NovelToon NovelToon
Balasan Dari Neraka

Balasan Dari Neraka

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Horor / Pembantu / Poligami / Iblis / Dendam Kesumat
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Romlah tak menyangka jika dia akan melihat suaminya yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, bahkan sahabatnya itu sudah melahirkan anak suaminya.

Di saat dia ingin bertanya kenapa keduanya berselingkuh, dia malah dianiaya oleh keduanya. Bahkan, di saat dia sedang sekarat, keduanya malah menyiramkan minyak tanah ke tubuh Romlah dan membakar tubuh wanita itu.

"Sampai mati pun aku tidak akan rela jika kalian bersatu, aku akan terus mengganggu hidup kalian," ujar Romlah ketika melihat kepergian keduanya.

Napas Romlah sudah tersenggal, dia hampir mati. Di saat wanita itu meregang nyawa, iblis datang dengan segala rayuannya.

"Jangan takut, aku akan membantu kamu membalas dendam. Cukup katakan iya, setelah kamu mati, kamu akan menjadi budakku dan aku akan membantu kamu untuk membalas dendam."

Balasan seperti apa yang dijanjikan oleh iblis?

Yuk baca ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BDN Bab 27

Sugeng masih terkantuk-kantuk, tapi suara lirih istrinya yang merintih kesakitan membuatnya sulit berpaling. Matanya yang berat terbuka perlahan, menyipit saat menatap istri yang tengah bergumul dengan rasa sakit.

"Kamu kenapa sih? Dari tadi cuma merintih terus. Kalau sakit, ya minum obat, jangan ganggu orang yang sedang tidur!" pekik Sugeng.

Suaranya terdengar sangat kasar, pria itu juga terdengar kesal saat berbicara kepada Inah. Istri Sugeng mengerang pelan sambil menekan dadanya, sakit sekali luka jahitan bekas operasi yang belum begitu kering itu.

"Mas, dadaku sakit sekali. Lukanya terbuka lagi, ada darahnya. Tolong, ambilkan obat. Bisa?"

Sugeng mengernyit, napasnya berat. Wanita itu sudah mengganggu tidurnya, kini udah masak enaknya menyuruh dirinya untuk mengambilkan obat.

"Kamu itu di rumah sakit seminggu lebih, masa lukanya nggak kering-kering juga? Mau manja, ya?"

Wajah Inah berubah sedih, dia tidak menyangka kalau Sugeng akan mengatakan kata-kata kasar. Kata-kata yang membuatnya tersinggung. Inah mulai bersuara, suaranya yang hampir berbisik.

"Mas, aku nggak pura-pura. Aku juga nggak mau manja-manja. Lihat sendiri, darah basah di bajuku. Mau bangun dari tempat tidur saja rasanya sesak banget."

Sugeng mengalihkan pandangan setelah melihat dada Inah yang basah karena darah, bibirnya mengerucut. Walau bagaimanapun juga tetap saja dia tidak ingin disuruh-suruh oleh istrinya itu.

"Repotnya minta ampun kamu itu, bikin bete saja!"

Inah semakin sedih saja mendengar apa yang dikatakan oleh Sugeng, wanita itu lalu menatap suaminya dengan lemah. jari-jari tangannya menyentuh tangan suaminya dengan pelan.

"Sakit di dadaku juga karena kamu, Mas. Tidur kamu nggak tenang, tangan kamu sering bergerak dan tanpa sengaja memukul dadaku, lukaku jadi basah lagi."

Sugeng mengusap wajahnya yang masih setengah mengantuk, langkahnya terhenti saat mendengar suara Inah yang seakan memojokkan dirinya. Ia berusaha meraih obat milik istrinya, tapi kata-kata Inah membuat dadanya panas.

"Oh! Jadi semua salah aku? Aku yang bikin kamu sakit lagi?”

