NovelToon NovelToon
Menuju Sukses Bersama Ayahku

Menuju Sukses Bersama Ayahku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:904
Nilai: 5
Nama Author: Monica Wulan

seorang anak perempuan bercita-cita untuk sukses bersama sang ayah menuju kehidupan yang lebih baik. banyak badai yang dilalui sebelum menuju sukses, apa saja badai itu?

Yok baca sekarang untuk tau kisah selanjutnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Monica Wulan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lenong pasar

Hari Ini Ujian Kelulusan

Matahari di desa mekar asri bersinar terik di atas kelas Aisyah dan Caca. Di kelas XII IPA 1 SMA Mekar Asri mereka menikmati istirahat makan siang dengan bekal sederhana nasi uduk dan segelas teh manis. Aroma khas sambal dari bekal Caca sedikit mengganggu konsentrasi Aisyah yang sedang asyik mengunyah lontong sayur yang ia beli di kantin.

"Eh, tahu nggak tadi Pak Budi lagi ngomel-ngomel soal PR Matematika di kelas sebelah, mukanya merah banget kayak kepiting rebus. Botaknya makin keliatan sya hahahah!" Caca terkekeh, menirukan mimik muka Pak Budi yang terkenal galak namun seringkali menjadi bahan lelucon siswa.

Aisyah ikut tertawa. "Iya, ya. Tapi walaupun gitu pak budi baik loh ca.."

***Brakkkkk***

Tawa mereka terhenti tiba-tiba. Suara gebrakan keras dari pintu kelas menggema, membuat seluruh penghuni kelas tersentak kaget.

" *Eh kodok ngorok "*

"Eh eh sempakku bolong"

"Sempak ku hello kitty"

Suasana riuh rendah seketika berubah menjadi hening mendengar ucapan sang ketua kelas riko.

"Rik, serius semvak kamu hello kitty? coba aku liat. " ucap Edo

"Ihhh riko badan aja maco ternyata dalaman tatap princess hahahah. " ucap hilma

"Eh ng-nggak ya tadi itu salah ngomong, masa ia semvak aku hello kitty nggak ya semvak aku it-.. " belum sempat riko melanjutkan di potong oleh amel.

"Sebenarnya semvak kamu gambar upin ipin kan? " tebak amel yang membuat seisi kelas semakin ngakak.

Dari balik pintu, muncul Gery, siswa tampan dari kelas XII IPS 2. Ia tersenyum ramah, membawa bungkusan cokelat di tangannya. Ia berjalan mendekati Aisyah dan duduk di bangku kosong di depannya.

"Hai, Aisyah," sapa Gery, suaranya lembut.

Aisyah hanya membalas dengan anggukan pelan, pipinya sedikit memerah. Ia merasa jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya.

Gery mengeluarkan cokelat dari bungkusannya. "Ini buat kamu. Kamu pasti suka coklat kan aisyah? "

Aisyah menggeleng. "Gak usah, Ger. Aku nggak enak."

"Ambil aja, Aisyah. Anggap aja ini sebagai semangat buat ujian," Gery memaksa, matanya menatap Aisyah dengan penuh harap.

BAisyah akhirnya menerima cokelat itu, merasa sedikit canggung. Aroma cokelat susu memenuhi indra penciumannya.

"Eh, gimana kalau pulang bareng nanti? mau ngga sya? " tanya Gery setelah beberapa saat hening.

Aisyah menggeleng tegas. "Aku mau pulang sendiri, Ger. Makasih tawarannya."

Kekecewaan terlihat jelas di wajah Gery, namun ia tetap tersenyum. "Yaudah, nggak apa-apa. Aku ngerti. Semoga sukses ujiannya, ya!" Ia pamit pergi, meninggalkan Aisyah dan Caca.

Caca langsung menyikut pelan lengan Aisyah. "Wih, si Gery kayaknya naksir kamu, ya? Mana dikasih coklat lagi cieee. "

Aisyah menghela napas. "Aku nggak suka sama dia, Ca. Aku cuma mau fokus belajar. Ayahku sudah susah payah membiayai sekolahku. Aku harus sukses, untuk membalas kebaikannya."

"Iya aisyah cantik Tapi dia ganteng juga, lho! Sayang banget,kan di tolak ?" Caca masih menggoda.

Aisyah tersenyum tipis. "Ganteng itu bonus, Ca. Sukses itu lebih penting. Aku ingin membanggakan Ayahku. Itulah cita-citaku."

Caca mengangguk mengerti. "Omaygat sahabat ku ini memang terbaik deh.. Yaudah, kita lanjut makan, yuk! Nanti telat ujiannya!"

Aisyah tersenyum. Ia kembali menikmati lontong sayurnya, pikirannya tetap tertuju pada ujian kelulusan yang akan menentukan masa depannya. Cokelat pemberian Gery masih berada di sampingnya, menjadi saksi bisu tekad Aisyah untuk meraih kesuksesan. Cinta bisa menunggu, tapi cita-cita harus dikejar.

*Brakkkk*

Suara gebrakan keras kembali menggema di kelas, membuat semua siswa termasuk Aisyah yang tengah melanjutkan makan loncat kaget. Kali ini, tiga sosok perempuan muncul di ambang pintu Alya, Rini, dan Dita. Alya, dengan wajah merah padam menahan amarah, langsung menggebrak meja Aisyah hingga beberapa buku berserakan.

