Selena Saphire Cessalie adalah seorang antagonis dan juga putri dari seorang Duke Alaric yang akan mati sebelum hari kedewasaannya.
Sedangkan Selina Quinsha adalah jiwa asing yang tiba-tiba terjebak di dalam raga Selena Saphire Cessalie. Nama mereka hampir mirip dan nasib mereka juga mirip, mati diusia muda.
Dengan sebuah sistem, Selina akan menyelesaikan beberapa misi untuk bisa bertahan hidup dari batas waktu yang sudah ditentukan oleh cerita aslinya.
Mampukah Selina menyelesaikan semua misi yang diberikan oleh sistem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MTMH18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bunga
Setelah sarapan yang cukup membuat Selena hampir serangan jantung, kini anak perempuan itu berada di taman Cessalie.
Selena akan menyelesaikan misi pertama untuk hari ini, jadi ia meminta bantuan Mary untuk membawanya ke taman yang terdapat bunga yang cantik.
“Apa bunga di taman ini boleh dipetik?” Tanya Selena kepada pelayan pribadinya.
“Tentu saja. Apa Nona ingin memetik bunga?” Tanya Mary yang dibalas anggukan oleh sang nona.
“Kira-kira Kak Aland suka bunga yang mana?” Selena tidak tahu bunga apa yang disukai oleh kakak pertamanya itu.
Mary terlihat berpikir, dulu ia sempat menjaga Aland saat umur anak laki-laki itu delapan tahun.
“Bunga lily,” jawab Mary setelah mengingat kalau Aland sering memperhatikan bunga Lily di taman ini.
“Kak Mary bisa bantu aku untuk memetik sepuluh bunga ily?” Pinta Selena dengan tatapan yang membuat Mary tidak akan bisa menolaknya.
“Tentu saja, Nona Selena,” Mary berjalan ke sisi kanan taman, ternyata ia mengambil sebuah gunting taman.
Selena tersenyum senang saat Mary berhasil mengambil sepuluh bunga lily yang sangat cantik.
“Ini Nona!” Mary memberikannya kepada Selena.
“Sekarang bantu aku untuk menghiasnya agar terlihat semakin cantik!” Selena menarik tangan Mary untuk kembali ke kamar.
Dari lantai dua, ada sepasang mata merah yang sejak tadi memperhatikan Selena. Ia adalah Duke Alaric yang saat ini berada di ruang kerjanya.
“Apa yang sedang direncanakan oleh anak itu?” Duke Alaric sedikit penasaran, karena ia sempat melihat wajah Selena yang begitu senang saat pelayan tadi memberikan sepuluh bunga lily.
“Duke Alaric, pekerjaan Anda masih banyak,” suara Louis membuatnya menoleh.
Louis adalah tangan kanan Duke Alaric, mereka adalah sahabat dari kecil. Namun Louis sempat sakit selama satu tahun, dan sekarang keadaan Louis sudah membaik, sehingga kembali bekerja serta menangani masalah tentang kepala pelayan yang diam-diam menggelapkan uang yang sangat banyak.
“Louis, dia benar-benar mirip dengan Lania,” ucap Duke Alaric.
Louis sempat melihat Selena tadi, tetapi hanya sebentar. “Benar, Nona Selena begitu mirip dengan Duchess Lania.”
Louis menyadari kesedihan sang duke, karena mereka sudah kenal dari kecil dan ia sangat tahu bagaimana kisah cinta Duke Alaric.
“Aku sangat ingin membunuh—”
“Duke Alaric! Jangan gegabah!” Louis tanpa sadar memotong ucapan Duke Alaric, karena terkejut mendengar kata membunuh.
“Duke, apa yang kau katakan? Duchess sudah meminta Anda untuk menjaga Nona Selena dengan baik, Duchess pasti akan sedih kalau mendengar perkataan Anda yang barusan,” kali ini Louis memberanikan diri untuk mengatakan hal yang sejak tadi ia tahan.
“Aku tidak menginginkannya, dia yang membuatku kehilangan Lania,” ujar Duke Alaric.
Louis bungkam, karena ia tidak tahu seberapa menyakitkannya ditinggal oleh orang yang dicintai. Namun untuk membunuh Selena, sepertinya pilihan tersebut kurang tepat.
“Nona Selena selama ini menderita, ia disiksa oleh Kepala Pelayan. Apa semua itu masih belum cukup untuk anak sekecil itu?” Louis kembali membuka suara.
“Kau membelanya?” Marah Duke Alaric.
“Jika Duke Alaric tidak ingin Nona Selena berada di sini, Nona Selena bisa dipindahkan ke panti asuhan. Tetapi Duke Alaric harus siap mendengar omongan orang-orang tentang Nona Selena yang dibuang,” ujar Louis.
