NovelToon NovelToon
Bayangan Si Cupu Tampan

Bayangan Si Cupu Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ahmad Taufik

Di balik kacamata tebal, kemeja kusut, dan sepatu bolongnya, Raka Arya Pratama terlihat seperti mahasiswa paling cupu di kampus. Ia dijauhi, dibully, bahkan jadi bahan lelucon setiap hari di Universitas Nasional Jakarta. Tidak ada yang mau berteman dengannya. Tidak ada yang peduli pada dirinya.

Tapi tak ada yang tahu, Raka bukanlah mahasiswa biasa.

Di balik penampilan lusuh itu tersembunyi wajah tampan, otak jenius, dan identitas rahasia: anggota Unit Operasi Khusus Cyber Nusantara,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Taufik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mesin menderu

Waktu menunjukkan pukul 21:07 ketika Raka mematikan layar laptopnya. Sistem diam. Tak ada alarm merah. Tak ada notifikasi ancaman. Tidak malam ini.

Ia berdiri, lalu menuju lemari kaca di samping ruang tamunya yang luas. Satu ketukan ringan di panel pintu cukup untuk membukanya. Deretan jam tangan mewah, kacamata hitam, dan kunci mobil tersusun rapi di sana.

Tangannya memilih satu: kunci Lexus LFA dengan gantungan berbahan titanium — sederhana, tapi berkelas.

Sambil melangkah ke kamar, ia membuka laci kecil. Kaos putih tipis, celana jeans hitam, dan jaket denim bersih ia kenakan. Tak ada logo mencolok, hanya potongan pas badan dan bahan berkualitas.

Ia tak mengenakan topi. Tak juga menutupi wajahnya dengan masker seperti biasanya. Biarlah malam ini, dunia melihat siapa dirinya sebenarnya.

Di basement apartemen, deru mesin mulai terdengar ketika tombol start ditekan.

> “Wuum.”

Suara khas mesin V10 dari Lexus LFA yang langka itu mengisi ruang parkir.

Mobil berwarna hitam pekat metalik itu melaju keluar dari basement, lampu depannya menembus jalan ibu kota yang mulai sepi.

Di balik kemudi, Raka bukan lagi mahasiswa cupu. Rambutnya dibiarkan sedikit acak, wajahnya bersih tanpa beban, dan tubuhnya duduk tegap nyaman dalam bucket seat kulit.

Jakarta malam itu lengang. Lampu kota memantul di kaca jendela gedung tinggi. Jalanan Sudirman terbentang lurus seperti jalur runway, dan mesin mobil sport yang langka itu meluncur tanpa hambatan.

---

Bar “Verte” — Tempat bagi yang Tidak Ingin Dikenal

Bar ini tak pernah dipromosikan. Tidak pula mudah ditemukan.

Dari luar, hanya tampak seperti bangunan lawas dua lantai, dengan lampu kecil bertuliskan "V". Tak ada papan nama, tak ada antrian. Tapi siapa pun yang pernah masuk tahu: di sinilah banyak orang menyimpan identitas kedua mereka.

Dan malam ini, Raka datang sebagai dirinya sendiri.

Parkir mobil tak jauh dari pintu masuk, Raka turun. Suara decit sepatu kulit tipisnya terdengar jelas di pelataran kecil. Beberapa pengunjung yang sedang merokok di luar sempat melirik — bukan karena mobilnya, tapi karena auranya.

Seorang pria muda, berpenampilan santai, rambut acak, wajah tajam namun tidak menyeramkan. Postur tenang, santai... tapi sorot matanya tidak bisa dianggap biasa.

> "Wah... siapa tuh?" bisik seorang wanita di sudut pintu sambil menarik lengan temannya.

> "Baru malam ini aku lihat cowok segitu bersih datang ke sini..."

Raka hanya tersenyum tipis, seperti tak mendengar. Ia melangkah masuk ke dalam.

---

Musik, Cahaya, dan Ketegangan yang Tertutup Senyum

Interior bar “Verte” didesain gelap, dengan pencahayaan lembut dan nuansa hangat. Musik mengalun — bukan EDM keras, tapi musik elektronik jazzy yang cukup untuk menjaga atmosfer misterius.

Raka memilih duduk di bar, tidak mencari meja di sudut. Ia memesan sesuatu yang ringan — kopi hitam dingin dengan sedikit bourbon.

> “Minuman aneh,” komentar bartender wanita yang melayaninya.

> “Aku memang aneh,” jawab Raka ringan, sambil tersenyum.

Ia meneguk perlahan, lalu memandang ke sekeliling. Malam ini tampaknya tidak ada operasi, tidak ada agen lapangan lain, dan tidak ada wajah-wajah musuh.

Namun ia tetap awas.

Beberapa meja di seberang diisi oleh pria-pria berbadan besar dengan gaya terlalu rapi untuk sekadar nongkrong. Mungkin bodyguard. Atau anggota organisasi bisnis bawah tanah. Siapa pun mereka, Raka menganggap semua orang dalam radius 5 meter sebagai potensi ancaman. Kebiasaan.

---

Tatapan-Tatapan Tak Terhindarkan

Tidak butuh waktu lama sebelum sorotan mata mulai berdatangan.

Wanita-wanita muda — dan beberapa pria — mulai menyadari kehadiran sosok baru di bar itu. Bukan karena mobil mahalnya, bukan pula karena pakaian mewah, tapi karena aura dan ketampanan yang tidak dibungkus gaya pamer.

> “Dia duduk sendiri ya?”

> “Gila... itu mata warna hazel asli?”

> “Lo kenal dia? Kayak bukan anak Jakarta…”

Raka tidak menyadari — atau mungkin tidak peduli — dengan bisik-bisik di sekelilingnya. Ia hanya duduk tenang, memainkan gelas minumnya dengan satu tangan, sambil sesekali melihat layar ponselnya.

Tidak ada pesan darurat.

Tidak ada kode panggilan.

Hanya waktu untuk dirinya sendiri.

---

Tapi Dunia Tak Pernah Benar-Benar Sepi

Saat musik berganti ke nada yang lebih lambat, seseorang duduk di sebelahnya.

Seorang pria — sekitar tiga puluhan, dengan lengan penuh tato dan kalung emas tipis tergantung di leher. Wajahnya tidak asing bagi Raka. Pernah terlihat dalam briefing misi dua bulan lalu — anak buah dari jaringan lintas negara, bos kecil yang biasa mencuci uang lewat klub malam.

Pria itu menoleh, menyadari siapa yang di sampingnya.

> Pria di sebelahnya menoleh sekilas. “Gue yakin baru pertama kali lihat lo, Bro. Tapi... muka lo kayak familiar.”

Raka hanya menanggapi dengan senyum tipis. Ia tahu ekspresi itu bukan karena orang ini mengenalinya dari kampus—tidak mungkin. Di kampus, ia tampil membungkuk, memakai kacamata tebal, pakaian lusuh, rambut awut-awutan, dan sengaja menghindari kontak mata. Di dunia luar, ia adalah sosok yang berbeda sepenuhnya.

> Penampilannya malam ini—rambut ditata rapi, tubuh tegap, sorot mata tajam, dan tanpa kaca mata—terlalu berbeda dari si “Raka cupu” yang suka dibully.

> Bahkan software pengenalan wajah pun butuh waktu untuk menyesuaikan dua profil itu.

1
Suyono Suratman
mantap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!