BLUESTONE RIVER ROBERT tak menyangka jika akan bertemu seorang wanita asing yang cukup misterius baginya di sebuah bukit terpencil.
Wanita bernama Honey True Haven itu hanya tinggal bersama sang ibu di sebuah bukit yang jauh dari pemukiman penduduk.
Bagaimana kisah mereka? yuuuk ikutin..
ig ZARIN.VIOLETTA
fb ZARIN VIOLETTA
Seperti biasa ga banyak konflik yang bikin kepala pusing yak😆 cuma novel ringan yang bikin happy n senyum-senyum sendiri😁
Selamat membaca..🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#7
Blue naik ke atas dan menghampiri Honey yang sudah turun dengan lincahnya ke bawah bukit.
"Blue!!! Cacth me!!" teriak Honey ketika Blue sudah berdiri di atas batu besar untuk memegang tangan Honey.
Honey yang terlihat sangat senang seperti anak kecil merentangkan kedua tangannya dan begitu juga dengan Blue yang menyambutnya di bawah.
"Melompatlah!!" teriak Blue dari bawah.
Lalu Honey melompat dan mendarat di tubuh Blue. Pria tampan itu menangkapnya dengan cekatan dan posisi Honey pas berada di gendongan Blue dengan kaki mengapit di pingggang Blue.
Honey tertawa dan membawa Honey ke bawah dengan masih menggendongnya.
Honey melihat mata Blue dan tersenyum padanya. "Kita bermain apa hari ini?" tanya Honey antusias.
Blue tertawa dan menurunkan tubuh Honey dari gendongannya.
"Kau mau main apa?" tanya Blue seakan sedang bermain dengan anak kecil.
"Kau tak mau berenang?" tanya Blue.
"Aku tak membawa baju ganti. Besok saja. Hari ini kita bermain yang lain saja," sahut Honey.
"Kau sudah makan pagi?" tanya Blue sambil berjalan ke arah tendanya.
"Belum, aku membawa banyak makanan dari rumah. Ayo kita makan bersama," ucap Honey mengikuti Blue di sampingnya dan berjalan melompat-lompat saking antusiasnya.
Blue tertawa pelan melihat tingkah Honey itu. "Kau sedang senang?" tanya Blue.
Honey mengangguk dan kemudian menghentikan langkah Blue lalu mencium kedua pipinya.
"Aku senang karena aku akan bermain denganmu hari ini," jawab Honey.
"Lain kali jangan mencium pria yang tak kau kenal lagi, Honey. Itu sangat berbahaya. Cukup aku saja," ucap Blue.
"Mengapa tak boleh? Kata ibuku, jika kita menyukai dan menyayangi seseorang kita harus mencium pipinya untuk mengungkapkan kasih sayang kita. Aku menyukaimu, Blue. Dan aku menyayangimu karena kau adalah teman pertamaku," kata Honey panjang lebar.
"Oh my ... Lugu sekali wanita ini," gumam Blue dan mencubit pipi Honey dengan gemas.
"Tidak, tak seperti itu konsepnya. Ingat ucapanku baik-baik. Hanya ibumu dan aku saja yang boleh kau cium, oke?" ucap Blue memperingatkan Honey.
Honey tersenyum dan mengangguk saja mengikuti apa kata Blue.
"Ayo kita makan," kata Honey dan menarik tangan Blue.
"Aku akan ganti baju dulu. Ambil tikar kain yang ada di dalam tenda dan hamparkan di luar tenda. Kita akan makan di sana," ucap Blue.
Lalu Honey pun mengikuti perintah Blue dengan semangat dan cepat. Dia mengambil tikar dan menghamparkannya kemudian menata makanan yang dibawanya tadi dari rumah.
Hati Honey sangat senang. Dia merasa dunianya menjadi lebih berwarna sejak bertemu dengan Blue -- satu-satunya teman yang dimilikinya saat ini selain ibunya.
Tak lama kemudian, Blue pun selesai mengganti bajunya dan duduk di atas hamparan tikar itu bersama Honey.
Di mata Honey, Blue tentu saja terlihat sangat tampan apalai dengan penampilan rapi dan klimisnya itu.
Lalu Honey mendekat ke arah Blue dan mencium lengannya.
"Aku suka wangimu," ucap Honey jujur.
Blue tertawa kecil dan kemudian mencium rambut coklat Honey.
"Aku juga suka wangi strawberry di rambutmu," kata Blue.
Honey tersenyum dan memeluk Blue dari samping.