Kali ini giliran Duke Alaric yang terdiam, ia sangat benci kalau ada yang membiarkan anggota keluarganya. Namun untuk menahan Selena tetap di sini, ia tidak yakin bisa menahan diri untuk membunuh putri kandungnya sendiri.
“Anda bisa memikirkannya nanti, sekarang ada masalah yang harus Anda selesaikan!” Kata Louis sambil menyodorkan sebuah dokumen penting.
...***...
Selena sudah menghias bunga lily seperti buket bunga yang dijual di toko bunga, karena ia memiliki keahlian tersebut.
“Kira-kira Kak Aland suka bunganya?” Gumam Selena yang kini berjalan menuju ke ruang belajar, karena Aland dan Cendric berada di sana.
Mary yang menemaninya, tidak bisa menahan senyumannya. “Tentu saja, apalagi hadiahnya dari Nona Selena.”
Selena semakin senang mendengar perkataan Mary, ia semakin tidak sabar untuk memberikan bunga di tangannya kepada Aland.
“Selena?” Aland menyadari kehadiran adik bungsunya.
Aland beranjak dari duduknya, karena sang guru sedang mengajari Cendric.
“Kenapa kau ke sini?” Tanyanya kepada Selena, tetap matanya tertuju pada bunga yang dipegang oleh sang adik.
“Maaf sudah menganggu Kak Aland yang emang belajar, aku hanya ingin memberikan Kakak bunga! Bunga ini adalah tanda terima kasihku, karena Kakak sudah mengizinkanku untuk tinggal di Mansion utama,” anak perempuan itu menyerahkan bunga tersebut.
Aland menerimanya, membuat Selena tersenyum senang. Namun senyuman anak perempuan itu tidak bertahan lama, sebab Aland melempar bunga tersebut ke lantai dan menginjaknya dengan kasar.
“Aku tidak menyukai bunga! Jadi jangan memberiku bunga!” Marah Aland dengan mata berkilatnya.
“Maaf, aku tidak tahu kalau Kak Aland tidak menyukai bunga,” jawab Selena dengan mata yang mulai berkaca-kaca, anak perempuan itu terkejut dengan teriakan sang kakak.
“Pergi! Kembali ke kamarmu!” Usir Aland yang mengejutkan semua orang yang berada di sekitar sana.
Selena menganggukkan kepalanya, ia mengajak Mary untuk kembali ke kamar tamu. Cendric menatap punggung adik bungsunya yang terlihat bergetar, karena menangis.
Selena memang sengaja menangis, karena anak kecil sepertinya meman mudah menangis. Ia tidak ingin menimbulkan kecurigaan kalau tingkahnya berbeda dari anak kecil pada umumnya.
“Kak Aland sudah keterlaluan!” Kata Cendric saat sang kakak kembali duduk di sebelahnya.
“Biarkan saja,” kata Aland dengan napas memburunya.
Aland sebenarnya membenci bunga lily, karena sang ibu sangat menyukai bunga lily. Dulu ia sering memandangi bunga lily untuk merendam rasa rindunya kepada sang ibu, tetapi lama kelamaan Aland menjadi muak dan membenci bunga lily yang dianggapnya sebagai bunga pembawa luka.
“Tapi Selena tidak tahu kalau Kak Aland tidak menyukai bunga, bahkan aku juga tidak tahu. Kenapa harus memarahinya? Dia hanya ingin berterima kasih kepadamu,” sekarang giliran Cendric yang marah-marah.
Cendric hanya merasa tidak terima melihat Selena yang menangis, padahal niat Selena sangat baik.
“Bukan urusanmu! Dan berhenti berbicara atau aku akan memukulmu!” Ancam Aland yang membuat sang adik terdiam.
Sedangkan di tempat Selena, anak perempuan itu sendirian di dalam kamar tamu. Mary sedang ke dapur untuk mengambilkan camilan.
“Setidaknya misi pertama hari ini berhasil,” senyum Selena mengembang saat melihat layar monitor yang memberitahu kalau misinya sudah berhasil.
[MISI KEDUA SUDAH TERBUKA]
[MISI: MENYEMBUHKAN LUKA EZEKIEL]
[HADIAH: 25 POIN]
[HUKUMAN: DEMAM SELAMA DUA HARI]
“Poinnya lumayan tinggi dari biasanya, tapi hukumannya juga bertambah?” Heran Selena setelah membaca semuanya.
[LEVEL MASTER SUDAH NAIK MENJADI LEVEL DUA DAN MISI YANG AKAN DITERIMA MEMILIKI NILAI POIN YANG LEBIH TINGGI]
Bersambung.
si lulu bertranformasi menjadi manusia....😱