Sosok Wanita yang Misterius, tak terlacak dan penuh dengan kejutan, memasuki kehidupan seorang CEO Tampan dan Sukses, entah di sengaja atau hanya kebetulan saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WAY 6
Seperti yang di perintahkan, Ambarawa Company sudah menerima seorang Personal Asisten untuk membantu kegiatan sang atasan.
"Hari ini dia sudah mulai bekerja" ucap Zaki saat memasuki ruangan Galang.
"Hem, aku tau, dan masih menunggu hasilnya pagi ini"
"Semua sudah aku jelaskan dan Lea sudah mengirim drive tentang pekerjaannya" Zaki menjelaskan.
Tak ada jawaban, Galang sibuk mempelajari satu berkas penting yang ada di tangannya, hanya anggukan kepala yang samar di berikan sejenak untuk merespon Zaki, lalu tak lama kemudian terdengar suara pesan masuk dari ponselnya.
Tangannya segera meraih benda pipih itu, melihat sejenak dan mengerutkan keningnya, lalu Galang beralih ke laptop canggihnya untuk melihat email.
"Lumayan" ucapnya lirih.
Zaki yang sedari tadi penasaran segera beranjak dari duduknya, berjalan memutari meja Galang dan kini sudah bisa melihat apa yang tengah di lihat oleh Bos nya.
"Dari Nona Ambar?" Zaki memastikan.
"Hem, jadwal ku hari ini sudah tersusun rapi, dan lihat ini, semua file tentang satu persatu rekanan perusahaan lain yang nanti akan bertemu sudah lengkap sebagai bahan pendukungnya"
"Ini bukan lumayan, tapi fantastis, dia bahkan mencari informasi sendiri sedetail ini"
"Tidak salah kita mengambilnya, pekerjaan ku akan lebih ringan" ucap Galang dengan senyuman tipisnya.
Zaki juga merasa lega, dilihat dari hari pertama kerja, sepertinya sosok wanita yang sudah di terima masuk bekerja di Ambarawa Company mempunyai kemampuan yang memang diinginkan.
*
*
Kursi kosong di sebuah cafe langganan menjadi tujuannya saat ini, segera duduk dan membuka laptopnya kembali, ada balasan email yang membuatnya tersenyum.
"Kopi seperti bisanya mbak?" Tanya salah satu pelayan menyambut hangat.
"Hem, tapi sebelumnya beri aku
menu nasi goreng untuk sarapan pagi" pintanya.
"Siap mbak Kia, seperti biasa kan?, banyak campuran sayur sama togenya"
Kia tersenyum sambil memberikan satu jempol kanan untuk menjawabnya, setelah itu dirinya membuka kembali file yang baru saja masuk.
Membaca perlahan isi perjanjian kerjanya, ada hembusan nafas pelan saat mendapati dirinya ada jadwal harus ada di perusahaan besok pagi untuk menandatangi beberapa berkas.
"Tiket kereta malam ini" gumamnya lirih, lalu mengambil ponsel dan segera memilih aplikasi untuk memesan tiket secepatnya, maklum terkadang tiket kereta saat ini harus berebut dengan waktu atau kalau tidak akan kehabisan.
"Selesai, Alhamdulillah" ucap Kia kembali dengan senyumnya, tidak langsung keluar dari aplikasinya, memanfaatkan waktu sejenak untuk melihat beberapa jadwal rutin kereta dengan tujuan Jakarta.
Kia menyadari nantinya akan sering menggunakan jasa kereta api untuk pekerjaan penting perusahaan yang mengharuskan dirinya datang, karena memang ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa dilakukan hanya lewat laptopnya saja.
Pilihan akomodasi pesawat terbang adalah yang terakhir bagi Kia, karena memang tak begitu suka menggunakannya, kurang seru menurutnya, dan terlalu cepat sampai di tujuan, tidak ada Fill yang Kia dapatkan.
"Ini mbak Kia, sarapan nasi goreng spesial nya sudah siap"
Kia menoleh dan tersenyum, "Terimakasih, maaf mungkin aku akan ada disini sampai jam sepuluh nanti"
"Tidak masalah, Kafe ini bisa diselamatkan juga karena_"
"Jangan di bahas lagi, sudah sana kerja, banyak yang harus kamu layani" sahut Kia sengaja menghentikan perkataan pelayan itu.
"Baiklah, selamat menikmati Nona Kia!" Pelayan itupun segera melesat pergi.
Kia tersenyum melihat tingkahnya, lalu pandangannya kembali diatas meja, menatap hidangan lezat yang di pilih untuk sarapan pagi.
Waktu terus berjalan, kegiatan Kia satu persatu telah di lalui, ponselnya selalu aktif untuk memantau kegiatan awal bekerja di Ambarawa Company.
Dan benar sekali, sebuah pesan di dapati dari tangan kanan sang Bos yang tak lain adalah Zaki.
Tertulis sebuah pesan jika dirinya harus berada di dekat sang pimpinan pada beberapa hari sesuai tanggal kegiatannya.
