NovelToon NovelToon
Fake Marriage

Fake Marriage

Status: tamat
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Obsesi / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:16.8k
Nilai: 5
Nama Author: Red_Purple

Maura terpaksa menyetujui ajakan Elvano yang memintanya untuk melakukan pernikahan palsu setelah mengetahui kekasihnya berselingkuh dengan sahabat baiknya sendiri.

Elvano sendiri adalah seorang pengusaha sukses yang masih betah menyendiri karena sedang menunggu kekasihnya kembali. Tekanan dari keluarga membuat Elvano terpaksa harus mengikat perjanjian dengan seorang gadis yang baru saja dikenalnya.

‎Apakah mereka mampu menjaga rahasia pernikahan palsu mereka, ataukah cinta sejati akan mengubah rencana mereka?

Simak kisahnya yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red_Purple, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 : Rencana Resepsi.

Mata ngantuknya seketika tertahan, Elvano menelan salivanya kasar mendengar kalimat frontal yang diucapkan oleh Maura. Perlahan dia menjatuhkan tubuhnya berbaring, lalu memiringkan tubuhnya untuk memunggungi Maura.

"Terserah, tapi aku tidak mau melihat benda itu ada didepanku," ucap Elvano dengan nada dingin. Saat ini jantungnya berdetak lebih kencang, bukan karena jatuh cinta tapi karena malu, baru kali ini ada wanita yang berani bicara sefrontal itu didepannya.

"Eh, tapi kamu jangan mengintip dan jangan melewati guling ini ya tidurnya," kata Maura dengan nada sedikit mengancam, tangannya mulai menata guling sebagai sekat antara dirinya dan Elvano.

Namun Maura mengurungkan niatnya untuk membuka bra yang sedang dia pakai dan memilih ikut berbaring di samping Elvano. Ruangan kamar itu kini sunyi, hanya detik jam yang terdengar, meskipun begitu baik Elvano maupun Maura belum ada yang benar-benar menutup mata mereka, semua masih terasa asing, terasa aneh dengan situasi yang terjadi sekarang.

Satu jam berlalu, namun Maura masih belum bisa menutup matanya juga, dia menoleh ke arah Elvano yang masih memunggunginya dan mengira pria itu sudah tidur. Padahal Elvano sendiri belum bisa tidur, ini adalah pertama kalinya dia satu ranjang dengan seorang wanita, dengan seseorang yang masih asing, dan jujur dia merasa tidak nyaman.

...-------------...

Cahaya matahari pagi menyelusup masuk melalui celah jendela kaca besar di balik tirai, sepasang mata yang masih mengantuk membuka matanya secara perlahan. Entah jam berapa semalam Elvano tertidur, keberadaan Maura disampingnya membuatnya terjaga hampir semalaman. Bahkan dia harus bertahan di posisinya memunggungi gadis itu supaya tidak merasa canggung.

"Selamat pagi, suamiku."

Maura keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang sudah terlihat rapi dan wangi. Hampir semalaman dia juga ikut terjaga, namun pagi-pagi sekali Maura sudah bangun untuk membersikan diri sebelum keduluan sama Elvano.

"Sebaiknya kamu mandi dulu karena ini sudah jam setengah tujuh, aku akan menunggu disini biar nanti kita bisa turun bareng-bareng," ujar Maura lalu melangkahkan kakinya menuju ke arah sofa dan mengambil handphonenya yang semalam dia letakkan di atas meja.

Rupanya semalaman Alex terus menghubungi Maura dan mengirimkan beberapa pesan padanya. Maura memang sengaja men-silent handphonenya karena ingin menghindari Alex hingga dia tidak tahu jika Alex menelpon dan mengirimkan pesan sampai sebanyak itu.

Elvano menarik tubuhnya dari atas ranjang, menghampiri Maura yang sedang duduk di sofa dengan pandangan fokus pada layar ponselnya. "Apa pria itu menghubungimu?"

Maura mengangguk kecil, "Biarkan saja. Paling juga mau minta maaf."

"Apa hari ini kamu akan berangkat ke kantor?" tanya Maura beralih menatap Elvano yang sedang berdiri tidak jauh darinya.

"Hem," angguk Elvano. "Aku akan berangkat agak siangan, kalau kamu mau pergi ke toko bunga aku akan mengantarmu sekalian."

