Mantan pembunuh bayaran jadi pengasuh 4 anak mafia?
Selena Dakota, mantan pembunuh bayaran, mencoba mengubur masa lalunya dengan bekerja sebagai babysitter. Tapi pekerjaan barunya justru membawanya ke mansion Charlie Bellucci — mafia bengis yang disegani, sekaligus ayah angkat dari empat anak dengan luka masa lalu yang kelam.
Di balik peran barunya sebagai pengasuh, Selena harus berjuang menyembunyikan identitasnya. Namun semakin lama ia tinggal, semakin kuat tarikan gelap yang menyeretnya: intrik mafia, rahasia berdarah, hingga hubungan berbahaya dengan Charlie sendiri. Selena terjebak dalam dunia di mana cinta bisa sama mematikannya dengan peluru.
Bisakah Selena melindungi anak-anak itu tanpa mengorbankan dirinya… atau ia justru akan tenggelam dalam romansa terlarang dan permainan maut yang bisa menghancurkan mereka semua?
“Lakukan apa saja di sini, tapi jangan libatkan polisi.” Tegas Charlie Bellucci.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MMF — BAB 06
SEPERTI TIDAK ASING
Tok! Tok! suara ketukan pintu membuat Miles segera bangkit dari kursinya dan membuka pintu kamarnya. Tatapan datar dan malas seketika berubah menjadi penuh tanya saat melihat kehadiran Alma yang berdiri seraya membawa sebuah tusuk rambut berwarna hitam Dnegan corak warna emas.
“Kau butuh sesuatu, Alma? Ini sudah malam, Charlie akan marah jika dia tahu.” Kata Miles yang hanya sekedar mengingatkan saja.
“Aku tidak bisa tidur. Clara sudah tidur dan aku tidak berani ke meminta ke Damian.” Kata anak itu dengan tatapan memelas.
“Aku tidak bisa menemani mu, aku juga harus istirahat.” Kata pria itu yang kini matanya melirik ke benda panjang yang Alma pegang. “Kau mendapatkan benda itu dari mana?”
“Selena memberikannya kepadaku, ini miliknya.”
“Kenapa kau tidak meminta nya untuk menemani mu? Dia seorang pengasuh dan dia tidak akan menolaknya.” Jelas Miles tersenyum tipis, sangat tipis hampir tak terlihat.
Seketika Alma tersenyum kecil karena dia baru mengingatnya. “Terima kasih Miles, good night!” kata gadis itu yang bergegas pergi. Sementara Miles hanya menggeleng kecil lalu masuk dan menutup rapat pintu kamarnya.
Sudah tidak ada siapapun di dalam mansion selain para penjaga pria saja. Para pelayan sudah istirahat di mess mereka termasuk Nora. “Di mana kamar nya?” gumam Alma yang nampak mencari-cari kamar Selena yang entah terletak di mana.
Langkah nya dan sorot matanya yang mengarah ke arah lain, membuatnya tak sadar ada seseorang yang juga berjalan ke satu arah yang sama. Brugh!
“Upss! Sorry! Are you okay? (kau baik-baik saja)?” tanya seorang wanita berkulit putih bak hampir seperti mayit saking putihnya, yang kini menatap lekat Alma dengan senyuman ramah.
Ya. Anak itu juga sudah mengenal wanita cantik berambut pendek pirang, dan jangan lupakan tahi lalat kecil di atas sebelah kanan bibir seksinya.
“Aku baik-baik saja.”
“Ini sudah malam, kenapa kau berkeliaran? Kau ingin Charlie marah padamu?!” kata wanita bernama Isabelle. Asisten atau tangan kiri Charlie Bellucci setelah Han.
Alma menggeleng. “Aku mencari Selena.”
“Selena?“
“Dia pengasuh baru.”
“Ah, mungkin wanita yang baru saja masuk ke ruangan Mr. Charlie! Aku melihatnya, itu sebabnya aku tidak berani masuk ke ruangan itu.” Jelas Isabelle terus terang. Dia datang untuk menyampaikan sesuatu kepada Charlie mengenai bisnis.
Gadis itu terdiam, hingga Isabelle mengajaknya bersamanya, sebagai pengganti Selena selagi wanita itu masih menemui Charlie.
.
.
.
“Anda memanggil ku? Aku harap tidak ada masalah dalam pekerjaan ku!” kata Selena yang terlihat ramah dengan senyuman dan degupan.
Charlie Bellucci, si pria yang dikenal mafia berdarah dingin itu, berbalik badan dan menatap lekat sosok wanita cantik yang menjadi pengasuh baru di mansionnya.
Cukup lama pria itu mengamati Selena di saat wanita itu juga memperhatikan lekat wajah tampan si Bellucci yang dulu benar-benar pernah bertemu dengannya. Namun sekedar bertemu saja saat Selena disewa menjadi penjaga khusus.
