NovelToon NovelToon
Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sunyi

Suatu kondisi yang mengharuskan Zidan menikahi Khansa, teman masa kecilnya yang tinggal di desa, atas permintaan terakhir neneknya yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Disisi lain, Zidan memiliki kekasih setelah bertahun-tahun tinggal di kota.

Pernikahan itu terjadi karena satu syarat yang diberikan Khansa, mau tidak mau Zidan menerima syaratnya agar pernikahan mereka bisa berlangsung.

Bagaimana kehidupan pernikahan Zidan dan Khansa?

Lalu bagaimana hubungan Zidan dengan kekasihnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sunyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pingsan Untuk yang Kedua kalinya

“Ma, om tante. Kalian bisa pulang lebih dulu, biarkan Zidan yang akan membujuk Khansa nantinya. Tenang saja, Zidan akan pastikan jika Khansa akan baik-baik aja.”

“Nak Zidan benar, kita pulang sekarang. Kita masih harus menyiapkan untuk doa bersama nanti,” ujar Farah yang membenarkan perkataan Zidan.

Ais mengangguk setuju, mendekati Zidan yang masih setia berdiri di belakang Khansa yang bersimpuh.

Zidan menatap iba melihat kondisi Khansa, ia yang sebagai cucu kandungnya tidak sampai seperti Khansa. Mungkin karena sudah bertahun-tahun, rasanya membuat Zidan merasa tidak enak jika harus menangis histeris, apalagi ia seorang laki-laki.

Kasih sayang Khansa pada nenek Imah sangatlah besar. Jangan ditanyakan lagi karena semua orang bisa melihatnya. Air mata Khansa masih saja keluar tanpa diminta, membuat pakaian yang dikenakan basah karena air matanya.

Pandangan mata Khansa tiba-tiba menjadi buram. Ia tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di hadapannya. Kepalanya terasa sangat sakit.

Khansa memegang kepalanya sebelum pandangannya menjadi gelap. San akhirnya Khansa jatuh pingsan.

“Khansa!” teriak Zidan yang melihat Khansa terbaring di tanah.

Tanpa basa-basi Zidan langsung mengangkat tubuh Khansa, membawanya ke mobil. Tempat pemakaman tampak sepi karena semua orang sudah pulang, hanya tersisa mereka berdua.

Zidan terlihat khawatir melihat wajah Khansa yang tiba-tiba sangat pucat. Zidan bingung harus membawa Khansa ke rumah sakit atau pulang ke rumah.

Setelah berpikir panjang, Zidan memutuskan untuk membawa Khansa pulang ke rumah. Karena ia tahu jika Khansa merasa sangat letih hingga pingsan.

Dengan hati-hati Zidan menurunkan Khansa ke dalam mobil, saat dirasa posisinya pas, Zidan berlari memutar dan masuk ke dalam mobil.

Zidan mulai mengemudikan mobilnya menuju ke rumah. Ia membawa Khansa pulang ke rumah Khansa. Karena jika ia membawa Khansa pulang ke rumahnya, yang tidak lain rumah nenek Imah, semua orang akan bertanya kenapa Khansa pingsan.

Karena sudah dipastikan jika rumahnya akan sangat ramai dengan warga yang akan mendoakan nenek Imah.

Jadi, mau tidak mau Zidan membawa Khansa ke rumahnya untuk istirahat. Khansa membutuhkan suasana yang tenang, dan rumahnya lah yang paling tepat.

Zidan menghubungi ibunya, jika ia membawa Khansa pulang ke rumah orang tuanya. Ia tidak memiliki nomor orang tua Khansa, jadi itulah yang bisa Zidan lakukan. Agar ibunya yang akan memberitahu orang tua Khan, dan sekarang juga menjadi mertuanya.

Waktu gue hanya satu minggu, apa gue bisa melakukannya? Gue nggak bisa melihat Naya terluka. Tapi– entah kenapa gue juga nggak bisa nolak permintaan Khansa? Gue ngerasa aneh jika berada didekatnya, batin Zidan yang menatap Khansa.

Zidan harus memilih jalan memutar untuk pergi ke rumah Khansa, karena jika ia melewati jalan yang dekat rumahnya akan sangat ramai, belum lagi kendaraan para warga, yang membuat kemacetan. Beda lagi jika Zidan menggunakan motor.

Mobil Zidan berhenti tepat di depan rumah Khansa. “Mungkinkah rumahnya dikunci? Sebaiknya gue lihat lebih dulu buat memastikan.”

Zidan keluar dari mobil, melangkah masuk ke teras rumah Khansa, lalu berusaha untuk membuka pintunya. Bibirnya tersenyum saat pintunya tidak terkunci.

Segara Zidan kembali ke mobil, mengangkat Khansa, membawanya ke kamarnya. Dengan perlahan Zidan membaringkan Khansa di kasurnya.

