NovelToon NovelToon
Istri Palsu

Istri Palsu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yayalifeupdate

Zhefinca yang dua tahun telah menikah dengan Giovano, ia hanya bertemu satu kali saat pernikahan, dan setelah itu keduanya hidup dengan masing-masing namun status tetap menjadi suami istri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rahasia Besar

Malam ini, Zhefinca berencana menanyakan kepada Giovano mengenai makan malam, namuan Zhefinca ragu karena hawatir kehadirannya akan mengganggu.

 

Zhefinca hanya mondar-mandir di depan pintu kamar Giovano, dan ketika pintu dibuka membuat Zhefinca begitu terkejut.

 

Giovano menatap paras cantik yang berada di hadapannya, dengan riasan tipis, rambut tergerai indah, dan ditambah gaun satin tipis yang menutupi lekuk tubuhnya.

 

“Mau makan apa? Aku berencana membelinya” Tanya Zhefinca

 

“Dengan pakaian seperti ini?”

“Bukan, beli online”

“Terserah, aku makan apapun asal tidak pedas”

 

Zhefinca mengangguk, kemudian ia meninggalkan Giovano. Namun baru satu Langkah, Giovano sudah menarik dan memeluknya dari belakang.

 

“Kamu mau menggodaku?” bisiknya lirih membuat bulu kuduk Zhefinca berdiri.

 

“Menggoda apanya, aku gak berniat begitu”

“Baju tidur ini”

“Aku punya banyak”

“Oh ya”

 

Dengan tangan masih melingkar di perut Zhefinca, ia mengangkat tangan kirinya untuk menyibakkan rambut istrinya. Sehingga Giovano bisa melihat leher jenjang milik Zhefinca dan bisa mencium aroma parfum yang begitu menggoda.

 

“Lepas! Aku harus beli makan” pinta Zhefinca

 

“Ssshh.” Ucap Giovano meminta Zhefinca untuk diam.

 

Giovano dengan sadar sedang mengecup daun telinga milik Zhefinca yang membuat begitu terkejut, lalu ia mendorong tubuh Giovano ke belakang dan ia pun segera berlari menuju ke kamarnya.

 

Melihat Zhefinca berlari, senyum Giovano kembali terukir. Kemudian ia kembali ke kamarnya untuk bersantai sambil menunggu makanan yang dipesan oleh Zhefinca.

 

“Apa otaknya sudah tidak berfungsi lagi?” ucap Zhefinca mendengus kesal.

 

Kemudian ia menuju lemari pakaiannya, dan kembali membaca kontrak yang sudah dibuat oleh Giovano, dan matanya terbelalak ketika melihat poin ke tujuh dalam kontrak tersebut.

 

“A-apa ini, berperan layaknya istri ketika pihak pertama membutuhkan” ujarnya lirih.

 

“Membutuhkan apa??” tanya Zhefinca kepada dirinya sendiri.

 

Ting! Ponsel Zhefinca berdering.

 

Melihat kurir pengantar makanan telah sampai, Zhefinca bergegas keluar untuk mengambil makanan. Saat ia membuka pintu, matanya menangkap sosok Giovano tengah menuruni anak tangga.

 

“Mau kemana?” tanya Gio

 

“Kebawah ambil makanan”

“Aku yang ambil, kamu siapkan alat makannya”

 

Zhefinca menyipitkan matanya, kemudian dia berjalan kearah meja makan untuk menyiapkan alat makan dan juga minum.

 

“Lain kali kalau mau bertemu orang asing, jangan pakai baju seperti ini”

 

Zhefinca menatap Giovano dengan lekat lalu dia mengerjap dan segera berdiri.

 

“Mau kemana?” tanya Gio dengan cepat.

 

“Katanya gak boleh pakai baju seperti ini kalau bertemu orang asing”

“Orang asing?”

“Iya”

 

Giovano menarik napas lalu tersenyum smirk kearah Zhefinca.

 

“Aku suami mu Zhefinca, bukan orang asing. Duduk dan makan” ucapnya penuh penekanan.

 

Zhefinca kembali duduk lalu matanya berbinar ketika melihat makanan. Bukan Zhefinca yang melayani suaminya, namun malah suaminya yang melayani Zhefinca.

 

Sedangkan ia hanya duduk dan tangannya memegang sendok dan garpu sambil menunggu makanan itu disajikan di piringnya.

 

“Selamat makan” ucap Zhefinca santai.

 

Ucapan tersebut membuat Giovano tercekat, ia menoleh kearah Zhefinca lalu memasukan makanannya ke dalam mulut.

 

“Anak ini tidak seburuk yang aku bayangkan” batin Gio.

 

Zhefinca makan dengan tenang, ia terlihat begitu menikmati makanannya. Tanpa banyak bicara dan tidak berisik.

 

Setelah makan, ia segera membawa piring kotor dan segera mencucinya, sedangkan Giovano hanya bersandar sambil memperhatikan Zhefinca dari belakang.

