Raina hanya ingin mengisi waktunya di malam hari dengan membaca novel romantis sebelum tidur. Tapi siapa sangka, novel berjudul “Pengantin Bayangan Sang Antagonis” itu akan menjadi akhir dari hidup lamanya. Sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawanya—dan saat ia membuka mata, ia bukan lagi Raina. Ia kini menjadi Ayla, karakter figuran yang hanya muncul di dua bab novel… sebagai istri sang antagonis pria yang hendak menceraikannya.
Namun yang lebih mengejutkan bukan hanya reinkarnasinya, melainkan sistem misterius bernama “Sistem Gosip” yang kini bersarang di benaknya. Sistem ini memberinya informasi rahasia paling update, tentang siapa pun di dalam dunia ini. Skandal, rahasia kelam, kebohongan, semuanya tersedia.
Sayangnya, ada satu efek samping yang tidak disebutkan: setiap bisikan hatinya bisa didengar oleh suaminya sendiri—Kael Arvane, pria dingin dan penuh ambisi yang menjadi antagonis utama dalam novel itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandri Ratuloly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akar yang Terkubur
Pukul dua dini hari, ketika sebagian besar penghuni rumah sudah terlelap, ruang kerja Kael justru di penuhi cahaya dari belasan layar monitor. Aku duduk di sebelahnya, mata nyaris mengantuk, tapi hati penuh semangat.
“Jadi... kita akan melawan Leona dengan membuka masa lalunya?” tanya ku sambil mengaduk teh.
Kael menatap layar utama yang menampilkan catatan keuangan sebuah yayasan amal. “Kita tidak membuka. Kita hanya menunjukkan apa yang selama ini dia sembunyikan. Kebenaran akan berbicara sendiri.”
[Sistem Gosip: ‘File “Yayasan Tersia” menyimpan transaksi gelap antara Leona dan ketua investor Ardyn Group. Dana masuk: 1.8 juta dollar. Alokasi tidak jelas.]
“Kael,” seruku sambil menunjukkan notifikasi sistem, “Yayasan Tersia... uang masuknya tak jelas arahnya.”
Kael mendekat, matanya menyipit. “Ardyn Group? Mereka rival utama proyek pelabuhan timur kita.”
“Dan Leona— perempuan yang mengaku paling peduli pada reputasi Arvane—diam-diam mendanai pesaing terbesar, mu?”
Kael menegang. “Kalau ini benar… maka bukan hanya pencemaran nama baik. Ini sabotase.”
Pagi harinya…
Kami memanggil Leo, kepala investigasi internal perusahaan. Pria itu setia dan pendiam, namun sangat cakap.
“Saya akan urus ini secepatnya, Tuan Kael,” ucap Leo. “Tapi... jika benar Leona ada di balik pendanaan Ardyn Group, maka ada lebih dari sekadar niat balas dendam.”
Aku menambahkan, “Dia bukan hanya ingin menjatuhkan Kael, tapi seluruh perusahaan.”
Kael mendesah. “Dia ingin kita jatuh agar dia naik. Dia sudah menyiapkan panggungnya sejak lama.”
---
Di sisi lain kota...
Leona duduk di dalam mobil mewahnya, memandangi rekaman siaran langsung Ayla semalam.
“Kau pintar, Ayla. Tapi aku lebih dulu hidup di dunia ini. Kau hanya versi barumu yang tak tahu medan perang sebenarnya.”
Ponselnya berdering. “Ya?” suaranya tajam.
“Kita punya masalah,” kata suara pria di seberang. “Ayla punya akses pada sistem internal. Dia tahu tentang Ardyn.”
Leona menggeram. “Aku akan selesaikan ini. Kirimkan foto-foto lama Ayla dengan Martin. Aku akan buat berita baru, lebih mematikan.”
Kembali ke Ayla…
Di sore hari, aku duduk di taman belakang rumah, mencoba memahami semua data yang diberikan Sistem Gosip.
[Data Rahasia: Martin—mantan sekretaris pribadi ayah Kael, pernah menjalin hubungan emosional dengan Ayla selama setahun. Tidak terbukti sebagai perselingkuhan, namun digunakan Leona sebagai alat pemerasan.]
