Kisah sepasang CEO yang merintis bisnis mereka dari nol dan pernah berkecimpung di dunia bawah, keduanya memiliki masalah dengan keluarga dan hubungan toxic mereka masing masing sehingga mereka sulit untuk mempercayai orang orang di sekitar mereka.
Mereka menggunakan dua nama, nama untuk di dunia bisnis sebagai CEO dan nama untuk kehidupan pribadi mereka. Mereka juga memilih hidup sederhana dan mengerjakan pekerjaan yang menjadi hobi mereka. Namun keduanya ternyata tinggal di sebuah apartemen dan unit mereka persis bersebelahan.
Tanpa mereka sadari, mereka ternyata klik dan saling jatuh cinta, namun mereka memakai identitas kehidupan pribadi mereka, tanpa mengetahui sisi kehidupan bisnis mereka satu sama lain walau perusahaan mereka bekerja sama. Walau saling mencintai, keduanya menyimpan rahasia terhadap satu sama lain sampai terbongkar suatu hari nanti.
Akankah mereka bahagia atau malah sebaliknya ?
Genre : Urban, fiksi, komedi, drama, sedikit action, psikologi
100% dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6
Setelah itu, Elena tinggal bersama kakek dan Kyoko yang mengurus kebutuhan kakek sehari hari seperti seorang pelayan. Mereka tinggal di lantai dua sebuah toko barang antik milik sang kakek sejak dia masih muda. Sang kakek mengajari banyak hal mengenai barang antik kepada Elena yang saat itu sudah tidak bersekolah lagi, dia mengajari bagaimana cara melakukan appraisal barang antik, cara mengetahui asli atau replika atau produksi belakangan, cara menilai harga berdasarkan bahan, kesulitan membuat nya dan banyak faktor lainnya.
Elena yang semula tidak terpikir dan tidak menyukai barang antik, akhirnya mulai menyukai barang barang di toko sang kakek dan bukan hanya itu, dia juga menjadi lebih kritis ketika melihat barang barang yang di sekitarnya. Ternyata Elena memiliki “mata” yang bagus dalam menilai barang, dia bisa membedakan jam tangan rolex asli atau palsu hanya dengan sekilas melihat. Setelah setahun tinggal bersama kakek, suatu malam ketika Elena terbangun dan hendak ke kamar mandi, tanpa sengaja dia memergoki Kyoko yang berpakaian serba hitam seperti ninja dan membawa senjata sepasang sai (trisula) penuh darah, sedang mengendap endap.
Karena kaget di pergoki oleh Elena, Kyoko hampir membunuh Elena namun dia mengurungkannya karena melihat Elena yang ketakutan dan mengingat kalau Elena adalah cucu kesayangan orang yang menolong dirinya. Ternyata Kyoko adalah seorang pembunuh bayaran lepas dan ahli bela diri tradisional dari negaranya (ninja), dia bekerja sebagai pembunuh bayaran untuk menghidupi dirinya dan kakek yang bersedia menampung dirinya ketika dia datang ke negara ini. Dia minta kepada Elena agar merahasiakan jati dirinya dari kakek karena kakek tidak tahu apa apa, tentu saja Elena menyanggupinya dan minta Kyoko mengajari nya ilmu bela dirinya kepada Elena.
Awalnya Kyoko menolak namun karena berhutang budi kepada Elena yang merahasiakan tentang dirinya, akhirnya dia mengajari Elena cara membunuh menggunakan ilmu ninja nya. Tiga tahun kemudian, setelah kakek meninggal, Elena mewarisi toko barang antik milik sang kakek, dia juga mulai mengambil pekerjaan pembunuh bayaran dari deepweb dengan bayaran yang tinggi karena sudah berlatih selama tiga tahun. Di siang hari, dia menjaga toko barang antik dan di malam hari dia menjadi ninja pembunuh bayaran bersama Kyoko yang terus mendampingi dirinya setiap hari.
Suatu hari, ketika sedang menjaga toko, beberapa mahasiswa dan mahasiswi dari kampus yang berada di dekat toko barang antik milik Elena, datang mengunjungi toko. Mereka melihat lihat barang dagangan Elena dan takjub mendengarkan Elena yang memberikan penjelasan kepada mereka tentang barang antik yang berada di tokonya tanpa katalog. Ternyata para mahasiswa dan mahasiswi itu berkuliah di falkutas hukum dan falkutas arkeologi. Salah satu dari mahasiswi yang datang adalah Lily dan dia jugalah yang memperkenalkan Elena dengan sistem lelang.
Sejak itu, hampir setiap hari Lily datang mengunjungi Elena yang memperkenalkan diri sebagai Emily West, nama belakang di ambil dari nama belakang kakek dan di gabungkan dengan nama nenek nya yaitu Emily. Lily datang hanya untuk mengobrol dan mengajari Elena cara kerja balai lelang. Lily juga yang memperkenalkan Elena kepada calon suaminya yang bernama Oliver Jones. Setelah enam bulan berpacaran, Elena dan Oliver memutuskan untuk menikah, beberapa bulan pertama pernikahan mereka pun terasa indah dan Elena merasa hidup di dunia penuh khayalan atau fantasi.
