setelah mandi dan berganti pakaian, ia keluar menuju dapur dan mulai menyiapkan makan malam. Telur balado jadi pilihannya. Aroma bawang merah dan cabai tumis menguar memenuhi ruangan. Sesekali, ia mengusap keningnya yang mulai berkeringat, tapi hatinya tenang. Memasak selalu membuatnya merasa lebih waras.

Setelah selesai, Alya duduk makan sendirian. Tak ada suara selain denting sendok dan napasnya sendiri. Ia menyisihkan satu porsi, menatanya rapi di atas piring, menutupnya dengan tudung saji, lalu meletakkannya di tengah meja makan.

“Siapa tahu dia lapar nanti,” gumamnya pelan. Entah kenapa, masih saja ada sisi dalam dirinya yang ingin berbuat baik, meskipun tak pernah diharapkan.

Waktu merayap lambat. Jarum jam bergerak menuju angka dua belas malam. Alya sudah tertidur di kamarnya ketika suara pintu apartemen terbuka. Tertutup. Terdengar langkah kaki, berat, lambat, goyah.

Reihan baru pulang. Bau alkohol dan asap rokok masih menempel di tubuhnya. Matanya setengah terbuka, napasnya beraroma tajam. Ia tidak sepenuhnya sadar saat menjatuhkan tasnya ke sofa, melepas kaosnya, dan berjalan menyusuri lorong apartemen.

Kepalanya berdenyut. Dunia seperti bergeser. Dan entah karena mabuk atau karena otomatis saja, Reihan mendorong pintu kamar yang tidak seharusnya.

...

Pagi menjelang perlahan, sinar matahari menembus celah tirai kamar dan menyapu lembut wajah Alya yang masih tertidur. Tapi kenyamanan itu tak berlangsung lama. Ada sesuatu yang aneh. Terlalu hangat. Terlalu dekat.

Matanya terbuka. Seketika ia membeku.

Ada lengan melingkar erat di pinggangnya. Napas hangat menyapu tengkuknya. Ia tak sendirian. Ada seseorang di belakangnya.

Tubuhnya menegang.

Dengan cepat ia menoleh ke belakang, dan terperanjat.

“ASTAGFIRULLAH!”

Teriakannya memecah keheningan pagi. Seketika ia bangkit dari tempat tidur dengan panik, berdiri terpaku di lantai sambil menatap tak percaya.

Reihan.

Sedang tidur pulas di tempat tidurnya.

Tanpa mengenakan atasan.

Dan yang lebih membuatnya syok, pria itu tadi memeluk tubuhnya dari belakang.

Alya gemetar. Wajahnya merah padam, antara malu, marah, dan tak percaya.

“Bapak… ngapain tidur di kamar saya?!” bentaknya lantang, suaranya terdengar tajam dan penuh tekanan.

Reihan bergeming. Matanya masih terpejam, tapi tubuhnya mulai bergerak, merespons suara itu. Ia menggeliat pelan, lalu membuka matanya setengah.

“Hah? Apa?” gumamnya parau, jelas belum sepenuhnya sadar.

“Bapak sadar tidak, ini kamar saya?! Apa yang Bapak lakukan di sini?” suara Alya meninggi, meski ia berusaha tetap menjaga nada sopan, sesopan mungkin dalam kondisi seperti ini.

Reihan memejamkan matanya kembali, lalu perlahan bangkit dan duduk di tepi ranjang sambil mengusap wajahnya yang kusut.

“Maaf… saya tidak sadar… saya kira ini kamar saya...” gumamnya lemah. Napasnya berat. Sisa aroma alkohol dari semalam masih tercium.

Alya terdiam sejenak, matanya tajam menatap pria yang kini duduk di ranjangnya dengan tubuh setengah telanjang. Matanya berkilat.

“Bapak masuk ke kamar saya tanpa izin. Bapak tidur di samping saya tanpa sadar, dan memeluk saya pula. Ini tidak pantas, Pak. Sangat tidak pantas.”ucapnya tajam, suaranya bergetar menahan emosi.

Reihan yang tadinya masih setengah sadar kini tersulut. Ia berdiri dengan cepat, tubuhnya tegak menantang, sorot matanya berubah dingin dan menusuk.

Dalam batinnya, amarah mulai bergolak.

"Ini apartemen gue. Rumah gue. Kamar mana pun bisa gue masuki. Siapa dia melarang gue?"

Langkahnya menghentak perlahan, mendekati Alya yang tak bergeming. Aura tubuhnya memancarkan ketegangan.

“Apanya yang tidak pantas?” tanyanya pelan, namun tajam. “Kamu itu istriku, Alya.”

Alya mendongak menatapnya, matanya tak gentar meski tubuhnya mulai gemetar karena tekanan situasi.

“Tapi kita menikah karena terpaksa, Pak. Bapak sendiri yang bilang, pernikahan ini hanya formalitas. Bapak ingat, kan?”

Reihan tersenyum sinis. Senyum yang tak membawa hangat, justru menebar ancaman diam-diam. “Terpaksa atau tidak, menikah tetaplah menikah. Dan seorang suami… punya hak atas istrinya.”

Kalimat itu menggantung di udara. Dingin. Tajam. Menyesakkan.

Sorot mata Reihan menusuk, seolah ingin menguji sejauh mana batas Alya bisa bertahan. Alya menunduk sejenak, rahangnya mengeras, lalu melangkah mundur tanpa sepatah kata.

Alya berbalik hendak melangkah, tapi pergelangan tangannya dicekal dengan kuat.

