Tiga tahun pernikahan tanpa cinta dari suaminya, Valeria akhirnya menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan Zelan. Laki-laki yang sebelumnya ia cintai dengan sepenuh hati.
Cinta yang bertepuk sebelah tangan, pengorbanan yang di anggap seperti angin lalu, membuatnya lelah lahir batin.
Di mata Zelan, Valeria hanya sosok wanita jahat dan kejam, sosok yang dia anggap sebagai perebut kebahagiaan nya dengan wanita yang dicintainya.
Namun ada sebuah fakta yang tidak di ketahui oleh Zelan di balik pernikahan nya dengan Valeria. Wanita yang dia anggap sebagai antagonis itu, ternyata adalah orang yang paling banyak berkorban untuk hidup nya.
"Peran ku sebagai istrimu telah usai Zelan, aku pergi, satu hal yang harus kau ketahui. Aku, bukan orang jahat."
Bagaimana reaksi Zelan setelah mengetahui kebenaran tentang Valeria dan bagaimana kehidupanya setelah di tinggal sang istri? Ayo baca kisah nya di sini ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #06
"aku baik-baik saja," jawab Valeria dengan lembut.
"Apakah kau ingin ikut dengan ku untuk mencari kado ulang tahun mama? Jika kau bersedia aku akan menjemputmu sekarang," tawar Maya di sebrang telpon.
Valeria kembali terdiam, mungkin ini adalah kesempatan terkahir nya jalan-jalan bersama sang sahabat.
"Baiklah, aku juga punya sesuatu untuk di katakan padamu, kalau begitu aku siap-siap dulu," jawab Valeria yang kemudian mematikan telpon tersebut secara sepihak.
Call of.
"Ada ap ..."
Tut ...
Tut ...
Tut ...
"Astaga, anak itu, aku masih belum selesai bicara dia sudah mematikan telepon nya," omel Maya di sebrang sana.
Ia pun memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas dan bersiap-siap untuk menjemput Valeria.
Setengah jam kemudian.
Tiiiit ... Tiiiit ...
Dua kali klakson dari mobil Maya yang saat itu telah tiba di apartemen Valeria.
Terlihat Valeria yang baru saja keluar dari dalam gudang yang ada di kawasan apartemen tersebut.
"Apa yang kau lakukan di gudang?" ucap Maya sedikit penasaran.
"Tidak, aku sedang menyimpan beberapa barang tadinya barang-barang tersebut terlalu memenuhi isi apartemen yang sempit," ucap Valeria sambil tersenyum dan menghampiri Maya.
Maya menatap sahabatnya yang berpakaian sederhana itu, hatinya kembali miris dengan keadaan hidup Valeria setelah menikah dengan sang kakak.
"Valeria, akhir-akhir ini kau sangat kurus, kau ini sebenarnya sangat cantik, kenapa kau tidak fokus dengan dirimu sendiri saja mulai sekarang?" bujuk Maya yang sebenarnya juga sudah beberapa kali membujuk Valeria untuk meninggalkan Zelan karena ia sendiri sangat membenci sikap Zelan terhadap Valeria.
"Aku sangat baik seperti ini, tugas ku sebagai seorang ibu rumah tangga tampa anak, juga sangat berat, jadi aku tidak sempat memikirkan hal-hal seperti perawatan," jelas Valeria.
"Kau bukan tidak memikirkan nya Valeria, hanya saja kau terlalu fokus dengan suami mu, kau juga tidak pernah di berikan uang yang cukup oleh kak Zelan, wanita baik dan hebat seperti mu seharusnya tidak layak di perlakukan seperti ini, kapan kau akan sadar? Apakah kau sudah sadar namun hanya bertahan karena sebuah jantung? Kenapa sampai saat ini kau masih belum bisa melupakan kakak mu? Sehingga kau mengorbankan kebahagiaan mu sendiri," pikir Maya dalam hatinya sambil menatap Valeria dengan penuh arti.
"Kenapa kau diam dan menatap ku seperti itu? Bukan kah seharusnya kita berangkat sekarang? Jangan biarkan kita kehilangan hadiah baik untuk mama," ucap Valeria terlihat tidak ada beban sedikitpun dalam dirinya pagi ini.
"Baiklah, ayo masuk," Maya membuka pintu mobil dan mempersilakan sahabat nya itu masuk ke dalam.
Tak butuh waktu lama mereka pun pergi meninggalkan apartemen.
"Bagaimana dengan persiapan pesta? Apakah sudah selesai? Apa aku harus datang membantu setelah ini?" ucap Valeria menawarkan diri.
"Tidak, hari ini aku akan membawa mu bersenang-senang, sembari menyiapkan kado untuk mama," ucap Maya sambil mengemudi mobil.
