Cinta Palsu adalah hal yang amat menyakitkan dibanding apapun. Setidaknya itulah yang Lucyana rasakan. Bukan penghianatan tapi kebohongan yang di ciptakan dengan sengaja oleh orang yang paling dia sayangi.
Lucyana Shava Herman alias Lucy adalah wanita mandiri, kuat dan penuh percaya diri. Namun hidup Lucy mendadak berubah 180 derajat setelah mengetahui sebuah fakta yang di sembunyikan suami nya selama bertahun-tahun.
Apakah Lucy akan bertahan dengan pernikahan nya seteleh mengetahui fakta kelam tersebut....
Happy Reading ✨
Enjoy 💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Lucy memilih kamar di lantai atas. Kamar kedua yang hampir sebesar kamar utama. Biasanya memang kamar inilah tempat Lucy tidur selama di Villa, sementara kamar utama selalu di huni oleh kedua orang tua nya.
Di kamar, Lucy langsung membanting tubuh nya di kasur. Tangan nya menarik bantal, menutupi seluruh wajahnya dengan bantal itu.
Hwaaa.....
Lucy menangis, kencang.
Saking kencang nya tangisan Lucy hingga suara itu membangunkan seseorang yang tidur di kamar utama.
Pria berwajah blasteran itu mengerjapkan mata saat lampu kembali dia nyalakan.
"Siapa sih yang nangis malam-malam begini ?! eh, tunggu.... Apa ada orang lain selain aku dan Calvin di Villa ini ??!!"
Dia turun dari kasurnya, memakai bathrobe lalu keluar kamar untuk memeriksa keadaan di luar.
Saat pintu kamar nya terbuka, kebetulan Calvin sang asisten sudah berada di luar kamarnya.
"Kau dengar itu ?" tanya pria bermata biru itu pada sang asisten. Wajahnya dingin tanpa ekspresi.
"Ya. Saya dengar, Tuan. Seperti nya dari kamar ini, Tuan.." Tunjuk Calvin ke pintu kamar yang berada tepat di samping kamar Tuan nya.
Pria itu mengangguk, membenarkan. "Ayo kita periksa!" Ucap nya tanpa rasa takut berjalan ke arah kamar itu.
"Ketuk pintunya!!" Titah nya pada Calvin.
Tok!
Tok!
Tok!
Sengaja Calvin mengetuk keras sampai tiga kali. Jika benar ada orang didalam kamar itu, pastilah dia terganggu dengan suara ketukan dari Calvin.
Satu detik....
Lima detik....
Hening!
"Coba lagi!!"
"Baik, Tuan."
Tok!
Tok!
To.....
Saat tangan Calvin hampir mengetuk yang ketiga, pintu itu terbuka, memberi celah kecil hanya sebatas sejengkal manusia.
"Siapa kau??? Kenapa kau ada di Villa ku ??!" Tanya pria bermata biru itu tanpa tendeng aling-aling. Suaranya dingin tapi tegas.
"Villa mu ??? Sejak kapan kau membeli Villa ini dari Ayah ku ??" Suara Lucy nyaring, namun ada kesan di paksakan karena ada getaran di setiap katanya. Maklum, Lucy masih menangis saat pintu kamar nya di ketuk tak sabaran.
"Tentu saja ini Villa ku, meskipun sementara. Aku sudah membayar Lunas sampai akhir tahun. Jadi kau tidak berhak berada di Villa ini selama aku tinggal disini!!"
"Haishhh! Menyebalkan sekali pria ini!!" gumam Lucy.
"APA ?? AKU MENYEBALKAN ?!" Pria itu tak mampu menutupi kekesalan nya. Baru kali ini ada orang yang mengatakan hal buruk padanya, bahkan kata itu keluar dari mulut orang yang tidak dia kenal.
Pria itu medorong pintu kamar Lucy, Lucy pun mendadak sigap saat merasa dalam bahaya.