Suaranya tiba-tiba meninggi, napasnya bergetar menahan amarah yang tak tertahankan. Wanita yang ada di hadapannya itu sudah benar-benar merepotkan, ini malah menyakiti dirinya dengan kata-kata yang menurutnya tidak perlu dikatakan kepadanya.

Inah menatap wajah suaminya dengan wajah cemas, buru-buru dia menggenggam tangan suaminya, seakan menangkis amarah.

"Bukan begitu, Mas. Aku tahu kamu nggak sengaja, kan' kamu juga lagi tidur. Tolong jangan marah,” ujar Inah.

Suaranya serak, takut melihat perubahan sikap suaminya. Walau bagaimanapun juga, kini dia tidak berdaya, tidak boleh Sugeng marah terhadap dirinya. Nanti, dia pasti akan mendapatkan masalah.

Sugeng diam sejenak, matanya redup, lalu dengan enggan mengambilkan obat dan pembersih luka beserta kain kasa. Tangannya gemetar saat meletakkan semuanya di atas nakas.

"Kamu obatin sendiri luka kamu. Mulai sekarang, jangan harap aku akan tidur di kamar ini lagi. Aku akan pindah ke kamar tamu. Biar kamu cepat sembuh tanpa gangguan dari aku,” ujar Sugeng dengan suaranya yang dingin, seperti tembok yang bisa memisahkan mereka dengan jarak yang sulit untuk dilepaskan.

Inah terpaku, matanya membelalak, suaranya tercekik saat mencoba meredam hati yang terluka. Di saat terluka seperti ini, suaminya malah menambah luka di dalam hatinya.

"Mas! Jangan seperti itu, maaf kalau aku menyinggung kamu.”

Hening memenuhi ruang itu, hanya terdengar desah napas yang penuh luka dari kedua insan yang mulai terpisah rasa. Sugeng merasa harga dirinya diinjak-injak, sedangkan Inah merasa kalau dirinya sudah tidak disayang lagi.

"Sudah telat!" ujar Sugeng yang langsung keluar dari dalam kamar utama.

Inah langsung menangis melihat kepergian Sugeng dengan penuh kemarahan, pria yang dulunya bersikap lembut itu kini dirasa sangat kasar. Pria yang dulu selalu menuruti keinginannya itu, kini seolah sudah tidak peduli lagi.

Dulu walaupun dirinya hanya berstatus sebagai istri siri, tetapi Sugeng selalu mengutamakan dirinya. Sembilan puluh sembilan persen waktunya hanya untuk dirinya, sedangkan untuk istri pertamanya Sugeng hampir tidak pernah menemuinya.

Namun, kini keadaannya malah berbanding terbalik. Dia merasa setelah membunuh Romlah, justru satu persatu masalah bermunculan. Kebahagiaan hilang begitu saja.

"Kenapa dia begitu tidak peduli padaku? Apa mungkin dia sudah tidak cinta karena keadaanku yang seperti ini?"

Inah menangis sambil memegangi dadanya yang begitu sakit, sedih sekali rasanya di saat sakit seperti ini di harus membersihkan lukanya sendiri. Sedih sekali karena harus mengobati lukanya sendiri dan membalut lukanya sendiri.

"Apa yang harus aku lakukan agar dia tidak cuek lagi seperti itu?"

Inah menghela napas berat, dia mencoba menenangkan hati dan juga pikirannya. Setelah merasa tenang, Inah memutuskan untuk keluar dari dalam kamarnya.

Inah turun dari tempat tidur dengan sangat perlahan. Tangannya berpegangan tembok setiap kali dia melangkahkan kakinya, dia bahkan beberapa kali hampir jatuh.

Namun, dia ingin meminum obat. Dia harus makan terlebih dahulu, makanya dia berusaha untuk sampai di dapur walaupun dengan tertatih. Saat dia tiba di ambang pintu dapur, langkahnya terhenti karena melihat Sugeng yang sedang berduaan dengan seorang wanita.

