NovelToon NovelToon
Aku (Tak) Mau Menikah Ummah

Aku (Tak) Mau Menikah Ummah

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: rahma qolayuby

Kehidupan yang di alami orang sekitarnya, terutama kakak nya sendiri membuat Harfa tak mau menjalani yang namanya pernikahan.
Apalagi, setelah Biru, membatalkan pernikahan mereka. Membuat hati Harfa begitu dingin akan yang namanya cinta. Mengunci hati hingga sulit di tembus.
Perubahan Harfa membuat kedua orang tuanya merasa sedih. Apalagi usia Harfa tak lagi mudah.

"Nak, menikahlah. Usia kamu sudah matang?"

"Tidak. Aku gak mau menikah, Ummah."

Jawab tegas Harfa membuat hati umma Sinta teriris.

yuk ikuti kisah nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahma qolayuby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 Cincin

Abi Farel dan ummah Sinta tak berani bertanya apapun pada dokter Harfa. Mereka bersikap biasa saja menekan pertanyaan yang sejak kemarin ingin mereka tanyakan.

Kemana dokter Harfa pergi dari kemarin. Abi Farel dan ummah Sinta takut terjadi sesuatu pada dokter Harfa karena pernikahan Bumi.

Tapi, melihat dokter Harfa pulang dalam keadaan baik-baik saja membuat mereka lega.

Kemeren dokter Harfa memang tak sempat pulang ke rumah bukan karena hatinya sedang patah. Melainkan dokter Harfa sengaja menyibukkan diri di rumah sakit sampai ketiduran di sana.

Terlihat baik-baik saja bukan berarti hati dokter Harfa tak perih. Dokter Harfa hanya tak ingin membuat kedua orang tuanya khawatir.

Kakak Ifa saja kuat, kenapa aku lemah. Itulah yang sering dokter Harfa ucapkan dalam hati untuk sekedar penguat diri.

Dokter Harfa pulang karena ingin ganti baju dan mengambil berkas pasien yang sempat ia bawa untuk di pelajari.

"Ok Harfa kamu harus kuat."

Menyemangati diri adalah hal yang harus dokter Harfa lakukan. Dokter Harfa pamit berangkat lagi.

Abi Farel dan ummah Sinta tak bisa mencegah. Mereka membiarkan dokter Harfa pergi karena ada tugas yang menunggu dokter Harfa.

Sesampai di rumah sakit, dokter Harfa sudah di tunggu oleh dokter lain. untuk membahas sesuatu.

Bukan hanya dokter Harfa yang ada di ruang dokter Yeri ada dokter-dokter yang lain juga.

Dokter Harfa cukup lelah menjalani aktivitas hari ini. Apalagi ia harus ikut kedalam ruang operasi besar. Walau bukan dokter utama yang mengoperasi tapi dokter Harfa ikut merasa lelah juga. Ketegangan di ruang operasi benar-benar menguras tenaga dokter Harfa. Iya harus hati-hati membantu jangan sampai salah sedikit saja. Pasalnya yang mereka operasi adalah seorang menteri dalam negri. Jika ada kesalahan tentu mereka semua kena masalah.

Alhamdulillah, operasi selesai selama lima jam. Waktu yang benar-benar membuat dokter Harfa lelah.

Jam 16:49 dokter Harfa bergegas menuju mushola yang ada di rumah sakit untuk melaksanakan sholat ashar. Karena rasa lelah membuat dokter Harfa berdiam sedikit lama di sana.

"Sekarang aku harus berjuang sendiri. Apa aku bisa?"

Tanya dokter Harfa pada dirinya sendiri. Termenung memikirkan sesuatu. Sesekali terdengar helaan nafas berat.

Cukup lama termenung, dokter Harfa mulai beranjak setelah membereskan mukena.

Kembali ke ruangannya karena masih ada jadwal pemeriksaan juga.

Kruk!

Dokter Harfa menghentikan langkahnya mendengar perutnya sendiri berbunyi. Dokter Harfa lupa jika dirinya belum makan sejak tadi pagi. Perut dokter Harfa terasa perih. Iya harus mencari makan tapi jadwal pemeriksaan ia sebentar lagi.

"Pasti lupa makan lagi."

Ucap Bumi cemberut sambil menyodorkan kotak makan.

"Kenapa diam, hm. Ayo makan."

"Kamu gak boleh telat makan. Ingat! kesehatan kamu harus di jaga. Jika kamu sakit siapa yang akan merawat ku nanti."

"Mas..,"

"Apa?"

"Astaghfirullah!"

Kaget dokter Harfa memejamkan mata sambil mengelus dada. Hatinya terasa sakit mengingat bayang-bayang Bumi yang selalu memperhatikannya. Kini, tidak ada lagi. Dokter Harfa harus mulai mengurus dirinya sendiri. Bumi harus di lupakan.

Biasanya Bumi selalu ada di saat dokter Harfa butuhkan. Bumi selalu ada di saat dokter Harfa tanpa meminta pun. Sosoknya hadir dengan sendiri menjadi alarm tersendiri bagi dokter Harfa.