"I love you, Blue," ucap Honey dengan wajah tersenyum.
"Wait ... What??" sahut Blue.
"Setelah ibuku, kau adalah orang yang kucintai," kata Honey dan melihat ke arah mata Blue.
Blue menangkup pipi Honey.
"Kau tahu artinya cinta?" tanya Blue.
Honey mengangguk. "Ketika kita menyukai seseorang dan merasa nyaman bersama orang itu. Seperti aku bersama ibuku," jawab Honey lugu dengan senyum manisnya.
"Oh my God ... Cinta tak sesederhana itu, Honey. Dan kau tak boleh sembarangan mengucapkan kata-kata itu pada seseorang yang baru saja kau kenal. Oke, untuk kasusku kali ini tak masalah. Tapi kau tak boleh sembarangan mengucapkan hal itu lagi pada orang lain selain aku dan ibumu, oke?" ucap Blue memberi pengertian pada Honey seperti orang tua yang menasehati anak gadisnya.
Honey mengangguk seakan mengerti apa yang dikatakan oleh Blue.
"Ayo kita makan," ucap Blue.
"Ayo, aku sudah sangat lapar," jawab Honey semangat.
Lalu mereka pun makan berdua. Honey tak terlalu banyak makan dan Blue memperhatikan hal itu.
"Makanan ini masih banyak, kau tak menghabiskannya?" tanya Blue.
"Aku tak boleh makan banyak karena kalori dan lemakku sudah terukur. Jadi porsi makan yang harus kumakan tiap hari sudah ada hitungannya agar aku tak berlemak dan gemuk serta sakit-sakitan," jawab Honey dengan santai.
Blue cukup kaget dengan perkataan Honey yang menurutnya sangat berlebihan meskipun itu bagus untuk kesehatannya.
"Ibumu yang mengaturnya?" tanya Blue.
Honey mengangguk dan meminum airnya.
Blue cukup prihatin dengan hidup yang dijalani oleh Honey karena dia merasa Honey sangat terkekang dengan semua peraturan dari sang ibu yang terbilang sangat over protektif.
"Kau bahagia menjalani hidupmu, Honey?" tanya Blue.
Honey menoleh pada Blue dan menatap matanya.
"Pada awalnya aku bahagia, tetapi aku tahu bahwa hidup yang kujalani tak normal. Dan aku tak bisa menentang ibuku. Dia sangat menyayangiku. Aku bahagia bersamanya," ucap Honey tersenyum dengan terpaksa.
"Apa latar belakang ibumu bersikap seperti itu?" tanya Blue penasaran.
"Ibuku dikecewakan oleh ayahku dan dia hanya ingin melindungiku karena menurutnya dunia akan menyakitiku juga nantinya. Dan dia tak membolehkan aku untuk menikah karena itu akan membuatku menderita menurutnya," ucap Honey lirih.
"Itu pemikiran yang sangat salah. Kau harus keluar dari hidup seperti itu. Kau tak bisa seumur hidup tinggal bersamanya, kan? Kau bilang bahwa kau memiliki kakek. Kau tahu di mana mereka berada?" tanya Blue.
"Aku hanya tahu kakek dan nenekku tinggal di kota yang sangat jauuuuh dari sini. Itu yang ibuku katakan padaku," jawab Honey.
"Kau tak pernah bertemu dengan mereka?" tanya Blue.
Honey menggeleng.
"Siapa nama belakang ibumu? Aku akan membantu mencari keluarga kakekmu," kata Blue.
"Haven. Namaku Honey True Haven dan nama belakangku mengikuti nama belakang kakekku karena ibuku tak pernah menikah dengan ayahku yang merupakan warga negar Korea," jawab Honey.
"Kau bisa mencari keluarga kakekku, Blue?? Apakah semudah itu mencari seseorang?" tanya Honey.
"Cukup mudah bagiku karena aku banyak memiliki koneksi. Besok lusa aku akan ke kota dan aku akan mencari tahu tentang kakekmu," ucap Blue.
"Kau akan pergi?" tanya Honey sedih.
Blue mengangguk. "Aku akan berpetualang lagi. Tapi aku akan memberitahu kakekmu dulu tentang keberadaanmu di sini," jawab Blue.
Honey menggigit bibirnya karena dia tak menyangka akan secepat ini Blue pergi.
"Hei, tak usah bersedih. Nanti aku pasti akan berkunjung lagi kemari," ucap Blue mencubit pipi Honey.