NovelToon NovelToon
Belenggu

Belenggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Selingkuh
Popularitas:36.1k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

Dia terjerat dalam sebatas ingatan dimana sebuah rantai membelenggunya, perlakuan manis yang perlahan menjeratnya semakin dalam dan menyiksa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hilda

"Aku dosen baru di kampusmu. Kau meminta bimbinganku, lalu kita saling jatuh cinta."

Hanya garis besar yang Mario katakan tentang pertemuan mereka, hingga mereka bisa jatuh cinta dan menikah. Tapi, itu cukup masuk akal untuk Valeri. Meski entah kenapa Valeri belum percaya sepenuhnya. Namun melihat sertifikat pernikahan yang ditunjukkan Mario tentu saja mau tak mau Valeri percaya kalau pria itu memang suaminya.

Lagi pula, untuk apa Mario menipunya dengan sebuah status?

Dia tidak kaya. Selain tubuhnya Valeri tak memiliki apapun. Bahkan untuk wanita, Valeri yakin Mario bisa mendapatkan yang lebih baik darinya. Lalu kenapa pria itu mau menipunya. Dengan kata lain Valeri akan mulai percaya pada Mario.

"Aku tidak melihat foto pernikahan kita?" tanya Valeri saat mereka di lantai satu dan duduk santai di depan televisi setelah makan malam. Tatapannya memindai tembok yang polos tak ada satu foto pun disana.

"Aku tidak suka di foto." Mario masih fokus pada televisi dimana menampilkan berita.

Valeri mengerutkan keningnya. "Kalau begitu kita buat untuk di ponsel saja?" usul Valeri.

Mario diam itu artinya dia tak mau, kan?

Valeri melipat bibirnya, lalu diam- diam membuka kamera di ponselnya, dan mengarahkannya diam- diam padanya dan Mario yang duduk di sebelahnya.

Cekrek.

Satu foto berhasil dia dapatkan, dengan wajah datar Mario.

Saat Mario masih terlihat acuh tak peduli, Valeri kembali mengarahkan kameranya.

"Mario?" panggil Valeri. Dan saat Mario menoleh Valeri menekan tombol potret.

Cekrek.

Valeri tersenyum, namun wajah Mario masih tetap sama.

Valeri mencebik saat hasil fotonya benar-benar tak bisa dia harapkan.

"Hilda, bisakah aku minta tolong?" Valeri menoleh pada Hilda yang seperti biasa berdiri tak jauh dari mereka.

"Saya, Nona?" Hilda berjalan mendekat.

"Tolong fotokan kami," pinta Valeri dengan menyerahkan ponselnya.

Hilda menoleh pada Mario, saat melihat pria itu mengedipkan matanya satu kali Hilda segera mengambil alih ponsel Valeri.

Masih dengan duduk di sofa Valeri merapikan drees putihnya lalu menegakkan tubuhnya.

"Maaf, Nona bisakah anda lebih dekat." Hilda menggerakkan tangannya agar Valeri lebih dekat dengan Mario.

Valeri menggeser tubuhnya mendekat pada Mario lalu kembali menatap pada Hilda.

"Sedikit lagi Nona." Mario menarik sudut bibirnya saat Valeri semakin mendekat.

"Baiklah, sekarang tersenyum." Valeri tersenyum cantik, namun saat menoleh pada Mario yang masih berwajah sama seperti sebelumnya Valeri semakin kesal.

"Bisakah kamu senyum sedikit saja?"

Mario menaikan alisnya, dan menoleh pada Valeri. "Seperti ini." Valeri menarik bibirnya dan tersenyum, dia bahkan mendongak sebab tinggi badannya yang hanya sebatas dada Mario. Saat ini keduanya berhadapan, dengan Mario menunduk menatapnya. Dan Hilda menekan tombol potret.

Cekrek.

Mario meraih pinggang Valeri mendekat bahkan hingga Valeri menahan tubuhnya dengan lutut agar wajahnya setara dengan Mario. "Seperti ini?" tanya Mario, pria itu menyeringai. Valeri nampak tertegun dengan posisi sedekat ini, dan wajah terkejutnya berhasil di abadikan oleh Hilda.

