NovelToon NovelToon
I Love You Abang

I Love You Abang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Whidie Arista

Salahkah jika aku menyukaimu Abang?

Kedekatan Dea dengan Abang tirinya menghadirkan sebuah perasaan yang tak seharusnya ada, sebisa mungkin dia mencoba membuangnya namun tanpa dia sadari ternyata Abangnya juga menyimpan perasaan yang sama untuknya.

Ada yang penasaran? yuk simak cerita mereka 😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Aku dan Sita bekerja dalam keheningan, entah mengapa selama beberapa hari ini sikapnya padaku terkesan dingin, dia hanya bicara seperlunya, tak ada lagi canda tawa di antara kami, apa sebenarnya yang terjadi? Aku sudah mencoba bertanya beberapa kali padanya, tapi dia tak menanggapinya.

“Ko mukanya di tekuk gitu sih, bibirnya manyun lagi, jelek tahu kaya keong sawah.” ejek Ran saat dia tengah menjemputku sehabis pulang kerja.

Aku mengangkat kepalaku dengan wajah datar, “Abang lagi becanda? Maaf gak lucu Bang, Dea lagi males becanda.” komentarku yang langsung naik ke motornya tanpa di perintah.

Ran mendengus senyum, “kenapa sih coba cerita ke Abang.” Bukannya menjalankan motornya dia malah turun dan membiarkan aku duduk sendiri di atas Motornya itu.

“Apa si Biawak itu nyelingkuhin kamu? Wah kalau ia gak bisa dibiarin ini!” Ran kesal sendiri dengan tebakannya.

“Bukan karena Davi, Bang,” sanggahku.

“Terus karena siapa dong?”

“Laura, dia mau pindah ke Madura, aku sedih banget,” lirihku dengan suara bergetar, dengan susah payah aku menahan air mata yang terus-menerus ingin menerobos kembali dari kedua ujung mataku.

Ran menghela nafas berat, “Abang ngerti perasaan kamu, Abang juga pernah punya temen deket yang pindah keluar negri saat Abang paling butuh dia. Saat itu usia Abang baru sepuluh tahun saat Mamah meninggal, dunia Abang seakan runtuh Abang hanya punya dia sebagai teman, tapi saat Abang paling butuh dia, dia pergi begitu saja tanpa kabar.” lirihnya, dia menundukkan kepalanya.

“Tapi kamu beruntung Ya, masih ada Maya dan Sita kan, sekarang jaman sudah banyak berubah ada banyak cara untuk melepas rindu walau gak harus bertemu, menurut Abang biarin aja Laura pergi, lepas kepergian dia dengan senyuman berikan dia perpisahan yang paling berkesan, hidup itu masih panjang waktu masih berjalan Abang yakin ikatan pertemanan kalian gak akan pernah goyah walau gak bersama.” Aku tersenyum mendengar kata-kata Ran, dia ternyata punya pemikiran yang sama denganku.

“Dea juga bilang gitu ke mereka tadi.” ucapku.

“Bagus itu, Adek, Abang emang pinter.” Dia mencubit pipiku dengan gemas.

“Aw aw aw, sakit tahu Bang, pipi Dea tulang semua gak ada bagian yang bisa di cubit,” kesalku sambil mengusap pipiku yang agak berdenyut akibat ulah Ran.

“Masa, ini bagian sini ada, pipi kamu itu agak cuby tahu, kamu gendutan emang kamu gak nyadar?” ucap Ran sambil kembali mencubit pipiku kembali.

“Apa, Dea gendut?!” kata sensitif yang bikin wanita kesel itu adalah gendut. Refleks aku turun dari motor, aku melihat kakiku yang masih tampak biasa saja, tanganku juga, aku melihat pantulan wajahku di kaca spion motor Ran, menurutku gak ada perubahan yang signifikan sejauh ini.

Aku berbalik menatap Ran, “Abang boongin Dea ya?” tudingku padanya.

“Boong, mana ada. Gendut itu gak bakal keliatan sama diri sendiri tapi sama orang lain, kamu harus banyak berolahraga, makan sayur dan buah-buahan biar BAB nya lancar.” terangnya.

“Dih, kenapa harus bahas BAB sih,” kesalku, aku malu membahas hal semacam itu dengannya.

“Emang kenapa?” tanyanya polos.

“Auk ah, ayuk buruan pulang.”

“Mau makan dulu gak?”

“Mau, pecel lele!” aku nyengir kuda kearahnya, “Abang yang traktir.”

