NovelToon NovelToon
Suamiku Pelindungku

Suamiku Pelindungku

Status: tamat
Genre:Romantis / Pernikahan Kilat / Pengawal / Tamat
Popularitas:10.5M
Nilai: 5
Nama Author: Shan Syeera

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh
seorang Evanindhia Sashikirana..bahwa pengkhianatan yang di lakukan oleh kekasih nya bersama adiknya sendiri telah memaksa dirinya
untuk menjauh dari hingar bingar kehidupan
glamor kota metropolitan.

Dia memutuskan untuk mengisolasi dirinya ke
sebuah kota kecil yang ternyata keadaan di dalam
nya sangat lah di luar dugaan. Kehidupan liar dan
ekstrim harus dia lalui di sana yang bahkan tidak
pernah terlintas sedikitpun kalau dia akan masuk
dan mengalaminya sendiri.

Dia adalah seorang gadis kota dengan segala
pesona luar biasa yang di milikinya hingga di
setiap kemunculannya akan langsung menyihir
dan membius mata semua orang yang selama
hidupnya belum pernah melihat mahluk cantik
seperti dirinya.

Bagaimanakah Kiran akan dapat menjalani
kehidupan liar nya di kota kecil yang tidak di
kenal nya sama sekali.? Akankah dia menyesali
semua keputusan nya yang telah membawa
dirinya ke dalam kesulitan.??


** Ambilah hikmah yang terkandung di balik
setiap peristiwa **

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Tiba Di Villa

 

***********

 

Tamat sudah karir para perampok itu di tangan

seorang pria dengan tampang urakan itu.

Seringai senyum sinis tersungging dari bibir

tipis Agra yang kini maju mendekat ke hadapan

para perampok yang sudah tidak berdaya itu.

Agra berjongkok, bertumpu di satu kaki sambil

menggeleng mengejek kepala perampok yang

terlihat menunduk ketakutan.

"Bagaimana.. apakah kalian masih penasaran

padaku.? kalau masih punya nyali ayo berdiri.!"

Tantang Agra sambil menepuk pundak kepala

perampok yang langsung meringis.

"Ti-tidak Tuan, kami tidak berani.! kami kapok.!

Ampuni kami Tuan, kami mohon.."

Desis kepala perampok sambil menunduk

memuntahkan darah dari mulutnya.

Agra bangkit, berdiri menjulang di hadapan para perampok itu yang terlihat semakin ketakutan

saat melihat pria itu meraih pentungan kemudian

di letakkan di bahu nya dengan posisi siap

menghajar mereka habis-habisan.

"Apa aku perlu menggunakan alat ini untuk

menutup riwayat kalian.?"

"Ampuni kami Tuan.! kami mohon ampuni nyawa

kami.! Kami tidak akan menggangu anda lagi.

Bahkan kami siap mengabdi pada anda.!"

Ucap pemimpin perampok dengan gemetaran

seraya duduk bersimpuh di hadapan Agra dengan

posisi kedua tangan menyembah memohon

pengampunan untuk nyawa mereka. Agra tampak

berdiri santai masih menatap orang-orang tak

berguna itu satu persatu. Pentungan tadi di

mainkan di tangan kanannya.

Kemudian ujung pentungan itu di gunakan

untuk menekan bahu kepala perampok yang

semakin kalangkabut ketakutan.

"Baiklah, kali ini aku ampuni nyawa kalian.! tapi

sekali lagi kalian mencari masalah, maka riwayat

kalian akan tamat.!"

Desis Agra dengan suara bariton nya yang sangat

mengintimidasi membuat tubuh para perampok

itu semakin gemetar hebat menahan rasa takut

sekaligus rasa sakit di seluruh badan.

"Ba-baik Tuan..kami akan berhenti mulai saat

ini juga.! kami taubat Tuan..!"

"Bagus..! carilah pekerjaan yang layak tanpa

harus menaruhkan nyawa orang juga nyawa

kalian sendiri.!"

"Baik Tuan..Terimakasih atas kemurahan hati

anda. Kapanpun anda butuh tenaga kami, maka

kami siap melayani anda sepenuh hati.!"

"Siapa namamu.?"

"Godam Tuan..!"

"Baiklah..aku ada di perkebunan Grandnindia.!"

"Baik Tuan, kami tahu tempat nya.!"

"Sekarang kalian boleh pergi.!"

"Terimakasih Tuan, kami permisi.!"

Akhirnya dengan susah payah para perampok

itu pergi dari hadapan Agra yang masih berdiri

sambil tersenyum miring seraya memainkan

pentungan di tangannya dengan gaya bad boy

yang sangat kental.