"Sudah Nona." Valeri segera mendorong Mario menjauh, lalu mengambil ponselnya dari Hilda.

"Terimakasih Hilda."

"Ka- kalau begitu aku akan tidur," katanya pada Mario, lalu pergi secepat yang dia bisa.

Mario menggeleng pelan lalu kembali menatap televisi di depannya.

...

Valeri meremas kedua jari tangannya yang gugup. Dia masih menunggu Mario datang memasuki kamar mereka.

"Kamu belum tidur?" tanya Mario saat melihat Valeri masih duduk di tepi ranjang.

"Hm." Valeri semakin gugup.

Mario melepas kemejanya, lalu meriah asal kaos berlengan pendek di lemari. "Tidurlah sudah malam." Mario akan pergi ke arah sofa, namun suara Valeri menghentikannya.

"Kau bisa tidur di ranjang."

Mario mengeryit. "Kau yakin? Kamu lupa apa yang aku katakan kemarin?"

"Itu ... di sofa pasti tidak nyaman. Jadi kita bisa berbagi. Lagi pula ranjangnya sangat luas."

"Kau tidak takut aku melakukan sesuatu?"

"Aku tidak akan melarang. Tapi, untuk sekarang, bisakah kau memberiku waktu? ... hanya sampai aku siap."

Mario mengangguk. "Baiklah." Mario naik ke sisi lain ranjang, dan membaringkan tubuhnya.

Dengan gerakan canggung, Valeri menaiki ranjang dan berbaring di sebelah Mario.

Saat Valeri akan memejamkan matanya, dia teringat keinginannya untuk mengunjungi makam kedua orang tuanya.

"Bolehkah aku meminta izinmu?" tanyanya.

Mario menoleh. "Aku ingin mengunjungi makam orang tuaku?" Valeri melihat rahang Mario mengeras sebelum kembali seperti semula.

"Tentu, kita akan kesana. Aku akan melihat jadwalku."

"Tidak, aku bisa kesana sendiri, jika kau sibuk."

Mario menatap Valeri dengan mata tajamnya. "Kita akan pergi bersama." Mario menyelipkan rambut ke belakang telinganya. "Sekarang tidurlah," ucapnya dengan lembut, lalu memberikan ciuman di bibirnya.

Valeri merasa ada perubahan di wajah Mario saat dia membicarakan orang tuanya. Namun saat Mario kembali berkata lembut, Valeri tak lagi memikirkan.

Valeri mengangguk lalu memejamkan matanya.

Sementara Valeri sudah terlelap, Mario masih menatap Valeri dengan wajah tanpa ekspresinya. Setelah beberapa saat dia berdiam, Mario menurunkan kakinya lalu keluar dari kamar.

Tiba di luar kamar Mario melihat Hilda yang berdiri tak jauh dari pintu, lalu wanita paruh baya itu menunduk hormat. Saat Mario berjalan menjauh dari kamar, Hilda dengan sigap mengikuti.

"Lain kali jangan ceroboh. Pastikan dia tak menemukan apapun yang mencurigakan. Kau tahu dia tidak akan berhenti berpikir jika penasaran. Aku tak mau rencanaku berantakan hanya kerena kebodohanmu."

"Maafkan saya Tuan. Saya tak tahu Nona menemukan kalungnya di pintu belakang."

Mario menolehkan wajahnya pada Hilda, hingga wanita paruh baya itu menunduk semakin dalam.

"Berapa tahun kau bekerja denganku Hilda?"

"Hampir 20 tahun, Tuan. Saat itu usia anda bahkan masih 15 tahun." Mario mengangguk.

"Jadi kau tahu bukan tujuanku merencakan ini?"

Hilda mengangguk. "Saya mengerti, Tuan."

"Jadi jangan membuat kesalahan yang membuat aku tak bisa memaafkanmu, Hilda." Hilda meremas seragam pelayannya, lalu mengangguk.

