Mengandung benih kekasih sahabatnya sendiri, sungguh bukanlah hal yang pernah terbayangkan oleh Meisya. Akibat obat perangsang yang tanpa sengaja ia minum di acara party membuatnya terjebak melewatkan malam panas bersama Kenzo. Teman sekaligus kekasih dari sahabat baiknya.
Niat hati ingin melupakan kejadian malam panas bersama Kenzo, Meisya justru mendapatkan kenyataan pelik karena ia dinyatakan hamil tepat sebulan setelah kejadian malam kelam itu.
“Menikahlah denganku demi anak kita, setelah anak kita lahir, kita akan berpisah.” Kata Kenzo ingin bertanggung jawab.
Tak punya pilihan, Meisya menerima tawaran Kenzo. Dengan syarat menutupi pernikahan mereka dari Bianca karena Meisya tidak ingin menyakiti hati Bianca bila dia mengetahuinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBKS 7 - Muntah?
Meisya merasa lega mendengar hasil pemeriksaan jika janinnya tumbuh dengan normal di dalam rahimnya. Rasa cintanya pada janinnya pun terasa makin besar saja saat melihat bentuk janinnya saat ini.
“Kamu dengar tadi kata dokternya, kan. Jangan lupa minum vitamin dan jaga kesehatan kamu. Jangan sampai janin kamu jadi kenapa-napa karena kamu bandel.” Kata Mbak Eva kembali mengingatkan. Karena Meisya susah sekali untuk diingatkan.
Meisya menghela nafas. Kemudian mengangguk mengiyakan perkataan Mbak Eva. “Iya, Mbak. Aku bakalan jaga anakku baik-baik di dalam sini.” Meisya mengusap perutnya tanpa sadar. Saat menyadari kesalahannya, dia tersenyum kaku. Mbak Eva yang melihatnya pun dibuat menggeleng melihat tingkahnya.
“Ingat, kita lagi di luar. Bisa aja banyak kamera yang merekam apa yang kamu lakukan!”
Meisya tak ingin berdebat. Dia mengangguk saja mengiyakannya. Pulang dari klinik, Meisya terus memandangi hasil USG yang memperlihatkan janinnya masih seukuran biji jagung.
“Dia masih sangat kecil sekali.” Meisya berkaca-kaca melihat foto bentuk janinnya. Makin ke sini, dia merasa makin mencintai janinnya meski awalnya dia sulit untuk menerima kehamilannya.
Mengingat nanti malam ia harus datang ke acara ulang tahun Bianca, Meisya segera mencari pakaian yang aman untuk ia kenakan di acara tersebut. Jangan sampai orang-orang menyadari perubahan bentuk tubuhnya. Karena sampai saat ini Meisya selalu berhasil menutupi bentuk perutnya yang makin membuncit.
Sebuah kemeja bewarna putih oversize menjadi pilihan Meisya untuk ia kenakan ke acara ulang tahun Bianca. Setelah menggunakan kemeja tersebut di tubuhnya, Meisya lega karena kemeja tersebut sangat menutupi bentuk tubuhnya. Bahkan perutnya yang membuncit tidak terlihat.
“Anak Mama, mohon kerja samanya lagi ya nanti malam. Jangan rewel di perut Mama sampai Mama pulang ke kontrakan.” Gumam Meisya sembari mengusap perutnya. Dia sangat takut jika tiba-tiba pusing atau mual di acara ulang tahun Bianca. Karena bisa menimbulkan pertanyaan dari orang-orang nantinya.
Tak ingin terlambat datang ke acara ulang tahun Bianca, pukul tujuh malam Meisya sudah berangkat menggunakan ojek online. Meski penghasilannya sebagai penyanyi sudah cukup banyak saat ini, Meisya masih nyaman dengan kehidupannya yang sederhana. Pergi menggunakan ojek online tanpa merasa gengsi sedikitpun. Meski terkadang ada kalanya ia juga pergi menggunakan mobil juga.
Setibanya di lokasi acara, Meisya berusaha untuk tenang saat sosok Kenzo terlihat oleh matanya. Bahkan tak lama setelah kedatangannya, pandangan Kenzo tertuju pada dirinya.
“Jangan melihatku. Jangan melihatku…” gumam Meisya dalam hati. Jika biasanya dia bersikap biasa saja ditatap oleh Kenzo, kini justru berbeda. Peristiwa satu malam yang terjadi pada mereka membuat Meisya selalu canggung berada dekat dengan Kenzo.
Sambil menahan rasa canggung di dalam hatinya, Meisya melangkah ke arah Bianca berada. Terlihat beberapa teman mereka sudah datang dan kini berbincang dengan Bianca.
“Meisya, kamu udah datang.” Senyuman Bianca begitu merekah melihat kedatangan Meisya. Seolah kedatangan Meisya adalah yang ditunggunya dari tadi.
Meisya mengulas senyum. Kemudian mengangguk mengiyakannya. “Sekali lagi selamat atas ulang tahun kamu.” Kata Meisya sembari menjabat tangan Bianca.
“Makasih, Mei!” Balas Bianca.
Meisya kembali tersenyum. Agar tak terlalu lama berada di dekat Bianca dimana Kenzo juga berada di dekat Bianca, Meisya memilih menjarak dan mengajak teman-temannya yang lain berbicara.