“Dih, kamu yang kerja tapi Abang yang harus traktir mulu, sekali-kali kamu lah yang traktir Abang.” keluh Ran.

“Nanti deh kalau Dea gajian, Abang, Dea traktir Yupi gopekan satu yang gambar Beruang.” kekehku.

“Pelit banget sih cuma satu, sekotak boleh lah.” balas Ran.

“Nanti Dea itung dulu.” Ran mendengus tawa.

Kami pun melaju dengan kecepatan sedang, sejenak kami singgah di tempat pedagang pecel lele aku ingin makan disana tapi Ran bersikukuh ingin makan di rumah jadilah pecel lelenya di bungkus dan di bawa pulang.

Sesampainya di rumah aku mandi dulu dan langsung meluncur kembali ke bawah untuk makan malam, ternyata Ran sudah menunggu disana.

“Weh, mantul ini.” seruku sambil mengisi piringku dengan nasi.

“Abang gak makan pecel lelenya?” tanyaku saat Ran makan makanan yang lain, sepertinya itu masakan Bi Sumi.

“Abang lagi gak pengen, kamu aja yang makan.” ucapnya sambil menikmati makanannya.

“Yah, harusnya Abang ngomong dong kalau gak mau pecel lele, masa Dea makan sendiri, mana di beliin Abang lagi.” keluhku dengan wajah tertunduk.

“Yaelah gitu doang di bikin sedih, ya udah Abang makan nih, Abang makan.” ucapnya sambil mencomot sedikit daging lele tersebut.

“Enak sama sambel dan lalapnya Bang.” aku menyodorkannya pada Ran.

“Kamu aja deh yang makan.” ucapnya sambil mengernyitkan wajahnya.

“Wah kalian lagi makan apaan tuh?” Pak Bagas keluar dari kamarnya dan langsung menghampiri kami.

“Malem Pah, Papah udah makan?” sapaku.

“Udah tadi sama Ibu, kalian makan apa?” Pak Bagas menatap piring berisi ikan lele tersebut, “kamu makan lele Ran, bukannya kamu gak suka ya?”

Aku langsung menoleh pada Ran, sedang dia hanya diam saja, “Abang ko gak bilang Abang gak suka lele?” pantas saja sedari tadi Ran tak menyentuh makanan itu, ternyata dia tak suka.

“Sebenernya Ran suka ko Pah, siapa bilang Ran gak suka, nih Ran makan nih.” ucapnya sambil mencomot kembali lele goreng itu dan memakannya dengan nasi.

Pak Bagas tampak terkejut melihat Ran bersikap begitu, namun kemudian dia pun pergi ke dapur tanpa berkomentar.

“Udahlah Bang, sini biar Dea yang abisin.” aku mengambil alih piring berisi pecel lele tersebut, aku tahu rasanya memaksakan diri pada hal yang tidak kita sukai itu tidak enak rasanya.

“Lah ko gitu?”

“Kalau Abang gak suka gak usah maksain, Dea juga kalau di paksa makan-makanan yang Dea gak suka pasti Dea gak mau, jadi Abang gak usah sungkan kalau emang gak suka bilang aja gak suka, Dea gak papa ko.” Ran tersenyum lembut.

“Adek, Abang pengertian banget sih, ya udah makan yang banyak.”

Ibu ikut keluar dari kamarnya menyusul Pak Bagas, matanya menatap lurus kearahku, membuat aku menundukkan pandangan seketika.

“Kamu udah akur lagi sama Ran,” ucap Ibu saat aku tengah mencuci piring bekas makanku dan Ran, sedang Ran dan Pak Bagas tampak tengah mengobrol di ruang keluarga.

“Emang kemaren-kemaren Dea gak akur gitu Bu sama Bang Ran?” dustaku pura-pura tak tahu.

“Kamu gak usah pura-pura Ya, Ibu ini Ibu kamu Ibu bisa liat dari gelagat kamu, kalau kalian lagi ada masalah.” ujar Ibu.

Aku menghembuskan nafas kasar, naluri seorang Ibu emang sulit di bohongi, dia akan tahu walau tak di beritahu sekalipun, “Bang Ran marah Bu karena Dea punya pacar, katanya anak SMA itu gak boleh pacaran dulu.”

“Hah? Kamu punya pacar, siapa cowoknya?” tanya Ibu tampak antusias, aku mengernyit menatap kearah Ibu, ini Ibu seneng atau marah nih mengetahui kalau aku punya pacar.

