Tiba tiba seorang laki laki datang meminta Arumi Bunga Cantika menjadi istrinya. Sebagai balas budi karena Arumi sudah mendapatkan kornea mata dari mendiang adiknya.
Arumi menolak karena sudah memiliki kekasih hati yang bernama Michael. Akan tetapi masalah timbul saat Armellya teman Arumi mengirim foto pengkhianatan Michael.
Orang tua Arumi pun menerima lamaran Ernastan Alfred Warren, kakak dari pendonor kornea mata Arumi.
Apakah Ernastan tulus mencintai Arumi atau ada motivasi lainnya? Apakah Arumi akan mendapatkan kebahagiaan dengan pernikahannya? Jika tidak bagaimana cara Arumi untuk meraih kebahagiaannya?
Yukkk guys kita ikuti kisah Arumi..🙏🙏🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 7.
Satu orang perempuan bertubuh gemuk kira kira usia enam puluh an tahun, bersama seorang gadis manis seusia Arumi. Mereka adalah Bu Supri, asisten rumah tangga Bu Hajjah Khasanah dan Chynthia cucu Bu Supri.
Chynthia adalah teman bermain Arumi sajak kecil. Sejak lima tahun lalu Chynthia menjadi asisten menejer Arumi, membantu Briana, Tante sekaligus menejer nya Arumi. Karena Briana harus menjaga anak anak dan kedua orang tua yang sudah lanjut usia. Briana tidak bisa ikut ke Singapore.
“Mereka mau ikut?” tanya Ernastan melangkah di samping Arumi sambil menatap dua orang perempuan yang baru datang.
“Iya.” Jawab Arumi singkat sambil terus melangkah menuju ke mobil yang siap mengantar ke bandara.
Dua orang perempuan itu berdiri di dekat salah satu mobil menatap Arumi yang masih melangkah, lalu menatap orang tua Arumi. Kedua nya tidak berani menatap Ernastan yang tampak tidak suka dengan kedatangan nya yang akan ikut turut serta ke Singapore.
“Maaf sudah menunggu kami.” Ucap Chynthia dengan santun, menatap orang orang yang melangkah menuju ke mobil, kecuali Ernastan.
“Tidak apa apa Chin.. masih banyak waktu kok.” Ucap Arumi sambil tersenyum menatap Chintya.
“Iya Mbak Arumi, tadi menunggu paspor saya dulu yang baru diantar oleh petugas. He.. He.. He... saya tidak tahu kalau mau diajak ke luar negeri, tahu begitu saya buat paspor sejak dulu.” Ucap Bu Supri yang memang mendadak diajak ke Singapura oleh Arumi.
“Ya sudah ayo segera naik mobil. Mobil ayah Rizal sudah berangkat ke bandara dari rumah Kakek.” Ucap Fadli sambil membukakan pintu mobil buat Eyang dan istri nya. Kakek Nenek Arumi hanya mengantar sampai bandara saja. Mereka berdua diantar oleh Rizal dan Briana lamgsung dari rumah mereka.
♥️♥️♥️
Perjalanan mereka menuju Singapore pun berjalan lancar. Dari bandara mereka sudah dijemput oleh dua mobil pula.
Sinar matahari sudah tidak begitu terik menyinari kota Singapura. Karena hari sudah menjelang sore hari.
Meskipun sudah berkali kali Arumi menginjakkan kakinya di negara kecil itu. Namun perasaan hati Arumi kali ini sungguh sungguh berbeda.
“Rasa rasa nya lebih deg degan sekarang, dari pada tujuh belas tahun silam di saat aku akan operasi mata di kota ini.” Gumam Arumi di dalam hati sambil menatap ke luar jendela mobil.. melihat lalu lintas di kota yang sangat bersih dan teratur itu.
Ernastan yang duduk di samping Arumi terus tersenyum bibirnya, sesekali dia memegang tangan Arumi yang terasa dingin oleh genggaman tangannya.
Beberapa menit kemudian dua mobil sudah memasuki halaman luas sebuah rumah yang sangat megah. Rumah mewah berwarna putih dengan gaya arsitektur modern.
Dua mobil berjalan pelan pelan di atas paving blok yang tertata rapi, di antara taman yang indah.
Jantung Arumi semakin berdebar debar di saat mobil sudah berhenti di dekat pintu utama.
Sesaat pintu utama rumah mewah itu terbuka. Muncul orang orang yang sudah dikenal oleh Arumi dan keluarganya. Mereka adalah Om dan Tante Ernastan juga dua orang anak mereka. Dan tidak lama kemudian muncul dua orang perempuan memakai baju seragam putih hitam. Dari informasi orang suruhan Fadli dua orang perempuan itu pelayan di rumah Ernastan.
