NovelToon NovelToon
To Wheel And Deal

To Wheel And Deal

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan
Popularitas:963
Nilai: 5
Nama Author:

Amara Olivia Santoso, seorang mahasiswa Teknik Industri yang sedang berusaha mencari pijakan di tengah tekanan keluarga dan standar hidup di masyarakat. Kehidupannya yang stabil mulai bergejolak ketika ia terjebak dalam permainan seniornya Baskara Octoga.
Situasi semakin rumit ketika berbagai konflik terjadi disekitar mereka. Novel ini menceritakan tentang kisah cinta remaja, persahabatan dan kehidupan kampus.

Target terkunci

Amara membasuh mukanya kasar. Cukup lama ia menatap bayangannya di cermin wastafel sampai teriakkan Gwen menyadarkan ia dari lamunannya.

“Ra tolongin pintunya ga bisa kebuka" Teriak Gwen sembari menggedor pintu pelan.

“Klek” Amara memutar handle pintu sebelum akhirnya Gwen keluar dengan kehebohnya.

“Keknya pintunya rusak deh, kalau dari dalem ngga bisa kebuka. Bahaya banget kalau amit-amit kekunci sendirian” Gwen menggerutu sebal.

Sementara Amara masih di posisi yang sama, tangannya memegang handle pintu, memutarnya secara perlahan. Dan benar saja, tidak bergerak, meskipun ia mencobanya sekali lagi dengan usaha yang lebih keras.

“Kamu lagi ngapain sih ra? Malah diem aja disitu dari tadi?” Tanya Gwen sembari mengaplikasikan cushion tipis di wajahnya.

“Ini lagi nyoba buat benerin, kayaknya emang udah rusak kuncinya” Kata Amara sembari berjalan menghampiri Gwen.

“Udah yok ke kelas aja, bentar lagi udah mau jam sepuluh bahaya kalo kita telat sedetik aja” Ajak Gwen.

“Emang pak Agus killer banget ya orangnya?” Tanya Amara.

“Nih yaa, kata temenku yang anak mesin, sedetik kamu telat langsung di suruh keluar dan di anggap absen. Kamu ngantuk pas kuliahnya? Siap siap spidol sama penghapus melayang ke jidatmu” Terang Gwen sembari berjalan dan di ikuti Amara di belakangnya.

“Perasaan kemaren fine fine aja pas beliau ngajar” Protes Amara.

“Iyaa karena baru pertemuan pertama, senior kita aja baru pada ngambil mata kuliah ini sekarang, soalnya pada ngehindarin beliau tahun lalu. Niatnya pada ngincer kelas Prof Andrew semester ini, tapi gataunya malah semua kelas cuma Pak Agus yang jadi dosen pengampu karena Prof Andrew lagi ada riset denger-denger” Ucap Gwen Panjang lebar, yang hanya mendapat anggukan kecil dari Amara.

“Eh iyaa, pintu toiletnya gimana? Kita lapor satpam aja kali yaaa biar di follow up kemana gitu” Amara mengingatkan.

“Yaudah kamu aja yaa yang ke lobby, sini tasmu aku bawain ke dalem kasihan Angkasa nanti kesepian” Ucap Gwen cengengesan.

Amara pun menyerahkan tasnya kepada Gwen, sementara ia berjalan ke arah lobby untuk menemui pak satpam. Namun untuk seperkian detik langkahnya melambat, matanya melirik tajam ketika melihat Celline dengan tergesa berjalan ke arah berlawanan dengannya.

Suara gelak tawa segrombolan seniornya yang terdengar mendekat dari arah tangga menyadarkan Amara. Langkahnya terhenti, sedetik ia menoleh memastikan jika Celline telah benar-benar masuk ke dalam toilet.

“Ngapain disini ra?” Tanya El menggoda.

“Mau nyari pak satpam kak” Jawabnya singkat.

“Ngapain nyari pak satpam, nyari abang ajalah adek” Ucap El yang tak di hiraukan Amara.

“El El lain hari, lain di mulut, lain lain” Sarkas Satria.

“Kayaknya lagi istirahat deh ra, kamu ngapain nyari pak satpam?” Tanya David.

“Pintu toilet cewek rusak kak, kalau mau lapor kemana ya?” Tanya Amara.

“Oh yaudah, ini biar aku aja yang chat. Ayo masuk nanti keburu telat di marahain Pak Agus kamu” Lanjut David.

Untuk beberapa menit, semua berjalan dengan normal, para mahasiswa duduk berjajar dengan rapi. Ruang kuliah pun kini terasa tegang dan senyap ketika Pak Agus sudah masuk ke dalam ruangan.

“Kring kring kring” Seketika semua mata di ruangan itu menatap ke arah Emily. Dering ponselnya yang pelan terdengar menggema di dalam ruangan yang sepi senyap. Dengan panik ia merogoh kedalam tas dan mereject panggilan itu.

“Kalau kuliah saya tidak penting, silahkan keluar dan angkat telepon di luar. Siapa pun yang masih ingin belajar, mohon untuk mensilent handphone kalian selama mata kuliah ini berlangsung. Mengerti?” suaranya pelan namun cukup untuk membuat seluruh bulu kuduk berdiri.