“Meisya, makin ke sini kamu kelihatan makin cantik dan sedikit berisi, ya!” Puji Angie. Memang sudah cukup jarang mereka bertemu hingga Angie melihat dengan jelas begitu banyak perubahan pada tubuh Meisya.
Jika biasanya Meisya akan kembali memuji Angie, kini sebaliknya. Meisya hanya diam saja. Sesekali dia tersenyum mendengar pujian tersebut.
Selama Meisya berbincang dengan teman-temannya, pandangan Kenzo tak lepas dari wanita itu. Kenzo seolah tak ingin melewatkan pergerakan Meisya barang sedikit saja.
Meisya tentu saja dapat merasakan jika Kenzo sedari tadi terus menatap ke arahnya. Jujur dia merasa tidak nyaman. Ingin sekali Meisya melarang pria itu untuk melihat ke arahnya dan fokus pada Bianca saja.
“Meisya, kamu udah tahu belum kalau Bianca rencananya mau bertunangan dengan Kenzo?” Tanya Angie setelah cukup lama berbincang.
Wajah Meisya kelihatan kaget. “Belum. Memangnya Bianca ada cerita kalau dia mau tunangan?” Tanyanya. Karena biasanya Bianca selalu bercerita kepadanya masalah hubungannya dengan Kenzo.
“Enggak sih. Aku cuma dengar dari gosip yang beredar aja.” Angie tersenyum kikuk menyadari informasi yang ia katakan tidak valid.
Meisya dibuat tersenyum. “Mungkin benar mereka mau tunangan. Tapi gak tau kapan. Bianca juga pasti kasih tahu nanti kalau mereka memang mau tunangan.”
Angie mengangguk. “Ya, kalau mereka beneran tunangan dan menikah nantinya, gak tau sebar-bar apa fanbase mereka. Karena mereka baru pacaran aja, fanbase mereka udah gila-gilaan banget mendukungnya. Bahkan udah banyak banget akun fans mereka berdua di media sosial!”
Meisya tak terlalu semangat menanggapinya. Karena salah satu dari yang Angie bicarakan sangat tidak ingin ia dengar namanya saat ini. Karena bila ia terlalu banyak menanggapi, Meisya yakin pembahasan mereka akan semakin panjang.
Tak lama berselang, acara ulang tahun Bianca pun dimulai. Bianca terlihat sudah berada di depan kue didampingi oleh Kenzo di sebelahnya. Meisya yang berada di dekat mereka pun tersenyum menatap Bianca sembari menyanyikan lagu ulang tahun untuk wanita itu.
Usai melakukan sesi tiup lilin dan potong kue, Bianca menyuapi Kenzo kue ulang tahun. Teriakan tamu undangan yang hadir pun terdengar heboh melihatnya. Sementara Meisya hanya tersenyum melihatnya.
“Semoga kamu akan selalu bahagia, Bi. Aku gak mau sampai suatu saat nanti senyuman di wajah kamu hilang karena aku.” Harap Meisya dalam hati.
Usai acara potong kue, tamu undangan diminta untuk menyicipi makanan yang sudah disediakan. Meisya sebenarnya enggan untuk menyicipi makanan yang tersedia. Karena melihatnya saja entah mengapa sudah membuat perutnya terasa mual sekali.
“Mei, ayo dimakan dong kuenya. Biasanya kamu suka banget kue brownis kayak gini!” Kata Angie.
Meisya merasa tak enak untuk menolak. Akhirnya dia mengiyakannya dan memakan kue tersebut. Namun, baru sepotong kue masuk ke dalam mulutnya, sudah membuat perut Meisya bergejolak dan tidak tahan untuk muntah.
“Angie, aku ke kamar mandi dulu!” Meisya buru-buru berjalan ke arah kamar mandi tanpa menunggu Angie mengiyakannya lebih dulu. Dia bahkan tak menyapa orang-orang yang ia lewati sangking rasa mual di perutnya bergejolak kuat.
Pergerakan Meisya pun berhasil mencuri perhatian Kenzo yang sejak tadi masih mencuri perhatian kepadanya. “Meisya kenapa?” Entah mengapa Kenzo merasa sangat khawatir.
Di dalam kamar mandi, Meisya langsung saja memuntahkan makanan yang tadi masuk ke dalam perutnya hingga membuat mulutnya terasa pahit. Rasa mual yang makin bergejolak membuat Meisya terus memuntahkan isi di dalam perutnya.
“Hoek.” Suara muntahan Meisya dari dalam kamar mandi terdengar jelas oleh Kenzo yang kini sudah berada di depan kamar mandi. Karena terlalu penasaran ada apa dengan Meisya, membuat Kenzo memutuskan untuk menyusulnya tadi.
“Meisya, dia muntah-muntah?” Gumam Kenzo sambil menahan diri agar tak masuk ke dalam kamar mandi dan melihat apa yang terjadi pada Meisya di dalam sana.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Meisya dan Kenzo, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
Kenzo membela meisya bianca menuduh meisya, pdhal kenzo dan meisya sama2 terpengaruh obat merasa pd saat melakukannya....
Meisya terpaksa menikah sirih sm kenzo sudah hamidun....
Bianca merasa meisya merebut kenzo darinya.....