"Kau bisa istirahat." Mario berbalik hendak pergi, namun saat ini Hilda kembali memanggilnya.

"Maaf, Tuan. Saya harap anda jangan terus menyiksa diri anda."

Mario menatap tajam. "Saya tidak akan meminta anda melepaskannya. Tapi saya harap anda melupakan dendam anda."

Mario terkekeh sinis. "Dengar Hilda, jangan melewati batasanmu ... ."

"Ampuni saya, Tuan. Tapi, sudah saatnya anda melanjutkan hidup anda. Jangan sampai anda menyesal di kemudian hari."

"Penyesalanku adalah membiarkannya hidup lebih lama." Hilda mendongak saat Mario berjalan menjauh, langkah kaki tegap pria itu pergi ke arah ruang kerjanya.

Hilda menghela nafasnya, lalu menoleh ke arah kamar yang menyimpan Valeri di dalamnya.

"Aku harap kau bisa bertahan."

1
AZLEN HASLINA BT. AWANG KPM-Guru
wah...Mario...teruskan usahamu mengambil hati Valeri
Siti Nur Janah
Mario kaya main drama, pura-pura cedera biar bisa menjerat Valeri lagi
semoga bisa bersatu kembali
Eris Fitriana
Hemm... Mario kau mulai pandai mendrama yaa... Aku mau kamu dapat karma dr perbuatan mu... tapi aku juga suka Valery kembali ada di sekitar mu dngan suasana yg berbeda... Ada warna CINTA kini dari mu...hehe
Dinda Putri
jujur saja Mario bilang utarakan semua perasaan mu pada Valery
azalea_lea
hahhh... dahlah kalian ngaku saja tentang perasaan kalian jgn membohongi diri sendiri lagi
cinta bilang cinta rindu bilang rindu 🤭
Siti Nur Janah
oh mario knp aku tak bisa benci padamu 🥺 padahal kau selalu jahat sama valeri.
seperti perasaan valeri yg selalu mencintaimu meskipun kau terlalu jahat padanya
AZLEN HASLINA BT. AWANG KPM-Guru: aduh...sama dengan ku...enggak bisa membenci Mario justeru mengharap Valeri bersama lagi dengan Mario
total 1 replies
Dinda Putri
Ayo Mario jemput kembali istrimu akui perasaan mu akuilah kalau kamu bucin parah 🤭🤣
mbu ne
ini part flash back yg sebelum nyerang ya kak?
yg Mario face to face sama musuhnya.
Ceu Nah: nnti di flash back kk di depan pas penyerangannya
total 1 replies
Siti Nur Janah
padahal mario jahat bgt sama valeri tp sehari ngak nongol rasanya rindu
Saadah Rangkuti
firasat buruk nih sama charlos...
new user
D tunggu nex Update
azalea_lea
apakah carlos benar2 baik semoga saja tidak ada maksud lain kasian valery 😭
jgn sampai tersiksa lagi 🙏🙏🙏
👍❤🌹
Dinda Putri
persaingan antara Carlos dan Mario akan segera di mulai🔥🔥🤣 bikin Mario terbakar cemburu Thor🤭🤣
Eris Fitriana
Berharap Valery bisa hidup aman dan tenang... dan mampu melupakan si jahat Mario... Dan semoga Carlos bukan org yg akan memanfaatkan Valery demi kepentingan pribadinya
AZLEN HASLINA BT. AWANG KPM-Guru
author .....permudahkan jalan hidup Valeri...kesian dong
mbu ne
keluar kandang macan, masuk kandang singa...😔
iin marlina
pasti Valeri jadi sandera ini
rini apriyanti
makasih up ny thor
Eris Fitriana
Makasiih Othor... semoga Mario baik2 aja yaa...jngan bikin dia terluka... tapi bikin hatinya yg tersiksa krn hrs jauh dari Val...
Siti Nur Janah
makasih banyak upnya kak 😚
mario jangan sampai kau terluka karna kau harus menyembuhkan luka batinnya valeri 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!