"Heh?!!! Aku ini wanita, jangan sembarangan masuk ke kamar wanita, ya !!???" Ucap Lucy memberi peringatan sambil menahan pintu dengan sekuat tenaga nya yang masih tersisa.
Seperti tidak perduli, pria bertubuh tinggi menjulang itu menendang pintu kamar Lucy dengan sekali tendangan, membuat tubuh Lucy yang lemah tak mampu menahan hingga hampir jatuh kebelakang...
AHhhh!!!
Lucy memekik sambil terpejam karena berpikir diri nya pasti sudah jatuh, namun bukan nya sakit justru Lucy merasa tubuhnya belum menyentuh lantai.
Perlahan dia membuka mata dan saat itu matanya langsung melebar sempurna ketika bertemu dengan mata biru milik seorang pria Bule. Kedua tangan pria itu melingkar di pinggang nya.
Sebelum pria itu menyuruh, Lucy langsung melepaskan diri.
"Jangan coba-coba mencari kesempatan!!" Tuduh Lucy sambil menyembunyikan wajah malu nya.
"Ck! Dasar tidak tahu terimakasih! Calvin! Kau urus wanita aneh ini!! Seret dia keluar kalau perlu, aku tidak mau melihat nya lagi besok pagi!!"
Pria itu pun melangkah pergi untuk kembali ke kamar utama.
"Haish! Dasar laki laki sombong!!" Teriak Lucy pada pria itu.
"Maaf, Nona.. Sebenarnya Nona ini siapa, kenapa Nona bisa masuk ke Villa ini ??" Tanya Calvin sopan.
"Saya anak pemilik Villa ini." Jawab Lucy dengan suara tenang, tidak seperti saat berhadapan dengan pria tadi.
"Nona, Villa ini sudah kami sewa sampai akhir tahun nanti. Sebaiknya Nona segera keluar dari Villa ini karena Bos saya seperti nya tidak suka dengan keberadaan anda."
Huh!
Lucy menghembuskan nafas lelah.
"Kalau aku tidak mau, bagaimana ?" Tanya Lucy. Bukan menantang ataupun mencoba menjadi menyebalkan, tapi jika pergi sekarang tubuh nya terlalu lelah. Saat ini hanya ingin istirahat saja. Tidak lebih.
"Saya tidak tega untuk menyeret anda. Tapi Tuan saya punya julukan si Raja Tega. Jadi jika bukan saya, pasti besok Tuan saya yang akan mengusir anda dengan paksa."
Lucy menelan salivanya. Takut juga berhadapan dengan pria garang seperti pria tadi.
"Ba-baiklah. Tapi aku minta waktu sampai besok."
Calvin mengangguk, setuju.
"Usahakan sebelum pukul 7 kamar ini harus sudah kosong."
Calvin kembali ke kamar nya setelah memberi peringatan agar Lucy keluar dari Villa sebelum Tuan nya bangun.
Lucy berjalan ke Balkon. Angin malam terasa menusuk kulit. Kepala Lucy nyaris meledak memikirkan nasib pernikahan nya yang kini berada di ujung tanduk. Dia menahan tangis, bukan karena sedih, tapi karena muak.
"Fajar!! Aku akan membalas berkali lipat lebih dari yang kau lakukan padaku!! Dasar manusia hina!! Kau menjijikan!!"
Keesokan hari nya...
Pukul sebelas siang, ketika matahari menyinari bumi dengan suhu panasnya, pintu kamar Lucy di ketuk dari luar. Lucy yang masih tidur pun terperanjat saat mendengar ketukan itu di barengi dengan suara seorang pria yang semalam.
"Hey, Nona! Tolong keluar sekarang juga!! Saya sudah menyuruh anda mengosongkan kamar sebelum pukul 7. Tapi kenapa sampai jam segini anda belum bangun juga ???"
Sambil mengerjapkan mata Lucy berusaha bangkit, berjalan sempoyongan menuju pintu.
Cklek!
Lucy membuka pintu kamar dengan wajah bantalnya.