"Jangan Harfa. Kamu tak boleh mengingatnya lagi. Mas Bumi sudah jadi suami orang."

Gumam Dokter Harfa terasa sesak. Kenapa di saat-saat seperti ini malah mengingat Bumi. Raganya sudah lelah kini hatinya juga lelah. Lelah menahan sakit seorang diri.

Dokter Harfa mengabaikan perutnya yang sedang lapar. Dokter Harfa memilih mengerjakan pekerjaan nya dulu. Di saat seperti ini dokter Harfa harus tetap profesional dalam pekerjaan nya.

"Dokter, ada satu pasien lagi."

"Bukannya sudah selesai."

Bingung dokter Harfa. Pasalnya pasien dokter Harfa sudah selesai.

"Dia pasien baru. Dokter umum sudah tak ada."

Dokter Harfa menghela nafas berat. Lagi, dirinya harus menangani pasien yang bukan pasien nya.

"Dimana pasien nya?"

"Di UGD."

Dokter Harfa langsung bergegas menuju ruang UGD. Dokter Harfa harus segera menyelesaikan urusannya.

"Di sini dok."

Dokter Harfa tertegun melihat siapa pasien baru yang berbaring di sana. Dengan cepat dokter Harfa mendekat guna memeriksa.

"Adu jotos?"

"Peramal, Ya?"

"CK."

Dengus dokter Harfa membalut luka yang ada di tangan pasien. Siapa yang menyangka jika pasien baru itu ternyata pemuda yang pernah di tolong dokter Harfa beberapa hari lalu.

Dokter Harfa memerhatikan wajah pemuda itu membuat pemuda itu mengerutkan kening.

"Apa?"

Dokter Harfa menghela nafas, setidaknya pemuda itu tidak terlalu kaku seperti kali pertemuan mereka. Wajahnya sedikit menghangat walau wajah tampan itu nampak hancur.

"Jangan berantem. Sekolah yang benar."

"Buat apa?"

"Setidaknya suatu saat nanti kamu akan berguna."

"Berguna buat siapa?"

Dokter Harfa tertegun melihat sorot mata pemuda itu yang mulai berubah sendu. Seperti banyak kesakitan di sana.

"Ya, kedua orang tua kamu."

"Mereka tak akan pernah bangga terhadap saya. Karena mereka sudah tak ada."

Dokter Harfa terdiam cukup lama menyelami apa yang di katakan pemuda itu.

"Maaf, saya tak bermaksud."

Pemuda itu tak menjawab. Malah membaringkan tubuhnya sambil memejamkan kedua matanya seolah tak mau mendengarkan kata maaf dokter Harfa.

Dokter Harfa tak tahu kenapa hatinya merasa iba pada pemuda itu. Apalagi ketika mengatakan jika kedua orang tuanya sudah tak ada.

Dokter Harfa dan suster memilih pergi membiarkan pemuda itu istirahat.

"Dokter Harfa."

Panggil pemuda itu sambil membuka kedua matanya kembali. Pemuda itu sempat membaca name tag dokter Harfa tadi ketika dokter Harfa mengobatinya.

"Bukankah sebuah kematian sudah di garis takdirkan Allah? Tapi kenapa mereka tak menerima akan takdir itu."

Deg!

Dada dokter Harfa terasa sesak. Dirinya seolah tertampar dengan kata yang di ucapkan pemuda itu. Entah kenapa membuat dokter Harfa merasakan sesuatu yang sangat menyakitkan dari pada sebuah patah hati.

"Jika benda yang ada di saku dokter sangat berarti kenapa harus di buang. Simpan lah."

Ucap pemuda itu lagi membuat dokter Harfa terhenyak. Tangan dokter Harfa langsung meraba saku jasnya.

Cincin!

Batin dokter Harfa terkejut. Mata dokter Harfa memerah menatap sebuah cincin berlian itu.

Sejak kapan cincin itu ada di dalam saku jas dokter Harfa. Bukankah dokter Harfa sudah membuangnya. Kenapa ada di saku jas nya.

Dokter Harfa bertanya-tanya dalam hati sambil menatap cincin itu. Lalu, pandangan dokter Harfa menatap pemuda itu yang sudah terlelap. Mungkin, akibat obat bius yang di suntikan dokter Harfa mulai bereaksi.

"Apa dia yang menemukan cincin ini! Tapi, kenapa bisa tahu jika cincin ini ..,"

Dokter Harfa tak bisa melanjutkan ucapan dalam kebingungannya.

Pemuda itu terlalu misterius untuk dokter Harfa. Seolah tahu sesuatu.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ...

1
Psbu Paus biru
sangat bagus
Psbu Paus biru
🥰🥰🥰🥰
Psbu Paus biru
😍😍😍
Drezzlle
mampir kak
Rahma Qolayuby: terimakasih banyak kak🥰
total 1 replies
Drezzlle
/Cry/ baru mulai udah sedih
Tien
kenapa diulang ceritanya kak
Rahma Qolayuby: bukan di ulang kk, cuma ini di daftarin buat kompetisi nulis periode 2
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!