Aleya adalah seorang wanita muda yang hidup dalam dunia glamor dan penuh rahasia. Ia secara tak terduga terjerat dalam hubungan rumit dengan seorang presdir perusahaan ternama, yang menjadikannya gadis simpanan. Meski awalnya Aleya menganggap hubungan ini sebagai jalan pintas untuk memperbaiki hidupnya, lambat laun ia menyadari bahwa cinta dan kekuasaan membawa konsekuensi yang tak pernah ia bayangkan. Di tengah konflik batin, ambisi bisnis, serta tekanan sosial, Aleya berjuang menemukan jati dirinya dan menentukan pilihan antara hati dan harga diri. Akankah Aleya mundur dari kenyataan yang ia ketahui? Atau ia akan tetap melanjutkan hidupnya sebagai Gadis simpanan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Aprilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mabuk
Sekitar pukul 10 malam, Arga kembali ke Mansionnya untuk menenangkan amarah Istrinya.
“Arga, kau sudah pulang,” sapa Kyraa begitu melihat Sang Suami memasuki Mansion diikuti oleh Asistennya Dave.
“Ya. Ada apa?”
“Tidak. Aku hanya merindukanmu,” ucap Kyraa sembari memeluk tubuh Arga.
Dengan cepat, Arga menepis tubuh Kyraa. “Kau tak ingat perjanjian kita? Apa kau sudah mulai lupa sekarang?” ketus Arga.
Kyraa pun segera menjauhkan tubuhnya. “M-maaf. Aku hanya merindukanmu,” lirih Kyraa.
Arga tak memperdulikan Istrinya itu dan langsung berjalan keruang kerjanya.
“Dia bahkan tak pernah masuk kekamarku sama sekali,” batin Kyraa.
“Bagaimana persiapan acara besok?” tanya Arga pada Dave.
“Semua berjalan dengan lancar, Tuan,” ucap Dave.
“Baiklah. Beristirahatlah,” ucap Arga.
“Kalau begitu saya permisi dulu, Tuan,” ucap Dave.
Tak lama setelah Dave pergi, Kyraa masuk membawa sebotol wine.
“Aku membawakan anggur kesukaanmu,” ucap Kyraa.
“Ck. Pergilah,” ujar Arga.
Kyraa pun keluar meninggalkan ruangan itu.
“Kali ini aku harus berhasil,” batin Kyraa.
Sekitar pukul 12 malam, gadis itu kembali masuk kedalam ruang kerja Glen. Ia mendapati Pria itu tengah menatap menatap keluar kearah jendela besar yang berada diruangannya.
“Apa kau tidak mengantuk?” tanya Kyraa sembari memeluk tubuh Arga dari belakang.
Arga tak menjawab. Pria itu sudah berada dibawah pengaruh alkohol dan obat perangsang yang sudah dimasukkan Kyraa. Melihat itu, Kyraa mulai beraksi. Ia mulai membuka kancing kemeja Suaminya dan mengecup bibir suaminya.
Arga yang terbuai pun langsung mengangkat tubuh Kyraa dan menciumnya secara ganas.
“Cantik sekali,” lirih Arga sembari menyibakkan rambut yang menutupi wajah Kyraa.
Karena terpengaruh alkohol, ia mengira Kyraa adalah Aleya. Wajah Aleya memenuhi pikiran Arga dan membuatnya terbayang-bayang dengan kejadian kemarin malam.
Kyraa yang mendengar perkataan Arga pun menjadi salah tingkah. “Aku tahu kau menyukaiku,” bisik Kyraa seduktif.
Semakin lama permainan mereka semakin memanas. Tapi tiba-tiba, Arga tersadar begitu mendengar suara Kyraa yang sangat berbeda dengan suara Aleya.
“Brengsek!” umpat Arga.
Arga pun langsung menjauhkan tubuhnya dari Kyraa dan meninggalkan gadis itu dengan emosi yang menggebu-gebu.
“Arga! Kau mau kemana!” seru Kyraa.
Pria itu langsung masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya kearah rumah Aleya yang terletak cukup jauh dari Mansionnya.
“Berani-beraninya dia melakukan hal menjijikkan seperti itu padaku!” kesal Arga saat sadar ia telah dipengaruhi oleh obat yang dimasukkan oleh Kyraa.
Sesampainya dirumah Aleya, ia langsung memencet bel. Aleya yang tengah bersantai pun langsung membukakan pintu.
