Pembalasan Istri Yang Dianggap Bodoh (Skenario Istri)

Di dalam ruangan, Mona terlihat menderita. Setelah disetubuuhi dua pria dengan obat kuat membuatnya menjerit-jerit sepanjang waktu.

“Nona Grace, apa video disebarkan sekarang?“ tanya salah satu anak buah Grace saat keluar dari ruangan.

Grace menatap Ayana yang baru saja masuk ke dalam rumah bersama Kai, “Kau ingin bagaimana?“

“Sebarkan saja, sekarang aku ingin bertemu dengannya. Urusan ku belum selesai...“

“Kau dengar, kan!“ Grace menatap anak buahnya.

Anak buah Grace mengangguk.

Tatapan Grace lalu mengarah pada kakak tirinya, “Oho! Tuan Kai yang terhormat, kenapa ada disini bersama istri orang?“

Grace menjuluurkan lidahnya untuk mengejek Kai, dia kesal karena Kai dan Ayana menyembunyikan rahasia darinya.

Pletak!

Kai menyeentil dahi Grace dengan pelan, “Kau nggak akan mengerti karena kau masih jomblo! Makanya cepat cari laki-laki yang kau sukai, kau akan mengerti perasaan ku saat ini pada Ayana!“

“Apa kau begitu tergila-gila pada Ayana sampai kau tega menyembunyikan rahasia dariku!? Bukankah, selama ini kita tak mempunyai rahasia?“ mata Grace mendelik tajam.

“Kau sedang bertingkah konyol!“ Kai balas mendelik.

Dua bersaudara tiri itu malah terus saling mendelik, Ayana terkekeh geli melihat keduanya. “Aku akan masuk duluan! Kalian selesaikan perdebatan kalian berdua!“

Ayana pun melangkah masuk ke ruangan Mona, terlihat Mona masih terbaring lemah setelah sesi panas diantara dua pria dan tubuh polosnya hanya tertutup sehelai selimut. Seprai masih terlihat berantakan dan ceceran air kenikmatan laki-laki terciprat di mana-mana membuat Ayana jijikk.

“Apa dia pingsan?“ tanya Ayana pada anak buah Grace.

“Sepertinya tidak.“

Mata Mona terpejam, air mata mengalir deras membasahi wajah wanita jalaaang itu.

“Mona! Buka matamu! Aku masih punya perhitungan dengan mu!“

Namun Mona bertahan, dia masih menutup matanya.

“Tarik tubuhnya sampai duduk, lalu tammpar wajahnya!“ perintah Ayana.

Sontak saja Mona membuka matanya, ia menahan selimut yang menutup tubuh telanjang nya lalu bangun dari baringan. Dengan mata memerah dan wajah dipenuhi amarah Mona memandang Ayana penuh kebencian.

“Kau tidak pantas membenci ku Mona! Aku lah yang seharusnya membenci mu dan membunuuh mu! Saat aku menyuruh seseorang menggeledah apartemen mu, aku menemukan banyak botol-botol obat yang sering aku lihat kau bawa jika sedang bertemu dengan ku! Aku memeriksa nya ke rumah sakit dan hasilnya itu adalah obat yang bisa mengeringkan rahimku agar tak bisa hamil! Pantas saja sekeras apapun usahaku mengobati rahimku agar bisa hamil, jika kau masih terus memberiku obat itu... pengobatan itu tetap percuma! Tapi jangan berbangga diri, aku sudah periksa lagi ke rumah sakit dan Dokter mengatakan setelah aku terbebas dari pemakaian obat darimu... rahimku akan subur kembali dan aku dipastikan bisa hamil!“

Mona tak bicara, bibirnya terkatup rapat. Tadinya dia ingin menertawakan Ayana karena baru mengetahui tentang obat itu. Namun mendengar kepercayaan diri Ayana yang mengatakan bisa hamil setelah tak meminum obat lagi ia sangat kesal.

“Malah kini aku sangat berterima kasih padamu, dengan perbuatan keji mu itu... aku tak pernah mengandung anak si bajingaannn Darius! Tuhan masih baik hati padaku! Meski aku sempat sedih dan kecewa, tapi sekarang aku merasa sangat bersyukur! Tunggu sebentar lagi, kau akan lihat perutku membesar karena hamil!"

Baru lah tawa Mona meledak, “Ahhaahhhaha! Kau hamil? Kau masih ingin berhubungan dengan Darius meskipun pria itu sudah mengkhianati mu! Menjijikkaan!“

“Kau pikir di dunia Ayana hanya ada laki-laki seperti Darius, si pengkhianat itu?!“ Kai berjalan mendekati Ayana, lalu merangkuul pinggang wanita itu dengan mesra.