Dia membalikkan badannya, tatapannya kini

bertabrakan dengan mata Kiran yang terlihat

masih sedikit syok. Agra berjalan santai menuju

kearah mobil, tidak terlihat sama sekali kalau

dia habis melakukan pertarungan seru barusan.

Dari tadi Kiran terus memperhatikan interaksi

antara Agra dan para perampok itu. Sebenarnya

dia masih sedikit syok saat melihat bagaimana

cepatnya Agra membereskan sampah jalanan

itu. Dia itu benar-benar manusia kan.? bukan

hantu atau mahluk asing.? kok bisa secepat itu

gerakannya dalam mengatasi para perampok

tadi.?

Mata Kiran masih menatap tidak percaya saat

sosok Agra sudah kembali duduk di balik kemudi. Keduanya tampak saling pandang sesaat sampai

akhirnya tanpa basa basi lagi pria itu kembali

melajukan mobilnya dengan tenang.

"Ka-kamu..tidak apa-apa ? tidak terluka kan ?"

Tanya Kiran ragu-ragu setelah dia menguasai

kembali dirinya. Agra meliriknya sekilas.

"Anda lihat sendiri kan kalau saya baik-baik saja

Nona, kenapa masih bertanya.?"

Hahh..? dasar laki-laki aneh.! di tanya baik-baik

kok malah terkesan tidak suka.! Kiran merutuki

Agra di dalam hatinya.

"Aku kan hanya bertanya Tuan Agra..kalau tidak

suka ya tidak usah di jawab.!"

Ketus Kiran berubah kesal bukan main, padahal

tadi dia sempat mencemaskan nya. Ada segaris

senyum tipis di sudut bibir Agra.

"Mereka hanyalah cacing-cacing kelaparan.!

mencari makan dengan menaruhkan nyawa

nya sendiri, sangat menyedihkan.!"

Desis Agra yang membuat Kiran langsung saja

melirik kearahnya. Kiran berusaha mencerna

perkataan Agra yang terdengar berkesan itu.

"Masih banyak pekerjaan yang bisa mereka

lakukan selain merampas hak orang lain.!"

Sahut Kiran menanggapi perkataan Agra.

"Otak mereka hanya sebatas bisa menyambung

nyawa dengan cara pintas.!"

"Apa di daerah ini masih banyak orang-orang

seperti mereka tadi.?"

Tanya Kiran dengan nada yang mulai tidak

nyaman. Agra kembali melirik kearahnya.

Keduanya saling pandang sesaat.

"Hampir di setiap sudut tempat ada.!"

"Apa ?? yang benar saja.??"

Kiran terlihat membulatkan matanya terkejut

sekaligus syok. Agra tersenyum tipis melihat

reaksi Kiran yang berlebihan.

"Tentu saja tidak Nona, hanya ada di beberapa

titik saja.!"

Kilah Agra berusaha menenangkan dengan

menahan tawanya. Kiran menatap tajam wajah

Agra yang di anggapnya sudah menakut-nakuti

dirinya, dia melengos sebal. Namun tidak lama

kemudian dia kembali melirik kearah Agra yang

kembali fokus ke jalanan sebab kini sudah

mulai memasuki kawasan pemukiman.

Diam-diam Kiran memperhatikan laki-laki yang

sudah sah menjadi suaminya itu. Ada tetesan

keringat di dahinya, rambut nya juga berantakan

basah oleh keringat, terlihat seksi dan menarik.

Ingin rasanya Kiran mengusap keringat itu.

Loh..apa-apaan ini, kenapa dia jadi mengagumi

laki-laki aneh itu sih.! Kiran menggelengkan

kepala nya membuang semua keliaran isi pikiran

nya yang tidak bisa lepas dari sosok nyentrik

di sebelahnya itu.

Agra bergerak melepaskan jaket yang di pakai

nya karena dia mulai merasa kegerahan akibat

perkelahian tadi.

"Hei..kamu mau apa.?"

Kiran menatap curiga sambil meringis menjauh.

"Memangnya Nona pikir saya mau apa.?"

Sahut Agra melirik gerah kearah Kiran. Dia meneruskan gerakannya membuka jaket dengan

satu tangan. Kiran mengamati gerakan lelaki itu

yang tampaknya sedikit kesulitan.

"Biar aku bantu.!"

Ucapnya ragu sambil mengulurkan tangannya

mencoba menarik jaket itu dari tangan Agra yang

hanya melihatnya sekilas. Akhirnya jaket itu kini

terlepas, menyisakan tubuh gagah Agra yang

hanya terbungkus kaos hitam pas body. Agra

melempar jaketnya ke jok belakang.

Wajah Kiran sempat memerah saat melihat

bagaimana tegapnya tubuh pengawal sekaligus

suaminya itu. Aroma maskulin yang sangat

menenangkan kini menguar dari tubuh laki-laki

itu. Kiran sempat menautkan alisnya heran,

saat mencium aroma maskulin mewah bisa

menguar dari tubuh suaminya itu.