“Mau ke mana?” suara Reihan terdengar rendah dan dingin, nadanya menusuk seperti pisau di malam yang sunyi. Sorot matanya gelap, tajam, menyiratkan sesuatu yang tidak Alya pahami.

“Lepaskan,” ucap Alya, mencoba tenang meski rasa takut mulai menggerogoti dadanya.

Namun Reihan tak menggubris.

“Kau berani melarang aku masuk kamar ini? Kau pikir kau siapa?” gumamnya sambil menarik Alya lebih dekat, lalu dengan satu hentakan, tubuh gadis itu terhempas ke atas ranjang.

“Apa yang ingin Bapak lakukan?” tanya Alya dengan suara yang nyaris tercekat.

Reihan menatapnya dalam-dalam, lalu mulai membuka ikat pinggangnya perlahan. Tapi bukan dengan gerakan terburu-buru, melainkan penuh tekanan psikologis, seolah ingin menegaskan satu hal.

“Aku hanya ingin mengambil hakku,” ucapnya dingin.

Alya menelan ludah, matanya berkaca-kaca. suaranya bergetar,

"jangan..."

Reihan berhenti sejenak,  menatap Alya.  "Jangan apa?" suaranya serak,  napasnya tak teratur.

"Jangan...lakukan ini... Ini salah" ucap Alya hampir berbisik,  suaranya tercekik.  Ia mencoba mendorong Reihan,  tapi tubuhnya tubuh Reihan jauh lebih besar dari nya.

Reihan menyeringai,  sebuah seringai yang dingin dan tanpa emosi. 

 "Ini rumahku, kamarku, istriku. Apa yang salah dengan itu?"  Ia meraih piyama Alya,  jari-jarinya menyentuh kulit Alya,  sentuhan yang kasar dan tanpa belas kasihan.

"Tolong... jangan," Alya memohon,  suaranya terbata-bata.  Air mata mengalir deras di pipinya.

Reihan mengabaikannya,  ia terus melepas kancing piyama Alya,  gerakannya semakin kasar.  

"Kau pikir aku akan peduli dengan 'formalitas' pernikahan kita?"  Suaranya dingin,  tanpa emosi.  Ia mencium leher Alya dengan paksa,  sentuhannya membuat Alya merintih kesakitan.

Alya mencakar lengan Reihan,  mencoba melawan,  tapi kekuatannya tak sebanding. 

 "Sakit...  hentikan..."  racau Alya di antara tangisnya.

Reihan menahan tangan Alya,  memegangnya kuat-kuat.  "Diam!"  suaranya meninggi,  menimbulkan rasa takut yang luar biasa di hati Alya.  Ia mencium bibir Alya dengan paksa,  ciuman yang kasar dan penuh gairah.  Alya melawan,  mencoba mendorong Reihan,  tapi sia-sia.

Di tengah kekerasan itu,  Alya merasakan sesuatu yang tak bisa ia pahami.  Rasa sakit,  rasa takut,  dan juga...  sebuah sensasi yang membuatnya bingung.  Ia merasa terhina,  terluka,  tapi juga ada sesuatu yang lain,  sesuatu yang membuatnya merasa tak berdaya.

Setelah kejadian itu,  keheningan menyelimuti ruangan.  Alya terbaring di ranjang,  tubuhnya lemas,  jiwanya terluka. 

 Sedangkan

Reihan

Telah kembali ke kamar nya, meninggalkan Alya begitu saja. Seolah yang terjadi baru saja adalah hal sepele.

1
partini
ehhh laki laki ga tegas cuma di ancam di tarik dah loyo melempem,,jangan mempermainkan hubungan itu ga bagus NGAB
Maret x Kakashi
Semangat updatenya , menarik ceritanya 👍
Mamah dini
kayaknya c Reihan agak sakit jiwa deeehhh, tadinya benci Alya e..,.h sekarang jth cinta, TPI.... wajar kali ya , sebab TDI nya menghina duluan sekarang kayak bucin
Mamah dini
aduh yg LGI ke bakar cemburu , sudah mulai jatuh cinta pak Reihan , Alya cantik kan , GK mungkin seorang kepala sekolah sebegitu cemburu nya kalau isrtinya GK menggemaskan
Mamah dini
itu pak Reihan mengakuinya , TPI kenapa bilang Alya jelek berjerawat hitam LGI mungkin selera bp ada di diri Alya ya pak makanya jgn menghina duluan tuh makan omongan sendiri.
Mamah dini
ooh ternyata kepala sekolah Alya telah jatuh cinta kali,, katanya GK selepel ko bisa sekacau itu atau..... ke tagihan ya mau lagi dgn muridmu eh istrimu he he GK salah ni....
Mamah dini
sekolah apa coba , liat murid yg di kerjain gitu masa gurunya GK respon,, ah bener2 sekolah GK punya etika, kalau begitu pindah aja Alya , maksain sekolah di situ juga bikin hatimu GK tenang selalu di pandang rendah ayo Al pindah aja
Mamah dini
katanya GK cinta TPI gampang banget ada desiran aneh nya , gimana sih pa
Mamah dini
kenapa Alya GK pulang aja biar hari itu MH bolos dulu, ya pantes temen2mu bilang ,, TPI benerkan apa yg mereka bilang , ko kmu maksa aja ke kelas walaupun kmu orang miskin katanya kan harus punya harga diri juga al , mampir thor
yumi chan
thor bt aja aliya pergi jauh thor..biarlh aliya mndpt kbbasn...seandsiya slita hlim..pertkn alira di saat dia sukes dn punyk ank2 kmbr..dn bt wnita yg di jdhkn sm reyhan gk bisa hml thor hhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!