“Kael,” panggil ku dengan suara pelan.
Ia datang sambil membawa dua cangkir kopi. “Apa lagi yang kamu temukan?”
Aku menunjuk data sistem. “Martin. Dia bukan selingkuhan Ayla. Tapi Leona menggunakan hubungan itu untuk menekan Ayla.”
Kael diam, menggenggam erat cangkirnya. “Martin menghilang dari negara ini dua tahun lalu. Aku kira dia pindah ke luar negeri untuk alasan pribadi.”
“Bagaimana kalau dia tidak pergi? Bagaimana kalau... disembunyikan?”
---
Malam itu, dalam ruang kerja tertutup…
Leo membawa bukti tambahan. Sebuah catatan perjalanan pribadi Leona, termasuk pembayaran ke sebuah tempat rehabilitasi pribadi di luar kota.
“Tempat ini tidak pernah dilaporkan secara resmi. Tapi salah satu pasiennya... bernama Martin.”
Aku dan Kael saling menatap.
“Dia mengurung Martin?” tanya ku sangat kaget.
Kael mengepalkan tangan. “Ini sudah keterlaluan.”
[Sistem Gosip: Reputasi Leona berada di ambang kehancuran. Akses pada informasi pribadi Martin kini terbuka: lokasi, kondisi, dan rekaman pengakuan.]
Kael berdiri. “Kita harus ke sana.”
---
Keesokan paginya…
Kami berangkat tanpa pengawal. Hanya aku, Kael, dan Leo yang menyetir sendiri ke tempat rehabilitasi di pinggiran kota. Tempat itu tampak tenang dari luar, seperti vila mewah. Tapi di dalam...
“Pasien atas nama Martin tidak bisa di jenguk,” kata petugas.
Kael menunjukkan surat kuasa hukum. “Sekarang bisa.”
Setelah lima belas menit menunggu, akhirnya Martin muncul. Lebih kurus, tapi matanya masih penuh kesadaran.
“Ayla…?” bisiknya, ragu.
Aku tersenyum lembut. “Aku tahu... ini aneh. Tapi kami di sini untuk menolong, mu.”
Percakapan itu mengubah segalanya.
Martin membenarkan bahwa hubungannya dengan Ayla dulu hanya bersifat saling mendukung, karena sama-sama merasa tertekan oleh lingkungan kerja. Tidak ada hubungan terlarang. Namun Leona menangkap momen itu dan menggunakannya sebagai kartu.
“Dia bilang akan menghancurkan Ayla... atau aku,” kata Martin lirih. “Dan aku lebih baik menghilang.”
Kael mematung. Wajahnya gelap.
“Martin, maukah kau bersaksi?” tanyanya perlahan.
Martin menatap kami berdua. “Kalau ini bisa membersihkan nama Ayla, aku bersedia.”
Sementara itu, Leona mulai gelisah.
“Kenapa semua media diam? Kenapa tidak ada berita baru naik?” teriaknya pada asistennya.
“Asisten Martin— yang lama— menghilang. Dan... ada rumor kalau Arvane Corp sedang menyusun gugatan pidana.”
Leona menatap layar ponselnya. Akun media sosialnya kini dipenuhi hujatan.
“Leona pembohong?”
“Martin ternyata korban.”
“Ayla tetap bertahan, Leona makin tenggelam.”
Ia menghempaskan ponselnya ke lantai.
“Tidak! Aku tidak akan kalah oleh wanita itu!”
---
Di rumah, malam itu...
Kael duduk bersama ku di balkon, cahaya bulan menyinari wajahnya yang tenang.
“Kau baik-baik saja?” tanyanya.
Aku mengangguk. “Tapi Leona belum habis.”
Kael tersenyum kecil. “Tak apa. Karena sekarang… aku punya istri yang tidak hanya bisa berpikir cepat, tapi juga punya sistem gosip paling sakti di dunia.”
Aku tertawa pelan.
“Dan kau punya hati yang lebih dari cukup untuk dua kehidupan.”