Elvano melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi setelah mendapatkan anggukan kecil dari Maura. Handphone Maura kembali menyala dan kali ini ada panggilan masuk dari Rani, namun Maura memilih abai dan meletakkan kembali handphonenya diatas meja.

Sembari menunggu Elvano mandi, Maura menuju ke walk in closet untuk menyiapkan pakaian yang akan digunakan Elvano. Kemeja putih berlengan panjang, jas berwarna hitam dan celana panjang dengan warna senada Maura pilih dari dalam rak lemari. Tak lupa Maura mengambil sebuah dasi dari dalam laci dan memilih warna yang elegan sesuai dengan kepribadian Elvano yang menurutnya sangat kaku dan dingin.

"Em, apalagi ya," gumam Maura sembari memainkan jari telunjuknya di bibir. "Ah, ya, celana dalam. Aku lupa belum mengambilnya."

Maura meletakkan pakaian yang sudah dia pilih diatas sofa sebelum dia membuka laci-laci lain untuk mencari tempat penyimpanan pakaian dalam milik Elvano.

"Ah, ini dia."

Maura mengerutkan keningnya dengan tangan kanan mengusap dagunya saat melihat ada begitu banyak pakaian dalam dengan warna-warna gelap semua. Setelah menimang-nimang cukup lama, akhirnya Maura memilih warna biru dongker dan mengeluarkannya dari dalam laci.

"Apa yang sedang kamu lakukan disini, Maura!"

Suara tegas Elvano mengagetkan Maura. Pria itu sudah berdiri di ambang pintu dengan hanya memakai handuk yang melilit di pinggangnya.

Elvano melangkahkan kakinya cepat ke arah Maura, merebut pakaian dalam miliknya yang sedang dipegang oleh gadis itu dan menyembunyikannya di balik tubuhnya.

"Lain kali kamu tidak perlu membantuku menyiapkan pakaian. Aku bisa sendiri." kata Elvano dengan suara pelan namun tegas. Pria itu menghela napas untuk menetralisir kegugupan dan kekesalannya.

"Aku hanya membantumu menyiapkan pakaian supaya kamu tidak kelamaan. Lagipula aku sudah biasa menyiapkan pakaian untuk kakakku jadi aku sama sekali tidak merasa direpotkan kok," ujar Maura. Pandangannya kini beralih menatap dada Elvano yang terekspos dengan jelas didepan matanya. Maura menatap tubuh polos itu dengan gugup dan menelan salivanya kasar.

"Ya sudah, kamu ganti pakaian dulu saja, aku akan menunggu dikamar." ujarnya lalu berlari kecil meninggalkan ruangan.

Ekor mata Elvano mengikuti setiap langkah Maura sampai gadis itu keluar dari ruangan tersebut. Dia menghela napas lega saat Maura sudah benar-benar tidak terlihat.

"Baru juga semalam menjadi suami istri, kenapa sudah banyak adegan seperti ini." keluh Elvano dalam hati.

...-------------...

Oma Mia, Rosa dan Andrew sudah menunggu di ruang makan untuk sarapan. Elvano keluar dari dalam lift dengan kembali menggandeng tangan Maura, membawa langkah mereka menuju ke ruang makan.

"Selamat pagi, Oma, Mama, Papa." sapa Elvano.

"Pagi juga cucu-cucu Oma yang tampan dan cantik," sambut Oma Mia dengan senyuman bahagia.

"Maura, bagaimana tidur kamu semalam? Apakah nyenyak?" tanya Rosa setelah Maura dan Elvano ikut bergabung duduk bersama mereka.

"Ya. Nyenyak kok, Ma." terpaksa Maura harus berbohong, padahal dia merasa sedikit ngantuk sekarang.

Rosa tersenyum mendengar jawaban Maura. Apa yang dia lihat sangat berbeda dengan apa yang dia dengar. Jelas kelihatan sekali jika Maura dan Elvano seperti kurang tidur, mata mereka seperti lelah dan sedikit merah. Tapi Rosa sangat memakluminya, Maura dan Elvano adalah pengantin baru, jadi wajar kalau mereka kurang tidur, mungkin semalam mereka habis melakukan aktivitas olahraga malam yang biasa dilakukan oleh pasangan suami istri.

"El, kamu sudah rapi begini, apa kamu akan berangkat ke kantor?" tanya Rosa.