Oliver sudah memiliki rumah sendiri namun rumahnya terletak di dekat rumah orang tua Elena. Saat itu, Elena tidak berpikir macam macam karena dia masih berbunga bunga, tapi suatu hari Clara tiba tiba berkunjung ke rumah tempat tinggalnya sekarang membawa seorang anak laki laki yang kira kira baru berusia 2 tahun dan membuat Elena kaget, Clara langsung bersujud minta maaf kepada Elena dan mengakui semua perbuatan nya. Elena yang memang sayang dengan adiknya dan kesepian karena jauh dari keluarganya, dengan mudahnya memaafkan Clara dan menerima Clara kembali ke dalam hidupnya. Sejak itu, Clara sering datang ke rumah menemani Elena kalau Oliver sedang tugas keluar kota.
Namun lama kelamaan, Elena mulai memperhatikan Clara karena hampir setiap hari Clara datang ke rumahnya walau Oliver ada di rumah dan suatu hari Clara mengatakan kalau dia sedang hamil. Tentu saja Elena langsung memberi selamat kepada Clara, namun ada perasaan aneh yang sangat mengganjal di hatinya. Setelah itu, Elena berkonsentrasi memperbesar bisnisnya untuk menyingkirkan sesuatu yang mengganjal di hati nya, dia menjadi sering keluar kota karena membuka kantor baru di kota yang di kunjungi nya, Kyoko sudah kembali ke negaranya dan tidak bisa lagi membantu Elena. Dia juga masih mengerjakan pekerjaan sampingannya sebagai pembunuh jika ada yang menyewa jasanya.
Karena curiga dengan Clara dan suaminya, Elena memasang kamera pengintai secara diam diam selagi dia pulang ke rumah. Beberapa hari setelahnya, ketika Elena berangkat ke kota lainnya untuk mencari lokasi yang pas untuk mendirikan kantornya, dia membuka rekaman kamera pengintai nya ketika sudah kembali ke hotel. Tangan Elena gemetar ketika melihat video nya, Clara dan Oliver duduk di sofa bersama anak laki lakinya dan bayi yang baru lahir untuk menonton acara di televisi. Dia melihat Clara merebahkan kepalanya di pelukan Oliver, mereka benar benar nampak bahagia seperti sepasang suami istri yang sudah menikah sejak lama.
Tapi yang membuat darah Elena mendidih, ketika dia mendengarkan rekaman pembicaraan antara Oliver dan Clara. Pembicaraan nya kira kira seperti ini,
“Clara, bagaimana jika Elena mengetahui kalau aku adalah ayah dari kedua anak mu,” ujar Oliver.
“Biarin aja, dia ga akan tahu selama kita hati hati, yang penting kamu yakin kan kalau kakek Thomas memberikan seluruh warisannya kepada Elena ?” ujar Clara bertanya.
“Ya, awalnya aku ke toko itu untuk melihat situasi di sana, aku tidak menyangka malah bertemu dengan Elena di sana, aku juga baru tahu kalau dia Elena dari kamu kan dan dia mengatakan kalau kakek memberikan toko itu untuk dia karena dia percaya pada ku hehe,” ujar Oliver.
“Iya, kamu kasih aku foto nya, makanya aku langsung kasih papa supaya papa bikin rencana bagaimana harus deketin Elena agar dia memberikan semuanya sama kita...walau aku ga suka cara papa yang menyuruh kamu menikahi Elena,” balas Clara.
“Tenang saja beb, aku hanya pura pura kok sama Elena, kamu tetap yang nomor satu, tapi kamu jangan tiap hari kemari, nanti kalau dia curiga gimana,” ujar Oliver.
“Aku percaya, semoga cepat selesai, aku muak harus mengawasi kamu sama dia tiap hari, aku ingin kita jadi satu keluarga secepat nya kalau tidak anak anak nanti keburu besar,” balas Clara.
“Kalau kita sudah dapat hartanya, nanti kita bisa keliling dunia beb, sabar,” ujar Oliver sambil mengecup kening Clara dengan mesra.
“Krek,” Elena menggenggam smartphone nya dengan erat, hatinya benar benar hancur namun dia tidak patah hati, dia tidak sedih karena tidak menangis, dia marah namun bukan kemarahan menggebu yang dia rasakan. Saat ini, hawa dingin yang mengkristal mengisi hatinya, pikirannya tenang karena dia mendapat pencerahan, semua yang dia rasakan dan curigai mendapat klarifikasi tegas. Tanpa menunda lagi, dia menyimpan rekaman videonya sebagai bukti, setelah itu dia langsung menelpon Lily,
“Li,” sapa Elena.
“Eh...Emily ? apa yang terjadi ?” tanya Lily.
Elena menceritakan semuanya kepada Lily yang langsung diam seribu bahasa, Elena bisa merasakan kalau Lily berpikir di sebelah sana.
“Kapan kamu bisa ke kantor ku ?” tanya Lily dengan nada serius.
“Besok aku kesana,” jawab Elena tegas.
Setelah telepon di tutup, Elena menarik nafas dalam dalam kemudian menghembuskan nya, matanya nampak tajam dan tegas,
“Sekarang semua jelas, Oliver muncul setelah kakek meninggal, Clara muncul ketika kita pindah ke rumah Oliver dan lokasi rumah Oliver dekat rumah papa....baiklah, kalau kalian mau main main, mari kita bermain dengan peraturan ku,” ujar Elena dalam hati.