NovelToon NovelToon
Demi Semua Yang Bernafas Season 2

Demi Semua Yang Bernafas Season 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang / Pulau Terpencil / Kultivasi Modern
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: Babah Elfathar

Yang Suka Action Yuk Mari..

Demi Semua Yang Bernafas Season 2 Cerita berawal dari kisah masalalu Raysia dan Dendamnya Kini..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Babah Elfathar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Bab 17 -

Rangga sama sekali tidak tahu apa sebenarnya yang ingin dibicarakan oleh keluarga-keluarga besar yang bersembunyi di balik bayang-bayang itu. Namun, bahkan jika ia tahu, Rangga jelas bukan tipe orang yang akan terlalu memikirkannya dalam-dalam.

Baginya, kalau pun orang-orang dari tiga keluarga itu tidak datang menemuinya, cepat atau lambat, dialah yang akan datang menghampiri mereka—dan memastikan masalah ini diselesaikan dengan tangannya sendiri.

Semuanya sudah terjadi. Kini tak ada jalan mundur. Rangga harus menuntaskan apa yang sudah ia mulai.

Malam itu, Raysia membawanya berkeliling ke beberapa warung kecil yang menyimpan kenangan masa lalu di kepalanya. Mereka mencoba beragam makanan ringan lokal, sebagian besar berasal dari toko-toko tua yang sudah berdiri puluhan tahun.

Suasana hangat, obrolan ringan, dan aroma masakan malam membuat waktu terasa berhenti sejenak.

Setelah puas, mereka berjalan menyusuri jalan kota, menikmati gemerlap lampu malam layaknya dua turis yang ingin menyerap semua pesona di depan mata.

Baru ketika fajar hampir menyingsing, keduanya kembali ke hotel—dan tentu saja, masih tidur di kamar terpisah seperti biasa.

Keesokan paginya, Rangga sendiri yang mengemudikan mobil untuk menemui Suryanto. Setelah menyerahkan kunci mobil padanya, Suryanto menugaskan seseorang untuk mengantar Rangga menuju bandara. Di sana, mereka berpisah:

Rangga menuju Kota NewJersey, sementara Raysia kembali ke Lyren Haven.

Di sisi Lyren Haven, kesibukan belum juga reda.

Sisil Bahri dan timnya hampir tak punya waktu istirahat. Mereka harus menyiapkan makan, pakaian, tempat tinggal, dan transportasi untuk lebih dari 1.600 orang—sebuah tanggung jawab yang tidak kecil.

Sementara itu, Leon dan istrinya menempati sebuah bungalow sederhana. Meski tidak mewah, tempat itu terasa cukup nyaman untuk memulai kehidupan baru. Keduanya kini bekerja paruh waktu di Expert Group, dengan gaji yang cukup layak—mirip seperti Dudi sebelumnya.

Proses penerimaan sekolah untuk Raleen pun sedang diurus. Sejak mereka meninggalkan Barbar city, anak itu selalu menunjukkan rasa ingin tahu yang besar terhadap dunia luar.

Sebagai seorang anak kecil, tentu ia ingin bermain dan belajar bersama teman-teman sebayanya.

Itulah impian sederhana Raleen—hidup normal seperti anak-anak lainnya.

Semua urusan itu diserahkan Rangga sepenuhnya kepada Sisil dan timnya untuk diatur dengan rapi.

Saat ini, Rangga sendiri telah mendarat di Kota NewJersey.

Musim gugur baru saja tiba; angin dingin mulai menusuk lembut, dan dedaunan berguguran di sepanjang jalan.

Ia mengenakan sweter abu-abu, berjalan santai melewati pintu keluar bandara.

Begitu melangkah keluar, matanya menangkap sosok perempuan berdiri di samping sebuah mobil mewah.

Wanita itu mengenakan cheongsam elegan dan kacamata hitam, membuatnya tampak mencolok di antara kerumunan.

Begitu melihat Rangga, ia melambaikan tangan dengan senyum kecil.

Tubuhnya ramping dan anggun; pakaian itu menonjolkan setiap lekuk dengan pas.

Wanita itu adalah Osie Mao.