“Siapa?”
“T-tuan? Kenapa tengah malam datang kemari?” tanya Aleya.
Arga yang sudah terpengaruh Alkohol langsung mendorong tubuh Gadis itu dan menghimpitnya ke dinding.
“Apa kau mabuk?” tanya Aleya.
“Tidak. Aku hanya, ingin menemuimu,” balas Arga.
“Bohong. Kau mabuk!” ujar Aleya saat mencium aroma alkohol dari mulut Pria itu.
Tanpa basa-basi, Arga langsung mencium ganas bibir Aleya. Pria itu juga langsung mengangkat tubuh Aley dan membawanya kedalam kamar.
“Tuan! Jangan begini!” seru Aleya mencoba memeberontak.
“Kau semakin cantik saat memberontak,” gumam Arga.
Pria itu tak memperdulikan Aleya. Ia terus melanjutkan permainannya dengan ganas.
“Eungh,” rintih Aleya saat Arga mulai menyentuh bagian sensitifnya.
“Apa kau suka?” bisik Arga.
“T-tuan aku mohon! Jangan begini! Sadarlah!” isak Aleya dengan air mata yang mulai mengalir.
Arga yang sudah terpengaruh obat dan alkohol tak memperdulikan permohonan Aleya. Pria itu kemudian merobek piyama dress yang digunakan Aleya hingga memperlihatkan lekuk tubuh sempurna miliknya.
Aleya dengan cepat menutupi dadanya dengan kedua tangannya. “Cukup Tuan!” jerit Aleya.
“Menurutlah gadis kecil,” bisik Arga.
Pria itu kemudian membuka seluruh bajunya dan memulai permainan inti mereka.
“Ouch! Sakit!” rintih Aleya.
Arga tak menggubris. Ia terus memaksa masuk tanpa memperdulikan jeritan Aleya.
“Tuan aku mohon! Sakit sekali!” lirihnya.
“Shhh, sempit sekali,” racau Arga.
Permainan mereka semakin memanas. Beberapa menit kemudian, Aleya mulai rileks dan ikut terbuai dibawah kukungan Pria tampan itu. Arga pun tergila-gila dan terus menghajar tubuh Aleya tanpa ampun.
\~\~
Keesokan paginya, Aleya terbangun. Ia terkejut saat melihat wajah Arga yang masih tertidur tepat disebelahnya. Ia kemudian melihat tubuhnya yang tertutup selimut tanpa memakai sehelai kain pun. Gadis itu juga melirik jam yang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.
“Apa aku sudah gila? Aku ditiduri oleh Pria yang baru aku kenal,” batin Aleya.
Dengan perlahan, gadis itu mulai beranjak. Tapi, Arga tersadar dan kembali menarik Aleya kedalam pelukannya.
“Eungh,” rintih Aleya.
“Apa kau ingin ada ronde kedua?” goda Arga dengan mata yang masih terpejam.
“T-tidak. A-aku harus bekerja,” ujar Aleya dengan wajah yang memerah karena tersipu malu.
Arga pun tersenyum kecil dan langsung membalikkan posisi tubuh mereka. Pria itu kembali menindih tubuh Aleya dan mulai memasukkan miliknya tanpa aba-aba hingga membuat Aleya merintih kesakitan.
“Aww! Sakit!” kesal Aleya kemudian memukuli tubuh Arga.
“Rileks saja. Kau sangat nikmat gadis kecil,” bisik Arga yang sudah kecanduan dengan tubuh Aleya.
Pagi itu, mereka kembali melakukan adegan panas mereka. Sekitar pukul 8, mereka membersihkan tubuh mereka dan bersiap untuk menuju tempat kerja mereka masing-masing.
“Dave, minta seseorang menyiapkan pakaianku. Aku akan berganti Pakaian disana,” ucap Arga yang tengah menghubungi Dave sembari memakan sarapan yang disiapkan oleh Aleya.
“Habiskan makananmu. Lalu kita berangkat,” ucap Aleya sembari menyodorkan segelas susu hangat pada Arga.
“Baik, Nyonya,” ejek Arga.
“Ish kau ini!” kesal Aleya.
Selesai makan, Aleya segera membereskan dan mencuci piring agar rumah bersih saat ditinggal.
“Kenapa jalanmu seperti itu?” tanya Arga saat melihat cara jalan Aleya yang sedikit aneh.
“Kau serius menanyakan itu padaku?”