"Dua hari?" Gumam Kia yang melihat tanggal tertera dalam pesan di ponselnya.
Dua hari dia harus berada di kota lain bersama dengan Bos yang harus di temani, dalam artian Kia harus menghandle semua jadwal kegiatan atasannya dalam jarak dekat, entahlah, Kia juga masih belum bisa membayangkan.
Tak lama suara ponselnya berdering, disana tertera nama sang kepala HRD yang tak lain adalah Sukma.
"Iya Bu Sukma?"
"Sudah dikirim jadwal kegiatan mu?"
"Sudah, tapi saya bingung, haruskah saya berada di tempat yang sama dengan Bapak Galang?"
"Tenang saja, kamu mungkin tidak akan bertemu walaupun dalam satu tempat, tugasmu adalah menyiapkan segala keperluan pak Galang"
"Semua keperluan?, maksudnya?"
"Mengatur jadwal meeting, jadwal makan, pesan kamar di hotel terdekat dengan perusahaan yang ingin bekerjasama, pertemuan ini sangat penting, jadi persiapkan dirimu, jangan membuat kesalahan fatal, atau tenagamu akan di putuskan sepihak oleh pak Galang"
"Oh, siap, semua bisa saya handel kalau hal seperti itu"
"Bagus, lakukan dengan cepat, pastikan hotel dan tempat yang akan dikunjungi Pak Galang aman, bersih dan nyaman" perintah Sukma.
"Iya Bu, saya akan berusaha sebaik mungkin"
"Bagus, tapi jangan lupa besok kamu juga harus berada di perusahaan untuk menandatangani surat kontrak kerjamu, jangan sampai terlambat"
"Iya Bu"
Dan sambungan itupun terputus, Kia menghela nafas, sudah saatnya melakukan aktivitas yang lama telah ditinggalkannya.
Dengan kata lain, Kia harus mulai terbiasa wara wiri Surabaya-Jakarta untuk melakukan pekerjaannya.
Ada beberapa hal yang memang tidak bisa dia lakukan hanya lewat online saja, contohnya kesibukan sang atasan yang mengharuskan keluar kota, dan jelas sebagai Personal Asisten, Kia harus tanggap mengurus semuanya.
Berusaha untuk menenangkan pikirannya, Kita tersenyum dan membayangkan keseruannya menaiki akomodasi Kereta api yang disukainya.
"Ini sangat seru dan menyenangkan pastinya" gumamnya lirih sambil membereskan laptop memasukan ke dalam tasnya.
Pekerjaan akhirnya telah selesai, Kia bisa beristirahat dan kini saatnya kembali ke kamarnya, sejenak menatap beberapa pajangan PIN kenangan saat dirinya pernah bekerja langsung di beberapa perusahaan besar di eropa.
Satu buah tas ransel di keluarkan, ukuran sedang dengan banyak bagian di dalamnya, Kia perlahan mulai memilih apa saja yang harus dimasukkan, satu hari dirinya harus berada di perusahaan untuk tandatangani kontraknya, disambung dua hari kemudian mengikuti sang atasan di luar kota.
"Cukup" ucapnya lirih, tangannya terlihat menge cek kembali barang bawaan yang di masukkan.
Namun baru saja Kia akan menutup resleting terakhirnya, tiba-tiba saja sebuah panggilan terdengar nyaring dari ponselnya.
"Iya Bi, ada apa?"
"Datanglah, Kakak mu semakin gila, dia mempermasalahkan tanah warisan itu lagi"
"Bilang saja aku tak peduli, kalau bibi mau memberikannya pada kakak, silahkan saja"
"Tidak bisa begitu nak, itu hak mu, kamu harus mempertahankannya"
"Aku lelah bibi, masih banyak pekerjaan yang harus aku pikirkan dan selesai kan, bukankah Paman juga akan mendukungnya?"
"Tapi bibi tidak"
"Percuma, Paman lebih berkuasa dan bisa dengan mudah melakukan keinginannya, bibi bisa apa?"
"Kamu yang bisa, bukan bibi, untuk itu datanglah dan selesaikan, jangan biarkan kakakmu semakin meraja lela dengan keegoisannya"
"Berikan saja apa yang dia mau, aku tidak ingin berebut apapun lagi dengannya, bagaimana pun dia adalah saudaraku satu-satunya"
"Ya Tuhan, kenapa kamu selalu mengalah padanya, dia akan semakin besar kepala dan arogan jika kamu berbuat seperti iku KIA"
"Tidak usah khawatir soal itu bibi, Tuhan yang akan menghukumnya, tidak perlu aku pusing dengan hal itu"
"Tapi Kia_"
"Berikan saja yang dia mau, bibi jangan berdebat dengan paman dan berakhir dengan kekerasan seperti dulu_" Kia segera memutuskan sambungan ponselnya, tidak ingin mood nya bertambah rusak dengan urusan kakak satu-satunya yang selalu membuat Kia harus menahan diri.
Mana komennya???
Bersambung.
ciye...