Sebelum keberangkatannya, Rangga memang sudah berkomunikasi dengan Osie.

Gadis itu bersikeras menjemputnya di bandara, dan Rangga tentu tidak menolak.

“Sudah lama tidak bertemu,” sapa Rangga sambil berjalan mendekat.

Osie melepas kacamatanya, senyumnya menawan dan suaranya lembut.

“Sudah lama sekali, Rangga Wicaksana. Sekarang kau bahkan sudah menempati peringkat ketiga Daftar Master. Tampaknya, tebakan Kakekku benar sejak awal.”

Kabar tentang Rangga memang sudah menyebar luas di dunia bawah tanah.

Meski banyak yang belum mengenalnya secara pribadi, nama Rangga Wicaksana kini menjadi legenda baru yang diperbincangkan.

Rangga hanya tersenyum kecil, menyentuh ujung hidungnya.

“Hanya kebetulan yang beruntung,” ujarnya merendah.

Osie terkekeh. “Ayo, masuk dulu ke mobil. Kita makan siang di mana?”

Rangga berpikir sejenak. “Ke restoran Trio Nation Bay saja. Kebetulan ada urusan yang harus kuselesaikan di sana.”

Ketika meninggalkan Barbar city, Mahatir sempat menitipkan sepucuk surat dan memintanya menyerahkan kepada Karim. Karena itu, kunjungannya kali ini punya tujuan yang jelas.

Osie mengangguk ringan. “Baiklah.”

Ia duduk di kursi pengemudi, tapi belum langsung menyalakan mesin.

Sebaliknya, ia memutar tubuhnya ke arah Rangga dan merogoh sesuatu dari tas di belakang. Karena posisi mereka begitu dekat, aroma harum samar dari parfumnya menyelinap di udara.

Tak lama, ia mengeluarkan sebuah tas kain kecil dan melemparkannya ke pangkuan Rangga.

“Ini hadiah dariku,” katanya dengan nada menggoda.

Rangga sedikit terkejut. Ia membuka tas itu dan melihat isinya — lalu matanya membulat.

“Tulang naga?” serunya spontan.

Osie menyunggingkan senyum manis. “Bagaimana? Tergerak hatimu?”

Rangga memeriksa isi tas itu dan menghitung — ada lima tulang naga di dalamnya. Ia menarik napas dalam, lalu bertanya curiga,

“Dari mana kau mendapatkannya?”

Osie mendengus kecil sambil mengerucutkan bibir.

“Tentu saja aku tahu kau membutuhkannya. Jadi, selama ini aku mengumpulkannya untukmu. Untuk lima tulang naga ini, aku harus mengeluarkan banyak uang. Jadi, kau harus memperlakukanku dengan baik!”

Rangga tertawa kering. Ia tidak sepenuhnya percaya pada ceritanya, tapi tetap menghargai niat itu.

Jika ia bisa menyerap semua energi tulang naga ini, kekuatannya akan meningkat tajam—mungkin bahkan melampaui batas lamanya.

Sejak menyerap lima tulang naga di Barbar city, proses penyerapan berikutnya memang melambat.

Namun, bila lima tulang baru ini berhasil ia kuasai sepenuhnya, ia yakin bisa menghadapi Hedges tanpa harus menggunakan Jurus Lonjak Kematian.

Bahkan mungkin, ia bisa mengalahkannya dengan mudah.

Saat itu, Rangga akan benar-benar layak menggantikan posisi Dirman Armaya.

Sambil menghela napas, Rangga menatap Osie. “Sebenarnya aku punya satu pertanyaan. Siapa sebenarnya kakekmu? Dunia bawah tanah—bahkan pihak Night Watcher—hampir tidak memiliki data tentangnya.”

Memang benar. Tak banyak informasi yang bisa didapat tentang Warrace Mao.

Begitu Rangga mendengar nama itu dulu, ia langsung memerintahkan Sisil Bahri untuk menyelidikinya.

Namun hasilnya nihil—tidak ada foto, tidak ada catatan aktivitas, seolah orang itu tidak pernah benar-benar ada.

Bahkan sosok yang sempat ia temui sebelumnya ternyata bukan Warrace sendiri.