Dia tidak kenal dengan wanita itu, wanita yang terlihat begitu cantik, seksi dan juga tampil dengan begitu sempurna. Sugeng sedang tersenyum manis ke arah wanita yang saat ini sedang menuangkan makanan di atas piring.

Sugeng menatap wanita itu dengan penuh kekaguman, tidak lama kemudian bahkan Sugeng mengeluarkan suaranya. Suara yang membuat Inah merasa terluka.

"Jeng, wajah kamu kok cantik banget sih? Badan kamu juga aduhai banget?"

"Sebagai seorang wanita menjaga penampilan itu wajib, Tuan."

"Iya juga sih, tapi... kenapa wanita secantik kamu malah jadi pembantu? Seharusnya kamu jadi model aja, pasti laku."

"Maunya begitu, tapi yang namanya masuk TV itu pasti biayanya mahal. Jadi pembantu aja udah bersyukur aku tuh, Tuan. Yang penting bisa gajian tiap bulan dan ngirimin keluarga," jawab Ajeng.

"Tapi, Jeng. Kalau dilihat-lihat umur kamu lumayan juga, kayak tuaan dikit dari aku. Memangnya kamu belum menikah?"

"Udah, janda aku, Tuan. Anak aku umur tiga tahun, lagi sedang banyak makan. Jadinya aku kerja jadi pembantu buat biayain anak sama ibu aku di kampung," jelas Ajeng.

"Oh! Kalau nikah terus ada yang biayain mau?"

"Mau banget, tapi kalau nikahin janda yang ada buntutnya kayak aku jarang ada yang mau."

"Kalau misalkan aku mau jadi suami kamu, kamu mau nikah sama aku?"

Deg!

Jantung Inah berdebar dengan begitu kencang mendengar apa yang dikatakan oleh Sugeng, wanita itu tubuhnya bahkan sampai hampir oleng kalau tidak berpegangan pada kusen pintu. Kini, Inah harap-harap cemas menunggu jawaban dari Ajeng.

"Gimana, Jeng? Kamu mau jadi istri kedua aku?"

1
Reni
jiaaaaa amsyong 😅🤣😂
GI ambil duit dulu baru indehoy enak betul maunya gratisan emang Inah wekkkkk
Reni
Wati linglung
Reni
Nahhhh diajarin ngutil duit suami 🤭
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
eh bisa bisanya perawat kaya gini🤣🤣cuma ada di novel...
Cucu Suliani: Seriusan ada, aku pernah denger perawat gosipin pasien. Perawat gen z yang lagi magang, makanya aku masukin science ini🤣🤣
total 1 replies
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
bukan terlalu lagi itumah, udh bener bener bener bener bener jahat tingkat paling atas mentok😡
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
santai Inah, kamu ada temen nya🤣🤣akuuu
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
iiiii Inah ni lemot bngy🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
mampus di tolak🤣🤣🤣semoga aja Ajeng salah satu dari rencana nya Romlah, semoga aja Ajeng ga mw di ajak nikah, eh tapi gapapa Deng nikah aja, nanti minta semua aset Sugeng, terus terlantarin🤣
Reni
kapokkkk keadaan nya sama seperti dulu pas kamu sibuk merebut Sugeng , sakit kan sama bahkan lebih sakit yg dikhianati, dirampok hartanya , dibunuh
Reni
yeeeee akhirnya kebagian juga tu Wati ibu mertua lucnut
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
cowo gapunya duit aja banyak gaya😡😡
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
gila
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
mulai
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
makanya jangan jahat🤣🤣🤣mampus tuh
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
Sugeng, aku jatoh aja waktu itu di jait 14 jaitan sembuh nya sebulanan baru ga ngeluarin darah😭 belum kering, apalagi itu operasi tetew, gila kali itu
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
jahat bngt si sugeng
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
wkwkwk🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
lah giliran menantu siri aja inget
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
😈😈😈
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
kan anak sialan kamu itu yang bikin Romlah jadi jwlek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!