"Ya, Ma. Ada beberapa pekerjaan dan ada pertemuan dengan klien penting yang tidak bisa ditunda." jawab Elvano. "Tapi aku akan mengantarkan Maura dulu ke toko bunganya, nanti pulangnya aku jemput lagi. Bukan begitu sayang?"

Maura tersenyum kaku dan mengangguk, "Ah, ya sayang."

"Loh kok Maura ke toko bunga sih? Maura punya toko bunga?" tanya Rosa.

"Kebetulan toko bunganya punya mamaku, Ma. Dan sudah beberapa bulan terakhir ini aku yang bantuin jaga disana sama dua karyawan lainnya," jawab Maura.

"Tapi kamu kan lagi hamil muda, takutnya kamu kecapean dan nanti bisa berpengaruh pada kesehatan dan janin kamu, sayang." Rosa mengutarakan kekhawatirannya.

"Nggak, Ma. Disana ada ruangan yang bisa aku pakai buat istirahat kok." Maura berusaha meyakinkan. "Lagipula kalau aku capek nanti aku bisa telepon kak El untuk menjemputku."

"Hem, ya sudah kalau begitu," Rosa tak lagi memaksa meskipun dia tetap khawatir.

"El, Maura." kali ini giliran Oma Mia yang angkat bicara. "Kami berencana untuk membuat pesta resepsi untuk kalian berdua. Bagaimana menurut kalian?"

Maura dan Elvano saling pandang. Tidak ada pernikahan apakah perlu dibuatkan resepsi segala?

...

...

...

Bersambung...

1
Arieee
bagus 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Violeta: Wah terimakasih banyak kakak untuk bintang-bintang luar biasanya 🙏🥰
total 1 replies
Zuri
Luar biasa..
sedehana,, ringan,, dan mudah dipahami..
biarpun singkat, tapi berasa di hati tiap scane nya
.karyamu luar biasa Thor..
semangat berkarya/Determined//Determined//Determined/
Violeta: Terimakasih banyak kakak untuk dukungan luar biasanya 🙏😁
total 1 replies
Zuri
nah lhoo.... dah end beneran in???🙄
Violeta: End aja lah 😄
total 1 replies
Zuri
jodohnyabentar lagi juga nongol.. bakal ngrawat malah. kan dokter
Zuri
otww. 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Zuri
modusnya lancar ya Riv😏
Zuri
Rio bakal baik baik saja.. kan dia udah punya calon jodoh😏9
Zuri
langkahmu yg begitu itu sudah salah Lex🤧
Zuri
dijadikan umpan ya
mimief
wahhhh...abis

tapi terimakasih atas cerita nya yg segar kak

yah begitulah takdir kadang" datang ke kita dengan menyerupai kebetulan.
jodoh baik ga ditolak ya ketika semesta sudah mendukung.
ya..para jombloers. mudah mudahan besok kita ketemu jodoh spek El
aaammmniiiiin yg kenceng oiii
Violeta: Terimakasih juga sudah ikut meramaikan karya recehan ini kakak 😁

Aminnnnn....😄 Kalau di real adanya El Rumi kak 😁
total 1 replies
mimief
wkwkkwk..
kan reka ulang y Van
biar dia sadar itu bukan perbuatan yang baik.
eh...mang ga baik yaa🤣🤣🤣
mimief
atau minta reka ulang aja gan..biar ga rugi rugi amet🤣🤣
mimief
tapi sebenarnya cinta tanpa obsesinya juga bagaikan mimpi berbalut cangkangnya saja
yg mudah berpaling pada siapa saja
ini bukan obsesi dan obsesif
tapi hanya egosentris,yg tak mau kepunyaan nya disentuh sama orang lain tapi dirinya bebas bermain dengan yg lainnya
tau kan....bedanya
mimief
preet
tail kucing
kyk gitu bisa jadi pembenaran
wah palanya mesti kita getok rame rame ini🤣🤣
Zuri
cwo yg minta tanggung jawab/Facepalm/
Zuri
sudah anuu kalian😄😄
Zuri
Rio dapet Adelia.. Rivan dapet karina.. Alex di potong anunya.. dan akhrnya mereka hidup bahagia selamanya... jeng jeng jeng🤣🤣🤣
Zuri
lah.. kok ngancem🤣🤣
Zuri
berusjalah lebih keras ya Ra.. bikinin cucu kembar, pasti adem kok si oma😄🤣
Zuri
udah ada gantinya kok . tennag aja🤧
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!