Rangga menyimpulkan, pria itu jauh lebih misterius dibandingkan Prof. Q.

Osie hanya tersenyum menanggapinya. “Kakekku orang yang sangat rendah hati. Yang penting, dia tidak pernah melakukan hal-hal jahat.”

Nada bicaranya ringan, namun jelas ia tidak berniat mengungkap lebih banyak.

Setelah berkata begitu, ia menyalakan mesin mobil.

“Oh ya,” tambahnya, “karena kau akan tinggal sementara di Kota NewJersey, aku akan ikut bersamamu. Bagaimanapun, kau sudah berjanji pada Kakek bahwa saat perang besar tiba, kau akan melindungiku.”

Rangga berdeham pelan. Ia bisa membayangkan bagaimana reaksi Sisil jika ia pulang bersama seorang wanita secantik ini.

Belum lagi Krish, yang pasti akan heboh menggoda tanpa henti.

Namun ia tidak punya alasan untuk menolak. Janji tetaplah janji.

“Baiklah,” ujarnya akhirnya. “Selama aku di NewJersey, kau bisa ikut bersamaku.”

Osie tersenyum puas.

Mobil mulai melaju pelan di jalan utama kota. Rangga menatap keluar jendela, menikmati pemandangan gedung-gedung tinggi yang disinari matahari musim gugur.

Tiba-tiba matanya tertumbuk pada sebuah layar besar di gedung seberang jalan — terpampang wajah seorang wanita dengan senyum yang begitu menawan.

Itu adalah Mauri Amella, gadis yang pernah ia selamatkan dulu.

Setelah Rangga memperkenalkannya pada Bilar, Mauri mulai terjun ke dunia film dan kini membintangi karya besar yang sedang booming.

“Tsk, tsk.” Osie tertawa kecil. “Kalian para pria memang semuanya sama. Begitu lihat wanita cantik, langsung terpana. Aku duduk di sebelahmu, tapi matamu malah ke layar sana!”

Ia melirik dengan tatapan jahil. “Apa kau jatuh cinta pada Mauri?”

Rangga memutar bola matanya dan menjawab datar, “Kau ini berpikir apa, sih?”

Osie masih tersenyum geli. “Kau dekat dengan Rial Giwanto, kan? Dia cukup terkenal di dunia hiburan. Kalau kau mau, kau bisa saja minta kontak Mauri darinya. Sekarang film barunya meledak, tiketnya bahkan sudah ludes di banyak kota.”

Rangga menggeleng pelan. “Kau terlalu banyak berimajinasi. Aku hanya terkejut melihat wajah yang kukenal.”

Ia tertawa kecil. Banyak orang yang ia kenal di kota ini—mulai dari Lisna, Audie, sampai Tyas.

“Ngomong-ngomong,” gumamnya sambil memandang ke depan, “bagaimana kabar Om Togu dan Bu Menik? Sudah terbiasa hidup di Kota NewJersey?”

Belum sempat Osie menjawab, wajahnya tiba-tiba berubah tegang.

Ia mengerutkan dahi, lalu menginjak rem mendadak!

Rangga terhentak ke depan—syukurlah sabuk pengamannya terpasang, kalau tidak mungkin ia sudah terpental keluar dari kursi.

Mobil berhenti mendadak di tengah jalan.

Udara seketika terasa menegang.

Apa yang sebenarnya telah terjadi? bagaimana kelanjutan nya?

Bersambung...

1
Was pray
ya memang Rangga dan raysa yg harus menyelesaikan permasalahan yg diperbuat, jangan melibatkan siapapun
Was pray
Rangga memang amat peduli sama orang2 yg membutuhkan pertolongan dirinya tapi tidak memikirkan akibatnya
hackauth
/Pray/ mantap update terus gan
Was pray
MC miskin mantaf ..
Was pray
Rangga. dalam rangka musu bunuh diri kah?
adib
alur cerita bagus..
thumb up buat thor
adib
keren ini.. beneran bikin marathon baca
Maknov Gabut
gaskeun thor
Maknov Gabut
ceritanya seru
Maknov Gabut
mantaff
Maknov Gabut
terima kasih thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!