Mata Mona terbelalak melihat laki-laki yang begitu tampan beraura kuat berdiri berdampingan dengan Ayana dan bersikap mesra pada Ayana.

“Kakak! Kita belum selesai bicara!“ Grace masuk dengan wajah memberengut karena hanya mendapatkan sedikit jawaban dari Kai tentang hubungan kakak tirinya itu dengan sahabatnya.

“Kakak?!“ seketika wajah Mona terperangah.

Laki-laki ini adalah Kakak tiri Erika, Kaivandra yang sangat berkuasa! Bagaimana bisa begitu mesra dengan Ayana? Bukankah dia sudah punya tunangan?! Apa mungkin mereka punya hubungan? Aku tak terima! Setelah aku merebut Darius darinya, kenapa dia masih beruntung dan mendapatkan pria lain bahkan lebih sempurna dari Darius! Argghhtttt! Wanita sialaaan kau Ayana...!!!

“Ay, jauhkan pria baru mu dari jalaaang ini! Aku takut, dia akan iri kembali dan merebut kakak ku darimu!“ Grace menyindir Mona.

“Benarkah, Mon? Kau iri lagi padaku? Kau ingin merebut pria baruku, cobalah kalau kau bisa!“ tantang Ayana, dia tersenyum meremehkan. Bukan terlalu percaya diri Kai akan setia padanya, namun instingnya mengatakan Kai bisa dipercaya. Ia hanya ingin menguji kepercayaan diri Mona yang baginya begitu sangat menjijikkaan.

“Kau jahat sekali sayang, kau kembali ingin menyamakan ku dengan mantan suami bejatmu itu! Mana mungkin aku mau dengan wanita busuk dan jelek seperti dia, membuatku mual saja! Kau harus dihukum lagi!“ Kai melepaskan rangkulan dari pinggang wanita itu, lalu memegang kedua bahu Ayana agar wanita itu menghadapnya. Kemudian tanpa aba-aba, Kai menarik dagu Ayana dan menyatukan bibir mereka. Sebelah tangannya menahan pinggang Ayana menempelkan tubuh mereka, lalu keduanya berciuman dengan penuh gairah.

Grace tertawa melihat tingkah kekanakan Kai, tapi dia merasa puas melihat wajah Mona yang menggelap. Grace tahu jika Mona kembali merasa iri dengan kebahagiaan dan keberuntungan Ayana.

“Kasihan, kasihan! Ada yang mendapatkan pria baru yang begitu mencintainya, sementara ada yang menatap iri karena tak seberuntung itu!“

Mendengar ejekan Grace, dengan tanpa malu Mona menyingkap selimut ingin menggoda Kai. Namun dengan cepat Grace menampaar wajah Mona, lalu mengambil selimut dan segera menutupi tubuh telanjang wanita jahat itu.

“Kau masih tidak tahu malu!“ tunjuk Grace pada Mona, tetapi Mona malah tertawa seperti orang gila.

“Haahaahaha... untuk apa aku malu? Aku sudah hancur! Kalian yang membuatku menderita! Kalian semua harus mati!“

Mona menerjang ke arah Ayana, dengan sigap Kai melindungi Ayana. Tubuh Mona kembali terekspos tanpa selimut karena gerakan nya barusan yang ingin menyerang Ayana. Kai tak menghiraukan tubuh Mona yang tanpa pakaian, dia meneendaang dada wanita itu sampai Mona terpelantiing ke belakang. Mona mengerang kesakitan dan seteguk darah keluar dari mulutnya.

“Jangan pernah lepaskan dia! Sepertinya dia sakit jiwa!“ Kai memberi perintah.

“Baik, Tuan.“

“Ayo, Ay. Jangan urus dia lagi, biarkan anak buahku mengurusnya. Kau juga Grace, jangan urusi mereka lagi. Kakak yang akan menangani situasi disini, kalian berdua jangan ikut campur lagi dengan mengotori tangan dan mata kalian untuk sampah seperti dia!“ Kai menarik lembut pundak Ayana, lalu membawa wanitanya keluar dari ruangan.

Sementara Grace memberi instruksi sebelum akhirnya ia ikut pergi bersama Kai dan Ayana dari rumah penyekaapan.

Tanpa mereka bertiga sadari, sejak awal Kai dan Ayana masuk ke dalam rumah itu, adik kandung Kai yakni Leoni sudah mencaritahu siapa Ayana yang terlihat bersama kakaknya bahkan terlihat mesra. Leoni sudah memerintahkan anak buahnya mencari tahu informasi tentang Ayana untuk diberitahukan pada Casandra.

“Aku harus segera memberitahu Casandra!“ wanita itu pun pergi membawa mobilnya menuju rumah Casandra.