“Ibu gak marah, Dea pacaran saat masih sekolah?” tanyaku memastikan.

Ibu tersenyum lembut, “gak lah Ya, Ibu juga kan pernah muda, asalkan gak berpengaruh sama nilai kamu Ibu sih setuju-setuju aja dan gak boleh lebih dari pegangan tangan.” dia memperingatkan.

“Ish, Ibu apaan sih, gak usah mikir yang aneh-aneh deh.” wajahku terasa panas karena malu, pasti warnanya memerah saat ini.

“Ibu serius Ya, Ibu emang bukan orang yang religius, tapi Ibu sangat menjunjung tinggi harga diri, yang menghargai harga diri itu kita sendiri bukan orang lain. Jadi Ibu hanya ingin memberi kamu arahan Nak, Ibu tidak ingin kamu menyesal suatu hari nanti, banyak teman Ibu yang nikah muda hanya karena dia pacaran berlebihan yang pada akhirnya berujung pada perceraian, Ibu tidak ingin anak Ibu terjerumus hingga kearah sana. Coba kamu bayangin, disaat orang lain masih sekolah dan menghabiskan masa mudahnya untuk bersenang-senang, tapi kita hanya bisa terkurung di rumah bersama anak dan tanggung jawab yang besar sebagai Ibu rumah tangga, pasti itu bukan hal yang mudah. Jadi Ya, Ibu gak akan melarang kamu pacaran, tapi kamu harus membuat batasan untuk diri kamu sendiri, ingat itu Nak.” ucap Ibu panjang lebar memberikan wejangannya.

“Iya Bu, Dea faham ko. Insyaallah Dea bukan orang seperti itu, Dea tahu batasan Dea gak bakalan ngecewain Ibu.”

“Ibu percaya sama kamu, siapa nama pacar kamu?” tanya Ibu tampak penasaran.

“Emh, namanya Davinra Adiguna Hermawan dia temen sekelas Dea, Bu.” ucapku dengan ragu.

“Oke, baik-baik ya pacarannya jangan nakal.” Ibu tersenyum senang, lantas berlalu membawa nampan berisi kopi dan camilan untuk suaminya dan anak tirinya.

Aku tersenyum kecut menatap kepergiannya, aku tahu asal itu bukan Ran, semuanya akan baik-baik saja.

1
Susi Akbarini
sita ngerasa gak enak...


maknya menjauh...

❤❤❤❤😀😀😀😀
Susi Akbarini
lqnjutttt...

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
maunya Ran ciuman secara gak langsyng..
rapi teenyata Dea masih malu2...
😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
lanjutttt...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
pinter kga bersandiwara..
awal bertemu di rumah Ran ..
dia kan musuhin Dea..
apa.karena gak yeeima papanya nikah lagi...
😀😀❤❤😘😍😍😙
Susi Akbarini
kok bisa dari SMA...apa pernah satu sekolah..
tapi Dea gak tau...
pantesan Ean betah jomblo..
laahhh...
wmang nungguin Dea...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
jafi oenasaran..
apa masalah flo dimas dan Ran..

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
coba dea jujur ama Ean klo dah putus dari davi..
pasti Ran jujur jga klao suka ma Dea..

😀😀😀❤❤❤😍😙😗
partini
dari SMA ?
ko bisa flashback Thor
Whidie Arista 🦋: Ada nanti, tapi masih beberapa bab lagi keknya, ada di pov nya Ran🤭
total 1 replies
partini
ohhh akit 💔
Susi Akbarini
lanjuttt..
❤❤❤❤
Susi Akbarini
akakah Ran tertarik ama Flo..
😀😀❤❤❤
Susi Akbarini
waahhh..
akankah dea cemburu kalo tau flora sekampus ama Ran?
❤❤❤❤
Susi Akbarini
bolehhhh .

bolrh banget malahhh..
halal kok..
😀😀😀❤❤❤❤
Arumsari
bagus
Whidie Arista 🦋: Terimakasih Kakak ❤️
total 1 replies
Susi Akbarini
iya jujur saja...
biar gak terlambat...
😀😀😀❤❤❤
Susi Akbarini
masalah Ean..
bingung mau ngaku syka ama Dea...
😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
lanjutttttt...


❤❤❤❤❤❤❤😍😙😙😙
Susi Akbarini
cie3..
yg ketahuan jadian....

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
semangat..

mkasi udah up banayakkkk...


❤❤❤❤❤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!