Valeria pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Tak butuh waktu lama, mereka pun akhirnya tiba di sebuah mall yang lumayan mewah, di sana tempat yang cocok untuk memilih kado karena barang-barang di dalamnya cukup lengkap dan memiliki kualitas terbaik.
"Maya, mall ini sangat mewah, barang-barang di dalamnya pasti akan sangat mahal," ucap Valeria. Ia turun dari mobil sambil melirik ke sekeliling tempat tersebut.
"Jangan khawatir tentang uang, ayo masuk bersamaku," Maya pun memegang pergelangan tangan Valeria dan membawa nya melangkah masuk ke dalam mall.
Mereka muka memilih beberapa barang yang menurut mereka cocok untuk mama nya Maya, namun Valeria tidak membawa terlalu banyak uang, Maya ingin membayar apapun yang akan dia ambil, namun dia hanya ingin hadiah tersebut dari uang yang dia miliki.
"Maya, sebentar lagi musim dingin, mama mungkin membutuhkan syal, benarkan?" ucap Valeria sambil memegang sebuah syal berwarna putih.
"Kau benar, mama juga sangat menyukai warna putih, apakah kau akan berikan itu untuk hadiahnya nanti malam?" tanya Maya.
"Hmm, ini saja, lebih berguna," anguk Valeria sambil tersenyum.
Setelah mendapatkan beberapa barang, mereka pun menunju ke kasir untuk membayar.
Namun saat hendak melangkah pergi dari mall tersebut, Valeria melihat dengan mata kepala nya sendiri kalau Kirana dan Zelan juga ada di sana, mereka menenteng begitu banyak barang dengan senyum bahagia di wajah keduanya.
"Valeria, apa yang kau lihat?" tanya Maya hendak melihat arah pandangan Valeria.
"Ayo pergi," ucap Valeria yang tak ingin Maya tau apa yang dia lihat saat ini.
Ia segera menarik Maya meninggalkan mall tersebut.
Beberapa puluh menit kemudian.
"Aku ingat saat di telpon kau bilang kau ingin mengatakan sesuatu padaku, apa itu?" tanya Maya.
Kini mereka berdua sedang berada di sebuah restoran, Maya sudah berjanji hari ini dia tidak akan sibuk dan menemani Valeria seharian penuh. Maya seolah-olah memiliki firasat lain.
Valeria terdiam, dia menatap Maya dengan tatapan lembut, senyum terlukis di kedua sudut bibir nya ia memegang tangan Maya dan mulai menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya dengan perlahan.
"Maya, aku harap kau tidak akan sedih mendengarnya," kata Valeria.
"Apa? Kenapa tiba-tiba perasaan ku tidak enak?" ujar Maya sambil mengerutkan kening.
"Maya, sebenarnya sebulan yang lalu, aku sudah menemukan keberadaan kedua orang tuaku," ucap Valeria.
"Apa? Kau sudah menemukan kedua orang tua kandung mu? Bagaimana caranya? Di mana mereka sekarang?" ucap Maya kaget dan mengeluarkan beberapa pertanyaan secara bertubi-tubi.
"Selama ini, setelah kak Leon meninggal, aku selalu berusaha meminta bantuan dari sosial media dan seseorang untuk membantu ku mencari keberadaan orang tua kandung ku, pada akhirnya aku menemukan mereka," jelas Valeria sambil tersenyum.
Maya terdiam, dia seolah-olah tidak percaya kalau Valeria memiliki kekuatan seperti ini untuk mencari keberadaan orang tuanya.
Selain dari sosial media, Valeria juga mengutus seseorang untuk membantu nya, dia tidak menghabiskan uang yang banyak, hanya saja orang yang membantu nya tersebut pernah di tolong oleh dirinya beberapa waktu lalu, orang itu meminta Valeria untuk mengucapkan satu hal sebagai permintaan, Valeria pun mengatakan ingin tau tentang keberadaan orang tua kandungnya, budi pun terbalas, orang yang di tolong Valeria benar-benar menemukan jejak keberadaan orang tua kandung Valeria sebulan yang lalu.
"Jadi di mana orang tua kandung mu, seperti apa mereka apakah latar belakang keluarga mu cukup bagus?" kata Maya khawatir kalau sahabat nya akan jatuh ke lubang yang lebih dalam.
"Aku belum bertemu mereka, hanya saja aku sudah tau alamatnya, namun itu ada di luar negeri," jelas Valeria lagi.
"Apakah kau akan pergi ke sana? Bagaimana jika aku menemani mu?" ungkap Maya lagi.
Valeria menggeleng pelan.
****