"Kenapa sih pagi-pagi sudah ribut begini ? Sabar sedikit kenapa.."
"Omg! Kenapa bangun tidur aja dia keliatan cantik banget.. Ya meskipun dengan mata yang sembab." Puji Calvin dalam hati nya ketika melihat tampilan Lucy yang baru bangun.
"Hey!! Kenapa malah bengong ??!!" Lucy melambaikan tangan tepat di depan wajah Calvin.
"eh...emm... Anda ini kok belum keluar juga dari Villa ??" Tanya Calvin menurunkan nada bicara nya. "Tuan saya sudah marah besar! Sekarang juga anda harus keluar dari Villa!!" Calvin terpaksa menyeret Lucy. Lucy yang terkejut pun mencoba melepaskan diri dari Calvin.
"Heh!! Lepaskan aku!! Jangan lancang ya menyentuh ku seperti ini ??!!" Pekik Lucy marah.
"Maaf, Nona. Tapi saya harus melakukan ini, Tuan saya sudah sangat marah. Dia tidak suka melihat anda masih disini!!" Calvin membela diri. Tapi memang benar, tadi pagi sekitar pukul 8 ketika Tuan nya bangun, dia langsung memeriksa kamar di sping kamar nya, dan ketika mencoba menggerakkan handle pintu, pintu kamar itu masih di kunci.
Calvin lah yang jadi sasaran kemarahan karena di anggap tidak becus melakukan pekerjaan sesederhana mengusir Lucy.
"I-iya... Tapi lepaskan aku dulu. Aku bisa jalan sendiri!!"
Akhirnya Calvin pun melepaskan tangan Lucy. Lucy mengusap pergelangan tangan nya yang memerah, sebenarnya tidak terasa sakit karena mungkin Calvin pun tidak berniat menyakiti.
"Dimana Tuan mu sekarang ? Aku mau bertemu dengan dia ??"
"Tuan sedang berenang di taman belakang." Jawab Calvin.
Lalu tanpa bicara lagi, Lucy langsung berjalan cepat menuju taman belakang.
Benar. Disana terlihat pria bule itu sedang berenang seorang diri. Lucy langsung memalingkan wajahnya.
"Katakan pada Tuan mu aku ingin bicara!!" Kata Lucy pada Calvin yang tadi mengikuti nya
Calvin berjalan ke arah sang Tuan, tanpa Lucy sadari pria itu sedang menatap punggung Lucy dengan ekspresi yang sulit di baca.
"Tuan... Nona itu, ingin bicara dengan anda." Ucap Calvin menyampaikan pesan.
Pria itu tidak menjawab, tapi langsung naik ke darat dan memakai handuk kering yang dia lilitkan di pinggang. Semua yang ada di diri pria itu nyaris sempurna. Tinggi nya 185 cm, dadanya bidang dengan otot-otot perut yang membentuk enam lipatan.
Ekhem!
Suara deheman pria itu memaksa Lucy untuk membalikkan tubuh nya.
Kedua mata Lucy nyaris loncat keluar saat berbalik ternyata pria itu tepat di belakang nya. Mereka hanya berjarak tiga jengkal pria dewasa.
Lucy lagi-lagi memalingkan wajah nya.
"Apa pria bule selalu seperti ini ?? Apa dia tidak malu menampakkan tubuh nya di depan ku ??!!" Rutuk Lucy dalam hati
"Silahkan bicara !!"
"Haish! Apa dia itu tidak bisa lembut sedikit ?!! Dingin sekali!!" Batin Lucy.
"Begini... Saya tidak bisa meninggalkan Villa ini sekarang. Ada alasan pribadi yang tidak bisa saya jelaskan pada anda. Tapi saya mohon, izinkan saya tinggal di Villa ini beberapa hari lagi.."
Sat set biar cepat Lucy menemukan kebahagiannya dengan orang lain (Garuda) 🤭
Kasihan Fajar, lama banget pingsannya 😛
Jangan kelamaan untuk menghempaskan suamimu & keluarganya Lucy 😉