Melihat kamar Khansa tidak air minum, Zidan bergegas menuju dapur. Meskipun Zidan membutuhkan waktu karena tidak mengetahui letaknya.

Bukan karena Zidan tidak tahu, hanya saja ia lupa-lupa ingat dengan posisi rumah Khansa. Zidan menghela nafasnya, ia menuangkan air minum ke gelas yang sudah diambilnya.

Lalu, kembali ke kamar Khansa yang masih terpejam. Zidan duduk di pinggir kasur, menatap wajah Khansa. Entah kenapa hati Zidan merasa sangat gelisah melihat Khansa yang terbaring.

“Kenapa gue hanya diam seperti ini? Seharusnya gue cari buat bangunin Khansa.” Zidan langsung membuka laci meja Khansa untuk mencari minyak angin untuk membuat Khansa sadar.

Bibirnya kembali menyunggingkan senyumnya saat melihat sesuatu yang ia cari. Zidan langsung mengambil, dan mengarahkannya ke hidung Khansa.

“Engghh–” Mata Khansa mulai bergerak meskipun matanya masih tertutup. Tapi tidak lama lagi Khansa akan segera bangun.

Saat Zidan masih fokus menatap Khansa, ia dikejutkan dengan suara ketukan pintu.

Tok

Tok

Tok

“Nak Zidan,” panggil Farah yang berdiri di depan pintu.

“Tante!”

“Apa mama boleh masuk?”

Zidan mengangguk, “ini kamar putri tante. Tidak perlu bertanya jika ingin masuk.”

“Jangan panggil tante, panggil mama. Biasakan panggil mama.” Zidan mengangguk.

“Bagaimana dengan Khansa?” tanya Farah.

“Masih belum bangun, ma. Tapi Zidan masih usaha buat bangunin. Oh iya, mama dan pak Tama tidak ikut?” Zidan celingukan melihat ke arah pintu.

“Tidak, mama kamu harus tetap disana karena sebagai tuan rumah. Dan ayahnya Khansa perwakilan dari keluarga ini. Acaranya juga sudah dimulai, mama kesini hanya ingin melihat kondisi Khansa. Mama juga bawakan makanan, minta Khansa makan saat ia bangun nanti.”

Zidan mengangguk patuh, selain itu tidak ada yang bisa ia lakukan saat ini. Kalaupun ikut doa bersama, ia tidak kenal dengan warga sekitar. Sudah cukup lama ia pergi, mungkin karena itu ia tidak mengingatnya.

“Mama tidak bisa disini, mama harus membantu mama kamu. Mama minta jagain Khansa. Di desa seperti ini, acara doa bersama akan berlangsung selama tujuh hari. Dan mama pasti akan lebih sibuk di rumah kamu. Tenang aja, mama akan datang buat antar makanan buat kamu dan Khansa.”

“Baik, kalau kondisi Khansa sudah jauh lebih baik, Zidan akan ajak ke rumah. Itupun jika Khansa setuju.”

“Baiklah, mama tinggal ya? Jangan lupa oleskan minyak di leher dan dada Khansa, karena itu akan mempercepat Khansa untuk sadar.”

“I-iya ma.” Farah mengusap kepala Zidan yang kini sudah menjadi menantunya.

“Mama pergi, makanannya ada di meja makan.”

Zidan hanya tersenyum, kembali menatap Khansa saat Farah sudah menghilang dari pandangannya.

Matanya menelisik wajah Khansa yang tenang, namun sangat pucat. Zidan sangat bimbang. Apakah ia harus melakukannya? Mengoleskannya di dada Khansa sama saja ia harus membuka baju yang dikenakan Khansa.

Zidan bisa saja melakukannya, hanya saja ia takut Khansa tidak akan nyaman jika ia yang melakukannya.

“Sudahlah, gue akan oleskan ini ke lehernya lebih dahulu.” Zidan mulai mengoleskan minyak pada Leher Khansa, “semoga ini sudah cukup. Jadi gue nggak perlu mengoleskannya ke dadanya.”

Zidan mengoleskan minyaknya ke seluruh permukaan kulit leher Khansa. Ia berharap, dengan cara ini Khansa akan segera membuka matanya. Ia juga tidak lupa mengarahkannya ke hidung Khansa untuk memancing kesadaran Khansa.

“Engghh–” lenguh Khansa. Tangannya bergerak memegang keningnya yang terasa berat dan berputar.

1
partini
semoga Zidan tau siapa laki" yg dulu di hati istri nya di tunggu part itu ya Thor lanjut👍👍
Mericy Setyaningrum
Khansa, mampir ikutan baca Kak
♡お前のペンデハ♡
Semangat terus thor, aku yakin ceritamu akan menjadi luar biasa!
Uchiha Itachi
wow, thor! Gak sabar nunggu karya selanjutnya!
minsook123
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!