Setelah turun dari mobil dan berjabat tangan dengan orang orang yang memberi ucapan selamat datang mereka masuk ke dalam rumah besar itu.
Arumi yang juga sudah mendapat kiriman foto foto orang orang yang ada di rumah Ernastan terus mengamati orang orang yang dia temui di dalam rumah itu.
Waktu pun terus berlalu, setelah tiga hari menemani Arumi, keluarga Arumi pun harus meninggalkan Arumi. Malam nanti mereka akan kembali ke Indonesia dengan pesawat yang terakhir.
“Rumi memang ada satu orang yang tidak Bunda lihat selama Bunda di sini.” Ucap Ariana saat hanya berdua saja dengan Arumi, di kamar nya.
“Iya Bun, orang yang ini kan?” ucap Arumi sambil mengulurkan hand phone nya yang di layar terpampang foto seorang wanita cantik dengan memakai baju blues berlapis blazer berwarna hitam.
“Iya, dia sekretaris Ernastan.” Ucap Ariana menatap wajah Arumi penuh rasa khawatir dan prihatin dengan nasib pernikahan yang baru berumur beberapa hari.
“Aku curiga mereka berdua ada hubungan khusus.” Ucap Ariana lagi, kini tangannya menghapus wajahnya dengan kasar.
“Apa mereka pacaran ya Bun, tapi kenapa mereka tidak menikah? Kenapa Kak Ernastan menikahi aku?” ucap Arumi ekspresi wajahnya tampak sangat penasaran dengan hubungan Ernastan dan wanita itu.
“Entahlah mungkin Om dan Tante nya Ernastan tidak merestui... Kamu harus hati hati Sayang. Maafkan Bunda dan Ayah yang sudah membawa kamu dalam masalah ini..” ucap Ariana lalu memeluk tubuh putri sulung nya.
“Bukan salah Bunda dan Ayah.. tapi keadaan yang membuat Arumi sampai ke sini Bun.. kalau Arumi tidak buta dulu tidak akan Arumi masuk ke dalam situasi seperti ini Bun.. “ ucap Arumi yang juga memeluk tubuh Bunda nya.
Arumi yang lembut hatinya tidak ingin Sang Bunda dan Ayah bersedih karena merasa bersalah.
“Andai Ayah dan Bunda menolak lamaran Kak Ernestan, Arumi yakin pasti dia akan melakukan segala cara un...” ucap Arumi belum selesai karena tiba tiba pintu kamar itu terbuka ..
Dua perempuan yang duduk di tepi tempat tidur itu menoleh ke arah pintu.
“Bagaimana Yah?” tanya Ariana saat melihat sosok Fadli masuk ke kamar itu dan cepat cepat lagi menutup pintu itu. Selama tiga hari di Singapore, Fadli mencari informasi tentang Ernastan.
Fadli berjalan tergopoh gopoh mendekati istri dan anaknya. Ekspresi wajah Fadli terlihat sangat serius bahkan urat urat wajahnya terlihat menegang.
“Ternyata perusahaan Ernastan di ambang kebangkrutan. Rumah ini sudah menjadi jaminan bank.” Ucap Fadli dengan nada serius.
Kedua mata Ariana dan Arumi membulat.
“Bagaimana mungkin Yah, mereka memberi banyak dana untuk acara pernikahan kemarin. Saat lamaran pun memberikan banyak perhiasan pada Arumi.” Ucap Ariana yang kurang begitu yakin jika perusahaan Ernastan di ambang kebangkrutan.
“Ayah sudah yakin dengan informasi itu?” tanya Arumi sambil menatap wajah Ayahnya yang masih terlihat menegang
Di saat Fadli belum menjawab, terdengar suara pintu diketuk ketuk..
TOK
TOK
TOK
“Kamu buka pintu nya dulu Sayang, mungkin Eyang, tadi Bunda ajak ke sini katanya baru akan mandi. Atau pelayan yang akan mengantar teh.” Ucap Ariana sambil menatap Arumi.
Arumi pun cepat cepat bangkit berdiri dan melangkah menuju ke pintu. Saat Arumi membuka pintu kedua mata Arumi melebar, saat melihat orang yang berada di depan pintu bukan Eyang atau pelayan di rumah itu. Tetapi orang yang tidak dia duga kedatangannya di sore hari itu...
Jhon & Armeliya selamat atas di tangkapnya kalian berdua... Nikmatilah hadiah buat kalian menginap di 🏨 prodeo gratis buat kalian