"HEH AISYAH!" bentak Alya, suaranya menggema di ruangan yang tiba-tiba hening. "Kamu berani-beraninya menggoda Gery! Dia itu calon pacarku!"

Aisyah terkesiap, sendok makannya terjatuh. "Alya, aku nggak ngerti maksud kamu. Aku nggak pernah deketin Gery kok" bantahnya, wajahnya memerah menahan malu dan marah.

Caca, yang sedari tadi mengamati situasi dengan tenang, langsung menyela. "Heh lenong pasar, Gery aja nggak suka sama kamu. Jangan mimpi! deh" Caca menyilangkan tangannya di dada, menatap Alya dengan tatapan menantang. "Dia bahkan nggak pernah melirik kamu, apalagi suka jangan mimpi .Dan Jangan asal nuduh orang!"

"APA KAMU BILANG? LENONG? SIAPA LENONG HAHH!!! MUKA SECANTIK AKU KAMU BILANG LENONG? " Tanya alya dengan marah.

"Cantik? iya sih kalo di liat dari lubang got" ucap caca santai yang membuat seisi kelas tertawa

Rini dan Dita hanya berdiri di belakang Alya, tampak ragu-ragu ikut campur sambil menahan tawa. Alya masih menggeram, matanya melotot tajam ke arah caca. Suasana tegang mencekam kelas, membuat beberapa siswa lain berbisik-bisik. Aisyah berusaha menjelaskan lagi, namun Alya tetap ngotot dengan tuduhannya. Perdebatan sengit pun tak terelakkan, membuat istirahat makan siang berubah menjadi drama yang tak terduga.

"Cukup, Alya!" seru Aisyah, suaranya bergetar menahan amarah, namun tetap tegas. Ia berdiri di antara Alya dan Caca, memisahkan kedua gadis yang siap terlibat perkelahian. "Kamu salah paham! Aku nggak ada hubungan apa pun dengan Gery. Aku mau fokus belajar, bukan pacaran! Aku ingin sukses, membanggakan Ayahku. Itu prioritasku!"

Alya mendengus, tangannya mengepal. "Sok suci! Kamu pikir aku bodoh? Aku liat sendiri kamu menerima cokelat darinya. Dan kamu tahu, Gery itu calon pacarku! Kamu sengaja kan merebutnya dari aku ?" Matanya melotot tajam ke arah Aisyah.

"Aku menerima cokelat itu karena dia menawarkannya alya Aku tidak minta apa-apa!" bantah Aisyah, suaranya mulai meninggi. "Aku menolak awalnya, tapi dia memaksa. Aku tidak punya niat lain selain menerima kebaikan orang. Kamu terlalu cepat menuduh orang tanpa bukti!"

Caca menyela, suaranya terdengar sinis. "Ck, percuma ngomong sama lenong ini sya, asal kamu tau ya nong, Gery bahkan nggak pernah melirik kamu. Dia itu ramah sama semua orang. Tapi bukan sama cewek lenong kayak kamu yang suka caper!"

Alya membalikkan badan, menghadap Caca. "Diam kamu bogel! Kamu jangan ikut campur!" Ia kembali menatap Aisyah dengan tatapan penuh kebencian. "Kamu jangan sok polos! Aku tahu kamu sengaja deketin Gery kan? Kamu iri sama aku, kan? Karena aku lebih cantik dan populer darimu!"

Aisyah menggelengkan kepala, merasa lelah dengan drama yang terjadi. "Aku nggak iri sama kamu, Alya! Aku hanya ingin fokus belajar. Aku nggak punya waktu untuk hal-hal yang tidak penting seperti memperebutkan laki-laki. Aku punya cita-cita yang lebih besar daripada itu!"

"Cita-cita? Omong kosong!" Alya semakin marah, wajahnya memerah. "Liat aja kamu! Kalau kamu masih berani deketin Gery, aku nggak akan segan-segan buat kamu dikeluarin dari sekolah ini! Aku punya banyak cara!" Ancamannya terdengar jelas, membuat beberapa siswa lain yang menyaksikan kejadian itu berbisik-bisik .

Aisyah menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. "Alya, aku sudah menjelaskan semuanya. Aku nggak tertarik pada Gery. Lebih baik kamu fokus sama dirimu sendiri daripada menuduh orang tanpa bukti."

"Terserah! Aku akan mengawasi setiap gerak-gerikmu!" Alya berbalik dan pergi, diikuti oleh Rini dan Dita yang tampak ketakutan. Suasana kelas kembali hening, namun ketegangan masih terasa. Aisyah menatap Caca yang masih ternganga, lalu menghela napas panjang.

"Drama banget, ya?" katanya, berusaha tersenyum untuk mengurangi ketegangan. Caca hanya mengangguk, masih tak percaya dengan kejadian yang baru saja terjadi. Mereka kembali melanjutkan makan siang mereka, namun rasa tidak nyaman masih terasa. Ujian kelulusan terasa semakin berat, tidak hanya karena pelajaran, tetapi juga karena drama konyol yang tak terduga.

1
caca
cocok deh adik kakak nggak beres thor
caca
astagah ampunn bik otak mu
caca
bik zulaika sumpah ngeselin /Panic/
Proposal
Bagus Kaka🌟💫, jangan lupa mampir karyaku juga yaa🥰🙂‍↔️
Titus
Karakternya juara banget. 🏆
Monica Wulan: makasih kak udah mampir di cerita baruku
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!