Bagaimana bisa pria sekelas penjaga kebun

milik keluarganya mampu memiliki parfum

semahal ini. Karena Kiran tahu pasti jenis

parfum apa yang kini memenuhi indra

penciuman nya itu.

"Kita sudah memasuki kawasan desa Girilaya

Nona sebentar lagi sampai."

Terang Agra tanpa menoleh kearah Kiran

membuat Kiran tersentak dari lamunannya.

"Alhamdulillah.. akhirnya sampai juga."

Lirih Kiran seraya memperhatikan keadaan

sekitar yang di lalui nya.

Desa Girilaya tempat villa keluarga Tuan Zein

berada adalah sebuah desa yang sangat indah

dan masih sangat asri serta alami. Di desa ini

juga terdapat sebuah air terjun yang sangat

eksotis dengan keindahan panorama alam di

sekitarnya yang memanjakan mata.

Dan letak Villla keluarga nya tidak jauh dari air

terjun itu, bahkan dari atas lantai 2 rumahnya keberadaan air terjun itu bisa terlihat dengan

jelas dan nyata. Kiran benar-benar tidak sabar

ingin segera tiba di villla kemudian menikmati

semua keindahan alam di sekitar tempat itu.

Penduduk asli desa ini sangat ramah dan terbuka

kepada para pendatang karena sebagian besar

perkebunan milik pihak swasta ada di wilayah

desa ini termasuk juga perkebunan milik Tuan

Zein yang kini sudah berpindah tangan tanpa

di ketahui oleh Kiran.

Mata pencaharian penduduk nya sebagian

besar adalah sebagai buruh perkebunan yang

mengais rejeki dari mengurusi ladang ataupun memetik hasil perkebunan yang terdiri sawit,

karet dan banyak lagi jenis perkebunan lainnya.

Perkebunan Tuan Zein terdiri dari kayu Cendana,

kayu jati dan berbagai jenis kayu berkualitas

lainnya yang selama ini ada di bawah pimpinan

Badar sebagai orang kepercayaan Tuan Zein.

Akhirnya setelah perjalanan panjang yang sangat

melelahkan mereka tiba juga di halaman Villa

yang terlihat masih sangat terawat dengan baik.

Selama ini Villa itu di huni oleh Badar laki-laki

berumur 45 tahunan bersama Rasmi istrinya.

Mereka juga memiliki seorang anak laki-laki

berumur 15 tahunan bernama Bani.

Kedatangan mereka di sambut oleh barisan

orang-orang kepercayaan Tuan Zein.

Ada Badar, Rasmi, Bani , dua orang bawahan

Badar, serta seorang pria muda seumuran

Agra yang terlihat berpenampilan sedikit rapi

dan berbeda dari yang lainnya.

Mereka semua terlihat terdiam di tempat, tidak

mampu bergerak, begitu terkesima saat melihat

kemunculan Kiran dari dalam mobil.

"Ya Allah..Nona Kiran cantik banget.."

Gumam Bani dengan polosnya. Semua orang

langsung tersadar begitu mendengar gumaman

Bani dan spontan memukul kepala anak muda

itu supaya dia segera tersadar.

"Selamat datang Nona Kiran..Maaf saya tidak

bisa langsung menjemput anda kemarin."

Sambut Badar sambil membungkuk hormat di

hadapan Kiran dan Agra yang terlihat berdiri

tenang di dekat pintu mobil.

"Tidak apa Om Badar..yang penting sekarang

kan Kiran sudah sampai di sini dengan selamat."

Sahut Kiran seraya tersenyum lembut membuat

semua mata kembali terkesima. Mbak Rasmi

segera mendekat lalu menunduk di hadapan

Kiran di ikuti oleh Bani dan dua orang lainnya.

"Selamat datang di desa kami Nona Kiran.."

Sambut mereka kompak masih menundukkan

kepala tidak berani menatap wajah yang sangat

menyilaukan mata itu.

"Terimakasih atas sambutan kalian semua. Saya senang banget bisa berada di sini."

Ucap Kiran dengan suara lembut nya yang

mampu menentramkan jiwa.Pria yang berbeda

tadi ikut mendekat kearah Kiran lalu menunduk

sedikit di hadapannya.

"Selamat datang Nona Kiran..perkenalkan saya

Bara, asisten pribadi Tuan Agra..!"

Ucap pria itu mengenalkan dirinya sebagai Bara

sang asisten pribadi Agra. Kiran membalas nya

dengan menunduk sedikit seraya menautkan alis

nya karena bingung. Asisten pribadi.? sebenarnya siapa Agra di sini.?