“What's your name? (Siapa namamu)? Seharusnya aku bertanya hal ini sejak awal, sekarang aku akan memeriksa nya.” Kata Charlie yang mana suaranya benar-benar jelas, tegas dan berat, namun masih tenang dan halus.
Selena masih menatap nya hingga terbawa suasana. Ia melamun memperhatikan wajah tampan dari bosnya yang jika di lihat lebih dekat, semakin jelas ketampanannya dan karismanya.
“Siapa namamu?”
“Se-Selena! Selena Dakota!”
Pria itu masih menatap tajam, membawa selembar surat berisi identitas dari wanita di depannya saat ini. Sementara tangan kanannya masuk ke saku celana hitam nya.
“Berapa usiamu?”
“Dua puluh sembilan tahun!”
“Tempat tinggal mu sebelumnya?”
“Solvang, California.”
Charlie terdiam, mata hijaunya mengarah ke Selena dengan penuh kecurigaan.
“Apa pekerjaan mu sebelumnya?” tanya pria itu yang kembali menatap nya tanpa melihat ke kertas lagi.
“Memotong daging. Maksudku bekerja di toko barbeque dibagian pemotongan daging.” Jelas Selena dengan jawaban yang tegas.
Charlie meletakkan kertas di atas meja, memasukan kedua tangannya di saku celana. Cukup lama dia ditatap oleh si mata hijau, membuatnya tak nyaman.
“Apa aku... Melakukan kesalahan?“ tanya Selena dengan gugup.
“Kau memiliki mata yang indah. Aku bisa melihatnya dengan jelas, ada sesuatu di baliknya.” Kata pria itu yang semakin membuat Selena salah tingkah sendiri.
-‘Oh yang benar saja. Sejak kapan kau tidak berani menatap lawan bicaramu?’ batinnya yang terheran-heran pada dirinya sendiri. Mungkin aura Charlie benar-benar kuat dan lain dari yang lain.
“Anda... Mata Anda juga indah! Penuh ambisi!“
Seketika Charlie berbalik membelakangi nya begitu saja. “Kau boleh pergi.” Pintanya dengan angkuh.
Cukup mengherankan, namun Selena hanya menghela napas panjang lalu pergi dari sana tanpa bertanya-tanya. Mungkin tidak untuk sekarang.
Sementara Charlie melangkah santai hingga ke meja bar dan menuangkan beer untuk dia minum. (“I'm Seda!”) suara itu masih sangat diingat oleh Charlie. Tentu, seorang musuh hampir menantangnya malam itu, hingga menggoda nya. Dan kini, dia mendengar suara dari wanita itu lagi.
“Tuan Charlie!” panggil Han yang seketika membuat Charlie berbalik.
“Katakan kabar baik.”
“Keuntungan berpihak kepada kita. Barang sudah sampai ke pelanggan dengan aman. Bonus berlipat ganda atas keselamatan barangan.” Jelas Han yang sangat memuaskan untuk didengar.
“Bagaimana dengan urusan para gangster itu?”
“Saya sudah menemui ketua nya dan meminta damai. Namun mereka meminta imbalan.”
“Imbalan apa?“
Han terdiam beberapa detik, tatapan tegasnya masih mengarah ke bosnya. “Mereka ingin satu Kasino Belluci yang ada di sekitar wilayah mereka.” Kata Han yang seketika membuat Charlie terdiam dengan tatapan lekat.
Ya, Han si pria berkulit putih itu sudah tahu akan mimik wajah bosnya. Jika seseorang sudah mengutak-atik bisnis Belluci, maka 0% Charlie tidak akan marah.
“Suruh mereka menemuiku besok.” Pinta Charlie yang langsung meletakkan gelas kacanya yang sudah kosong sedikit kasar di atas meja bar sebelum akhirnya dia masuk ke kamarnya.
Bersamaan dengan masuknya Charlie, Isabelle baru masuk ke ruangan tersebut sehingga dia berpapasan dengan Han yang hendak keluar.
“Di mana Tuan Charlie?” tanya wanita cantik tadi.
“Dia baru saja masuk ke kamar. Aku rasa besok saja kau menyampaikan pesanmu.” Ujar Han yang sekedar memperingatinya saja.
Isabelle hanya mengangguk kecil meski sedikit kecewa. Mereka berdua keluar bersama, dan iya— Isabelle juga sudah bertemu dengan Selena.
“Pengasuh baru itu sangat tegas, aku bisa melihat ambisi yang hampir menyamai Mr. Charlie, seperti seorang pembunuh.” Kata Isabelle dengan serius.
Han hanya menyeringai kecil. “Itu hanya firasat mu saja.” Kata pria itu yang mulai melangkah lebih cepat sampai masuk ke dalam mobil. Sedangkan Isabelle terdiam menatap kepergian Han sembari mencibirkan bibirnya.