 

“Sudah, silahkan naik ke kamar mu dan istirahat” ucap Zhefinca sambil menarik tisu.

 

Giovano meninggalkan meja makan, lalu kembali ke kamar. Sementara zhefinca berada di belakangnya juga akan memasuki kamarnya.

 

Malam ini mereka masuk ke dalam kamarnya masing-masing. Pintu menuju balkon kamar Zhefinca masih terbuka, ia bisa mendengar suara rintik hujan dan merasakan dinginnya suasana malam itu.

 

Zhefinca segera menggeser pintu itu kemudian ia mematikan semua lampu dan tertidur.

 

Sementara di kamarnya, Giovano masih melanjutkan pekerjaannya, pikirannya tidak fokus karena bayangan Zhefinca selalu muncul dalam benaknya. Ia keluar menuju balkon, menikmati suasana dingin malam itu, balkon kamarnya terhubung langsung dengan balkon di kamar Zhefinca, karena memang kamar mereka bersebelahan.

 

Giovano melangkahkan kakinya menuju balkon kamar Zhefinca, dengan tirai masih terbuka ia bisa menatap istrinya yang sedang teertidur dengan lelap.

 

Perasaan Giovano mengalir begitu saja, tangannya menggeser pelan pintu balkon yang ternyata tidak di kunci oleh Zhefinca. Ia duduk di tepi ranjang lalu memperhatikan wajah Zhefinca dengan seksama., hingga kantuk begitu menguasainya.

 

Bukan kembali ke kamarnya, Giovano justru masuk ke dalam selimut milik Zhefinca, dan tertidur di sampingnya.

.

.

Pagi ini sinar matahari begitu mengusik tidur Zhefinca karena tirai kamarnya tidak ia tutup. Zhefinca terbangun dengan begitu terkejut karena ia tengah memeluk Giovano.

 

“Kenapa dia disini” ucapnya lirih.

 

Zhefinca segera berpindah perlahan agar tidak membangunkan Giovano, namun ternyata gagal. Giovano membuka matanya dan menarik kembali Zhefinca.

 

Kali ini posisi Giovano tengah memeluk Zhefinca dari belakang. Posisi yang membuat Zhefinca merasa tidak nyaman.

 

“Jangan bergerak terus, atau kamu akan membangunkannya” ucap Gio dengan suara serak khas bangun tidur.

 

“A-aku harus mandi”

“Kenapa buru-buru”

“Memang sudah siang”

“Kalau aku bilang gak”
“Kamu harus bekerja”

“Aku bisa bekerja dari mana saja”

 

Zhefinca terdiam, Giovano selalu memiliki jawaban untuk menyangkalnya. Ia menggigit bibir bawahnya sembari berfikir alasan apa yang harus ia gunakan.

 

Hingga Giovano tiba-tiba melepaskannya dan beranjak dari tempat tidur miliknya.

 

“Nyaman ya tidur di pelukanku?” Ucap Giovano datar lalu meninggalkan kamar Zhefinca.

 

Sementara Zhefinca masih mengernyit mendengar pertanyaan Giovano yang begitu tidak masuk akal menurutnya.

 

“Orang aneh, dia yang masuk. Dia yang tidur disini, dia juga yang menuduh” ucapnya.

 

Pagi ini keduanya sama-sama sibuk dengan kegiatan masing-masing. Giovano yang kembali teringat dengan Rosa, ia segera meraih ponselnya dan segera menghubungi nomor kekasignya tersebut.

 

“Tidak diangkat?” batin Giovano

 

Sementara di luar negeri, hari ini Rosa tengah melangsungkan pernikahannya bersama Lukas. Rosa tidak mencintai Giovano, ia hanya menginginkan uang dan semua fasilitasnya. Sedangkan Lukas, ia begitu bisa menghargainya dan memperlakukannya dengan baik sekalipun diatas ranjang.

 

Pesta pernikahan digela besar-besaran, Rosa begitu menikmati harinya menjadi pengantin. Hingga ia melupakan Giovano begitu saja.

 

“Setelah ini, tinggalkan Giovano” ucap Lukas.

 

“Iya sayang, aku sudah mendapat uang begitu banyak, dan ketika aku akan meninggalkannya, dia pasti akan memberiku banyak uang untuk bertahan”

“Tapi jangan tidur dengannya, aku suami mu dan aku cemburu”

“Tenang sayang, aku tidak tidur dengannya”

“Waktu kamu menemuinya?”

 

“Tidak ada, hanya ngobrol. Karena aku bilang sedang datang bulan” ucap Rosa berbohong kepada Lukas.

 

Begitu pesta pernikahan selesai, Rosa meraih ponselnya dan membaca beberapa pesan dari Giovano dan juga panggilan tidak terjawabnya.

 

“Dia begitu gigih mencariku” batin Rosa.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!