Kuliah berlanjut, semua mengubah ponselnya ke mode senyap. Tidak ada yang menyadari ketidak hadiran Celline, tidak ada yang mengangkat panggilan telefon darinya. Hanya Amara yang mengerti bagaimana frustasinya Celline saat ini dan bagaimana ia sangat berharap untuk di temukan. Namun, ia juga sangat tahu, toilet wanita di lantai ini jarang di gunakan. Terlebih saat jam kuliah berlangsung, mungkin butuh sekitar dua jam lagi setelah kelas ini berakhir, itupun jika mereka langsung pergi setelah memeriksa ponsel.

***

Celline menunduk dalam, matanya terlihat buram. Suaranya serak, seperti ada yang tercekat di tenggorokan. Rasa malu, marah dan sedih bercampur jadi satu. Tidak ada yang peduli, mahasiswa lain hanya melirik dan pura-pura tak melihatnya yang sedang menangis di sofa lobby lantai tiga.

“Celline kamu kenapa?” Tanya Emily yang langsung berlari menghampirinya ketika ia dan yang lainnya keluar dari ruang kelas.

“Bisa-bisanya kalian ngga ada yang ngeh kalo aku ngga ada di kelas, bisa-bisanya kalian satupun ngga ada yang mau ngangkat telponkuuu, tega kalian semua” Tangis Celline pecah.

“Lah emang kamu ngapain sampe kayak gini??” Tanya Dyah.

“Aku kejebak di toillet, tadi baru di keluarin pak satpam sepuluh menit yang lalu” Celline masih terisak.

“Udah jangan nangis lagi, maaf yaa tadi hape kita diminta buat di silent semua sama Pak Agus” Kata Emily sembari menepuk pundak Celline.

“Wahh jangan-jangan ini konspirasi nih, lo di kunciin Amara dari luar. Balas sendam dia gara-gara ketumpahan sambel” El tiba-tiba memprovokasi.

Celline yang tertunduk kini mengangkat kepalanya, matanya merah dan membelalak. Ada perasaan marah yang bergelora dari matanya.

“Ehh sembarangan ya kalo ngomong. Pintunya emang udah rusak dari tadi” Ucap Gwen tak terima.

“Terus kenapa kamu diem, ngga ngasih tau ke orang kalo pintu toiletnya rusak?” Tanya Dyah tidak terima.

“Sorry to say ya kak, tadi ngga ada orang lain di toilet. Dan setelah keluar dari toilet Amara langsung nyari Pak Satpam buat follow up lebih lanjut” Kali ini Gwen yang naik pitam.

“Iya tadi Amara ketemu kita di jalan, aku yang nawarin buat ngechat langsung pak satpam soalnya udah mepet masuk kelas” David melerai.

“Ngga, tadi aku berpapasan dengan Amara di lorong tapi dia ngga ada ngingetin aku soal pintu toilet” Celline menghapus air matanya yang mulai mengering.

“Udahlah ce, kalau Amara jahat dia ngga mungkin nyariin pak satpam” Kata Baskara yang seketika menghujam dada Celline.

“Maaf yaa kak, lain kali aku akan lebih aware lagi kalau ada masalah kayak gini” Kata Amara membuka suara.

“Udahlah kamu ngga salah apa apa” Tambah David.

“Ngga ada lain kali, kalau pun ada aku pastiin kamu yang akan jadi korbannya” Kata Celline tak terima.

Semua menggelengkan kepala, melihat bagaimana kelakuan childish Celline. Siang itu, kasus di tutup karena murni kecelakaan. Tidak ada yang salah dalam insiden itu, hanya Celline yang memiliki nasib buruk.

Beberapa menit kemudian, ketika perjalanan ke kantin Amara yang tengah berbincang dengan Angkasa dan Gwen di kejutkan dengan seorang lelaki berjaket hijau khas ojek online.

“Dengan Mba Amara?” Tanya lelaki paruh baya itu.

“Iya pak, kok bisa tahu nama saya?” Amara semakin bingung.

Sebuah kantong plastik hangat yang berisi aroma makanan di serahkan kepada Amara.

“Maaf pak tapi saya tidak order” Jelas Amara.

“Ini penipuan ya pak?” Selidik Angkasa.

Sang driver gelagapan, “Ngga mas, saya memang di minta untuk mengantarkan pesanan ini ke mba Amara. Sudah di bayar kok, saya juga di beri fotonya biar ngga salah orang”.

Gwen dan Angkasa langsung melihat isi chat dari aplikasi ojol milik sang driver.

“Ra, ini fotomu asli, foto hari ini” Gwen terbata, ia tak percaya.

Amara langsung tertunduk lemas, siapa orang itu? Siapa orang yang diam-diam mengawasinya dan dengan sengaja melakukan terror ini padanya?.

1
Ritha Tyas
karyanya bagus banget
Chikita Yoppan: makasihh kakkkk ya Allah terharu banget🥺🥺
total 1 replies
Ranti Lestari
semangat kak. btw jgn lupa mampir ya kak🥰
Ranti Lestari: siapp kak🥰
total 3 replies
yourbee
amara kenapa suka senyum licik dah😭
Chikita Yoppan: Amara emg sedikit manipulatif kak heheh
total 1 replies
yourbee
Bahasanya bagus tapi agak bingung banyak tokohnya, btw semangat kak
Chikita Yoppan: makasih kak/Angry/
total 1 replies
cøøkie
Ngakak!
Maria Fernanda Gutierrez Zafra
Luar biasa thor, teruslah menulis 🎉
Chikita Yoppan: makasih kak🥺 mohon dukungannya yaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!