"Mari Nona.. silahkan masuk.! anda harus segera

istirahat, mbak sengaja sudah masak banyak,

spesial loh untuk menyambut kedatangan Nona."

Mbak Rasmi segera membimbing Kiran untuk

masuk ke dalam Villa, Kiran mengangguk seraya kembali tersenyum lembut. Namun sebelum melangkah masuk Kiran melirik kearah Agra

yang masih terlihat betah dengan posisi nya

semula, bersandar di badan mobil dengan

tatapan datar ke arah dirinya.

Akhirnya Kiran masuk bersama dengan Rasmi

dan Bani meninggalkan para pria dewasa yang

kini terlihat mulai di selimuti ketegangan saat

melihat raut muka Agra berubah dingin.

"Kenapa Tuan tidak menghubungi kami kalau

mengalami kesulitan di jalan."

Ucap Badar pelan sambil menundukkan kepala

dalam di hadapan Agra yang masih dalam mode

beku. Sebagai bawahan Badar merasa sangat

tidak berguna karena tidak bisa melindungi majikannya itu dari kesulitan yang di alaminya.

Namun dia juga tidak bisa apa-apa karena semua sudah di atur sendiri oleh Agra.

"Semuanya masih bisa aku tangani sendiri.!

Yang penting mulai sekarang jangan biarkan

dia mengalami kesulitan apapun selama tinggal

di tempat ini.!"

"Baik Tuan, kami mengerti.!"

"Kembalilah ke perkebunan.! pastikan semua

nya aman dan terkendali.! jangan lengah.!"

Titah Agra dengan suara yang sangat tegas.

"Baik Tuan, kalau begitu kami permisi."

Sahut Badar, dia menunduk sebentar di ikuti

oleh dua orang bawahannya kemudian masuk

ke dalam mobil Jeep nya setelah itu pergi menuju

ke perkebunan karena sudah waktunya keliling.

"Jadi Tuan sudah menikahi Nona Kiran.?"

Bara berdiri tenang di samping Agra yang

terlihat menatap lurus ke depan.

"Hemm.. semuanya di luar dugaan. "

"Sepertinya Tuhan sudah mengatur semuanya

dengan baik.!"

"Gadis itu tidak akan bisa menerima semua

ini dengan mudah.!"

"Tapi pernikahan kalian sudah sah secara hukum

agama maupun negara Tuan."

Agra menarik napas panjang, kemudian mulai

melangkah masuk ke dalam villa di ikuti oleh

Bara yang hanya bisa mengangkat bahunya.

 

**********

 

TBC.....

1
할루 리니
maasiihhhh mau kau kiran d kasi tau ngeyel terus gliran bgini agra yg mati2an nyelesaikan.... 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️ geram aku
할루 리니
pengen tak getok palanya kiran pake durian biar lembek kepalanya... dah d kasi tau masih ngeyel
할루 리니
baca untuk k 3x nya🤭🤭🤭 rindu sama kinan dan tara
Ismu Srifah
hah Hany istri hanya jadi pelampiasan saja, keterlaluan kamu nathan
Ismu Srifah
kasian junior puasa dulu ya
Nuryati Yati
👍👍
Nuryati Yati
ceritanya bagus dan menarik 👍
Lentera Senja
bagus banget, imajinasi penulis luar biasa, rekomeneded 👍
Lentera Senja
Dari novel karya Authornya karakter ceweknya aku suka sama Sherin, bener2 tangguh, gak menye2.
Anonymous
/Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Jati Rianingsih
keren
Wirda Wati
masih ada thort karyamu yg terbaru
Nur Aini
betul 5 karya semua sempurna,syg sekali penulis smpk sekrg blm ada karya baru, kami sangat menunggu karya2 yg bagus kyk gini
Lentera Senja: Iya bener, semua karya nya gak ada yg gagal. Kemana perginya penulis ini. Author plis comeback ☺️
total 1 replies
Nur Aini
baca udah 2x tetep mewek
Momy Haikal
dari semua cerita author cuma kisah agra kiran dan Devan Sherin yg paling aku suka dn dibaca berulang-ulang
Momy Haikal
kisah agra dan kiran.dev dn Sherin adalah novel yg kubaca lebih dr 5 kali sakin menarik nya dn tidak menemukan novel lain yg se Bagus ini ceritanya
Momy Haikal
ayahnya agra cuma mau memastikan apakah cinta dn keteguhan agra sm seperti dirinya ketika mencintai ibunya dulu
Yuniafida
Cerita seperti ini hanya ada dinovel😃
Yuniafida
Sdh membaca sampai tamat, tp aku baca ulang lg karna bagus
Sri Mulyati
visualnya tambah seru
Sri Mulyati: saya sudah baca 3kali tidak bosan
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!