Raina hanya ingin mengisi waktunya di malam hari dengan membaca novel romantis sebelum tidur. Tapi siapa sangka, novel berjudul “Pengantin Bayangan Sang Antagonis” itu akan menjadi akhir dari hidup lamanya. Sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawanya—dan saat ia membuka mata, ia bukan lagi Raina. Ia kini menjadi Ayla, karakter figuran yang hanya muncul di dua bab novel… sebagai istri sang antagonis pria yang hendak menceraikannya.
Namun yang lebih mengejutkan bukan hanya reinkarnasinya, melainkan sistem misterius bernama “Sistem Gosip” yang kini bersarang di benaknya. Sistem ini memberinya informasi rahasia paling update, tentang siapa pun di dalam dunia ini. Skandal, rahasia kelam, kebohongan, semuanya tersedia.
Sayangnya, ada satu efek samping yang tidak disebutkan: setiap bisikan hatinya bisa didengar oleh suaminya sendiri—Kael Arvane, pria dingin dan penuh ambisi yang menjadi antagonis utama dalam novel itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandri Ratuloly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jebakan Sang Sahabat Lama
Tiga hari telah berlalu sejak Evelyn pergi. Dalam waktu itu, aku sibuk membangun ulang citra Ayla dari dalam: membaur dengan staf rumah, menyusun proposal yayasan sosial, bahkan mulai membaca ulang laporan-laporan keuangan rumah tangga Arvane yang dulunya Ayla anggap membosankan.
Namun pagi ini datang sebuah kejutan.
Seorang wanita dengan gaun hijau zaitun turun dari mobil mewah di halaman depan. Rambut panjangnya di kepang ke samping, sepatu hak tingginya berbunyi lantang saat ia melangkah masuk.
“Katakan pada Nyonya, tamu lamanya datang,” ucapnya pada pelayan dengan nada santai.
Aku baru saja selesai sarapan ketika pelayan datang.
“Nyonya... ada tamu. Namanya Leona... Leona Mayanda.”
Leona.
Nama itu langsung mencuat dari ingatan ku. Dalam novel, dia adalah sahabat lama Ayla sejak remaja. Tapi diam-diam, dia menyukai Kael. Ia juga salah satu tokoh penyebar gosip yang diam-diam menggulingkan reputasi Ayla dari belakang.
[Sistem: Deteksi potensi ancaman — Leona Mayanda. Level Ancaman: Sedang. Kemungkinan manipulasi tingkat tinggi. Kemungkinan kecocokan romantis dengan Kael: 68%.]
Aku menarik napas dalam-dalam.
“Suruh dia masuk,” jawab ku singkat.
---
Leona masuk dengan senyum manis. Tapi senyum itu... seperti bunga beracun.
“Ayla! Ya Tuhan, kau kelihatan... berbeda.”
Aku bangkit dari sofa dan menyambutnya dengan pelukan ringan. “Leona. Sudah lama sekali.”
Dia duduk, menatap ku sambil menyilangkan kaki. “Kau tampak segar. Biasanya kau lebih... hmm... dramatis.”
Aku hanya tertawa pelan. “Mungkin aku baru menemukan ketenangan yang dulu tak kupunya.”
“Menarik,” gumamnya. “Apakah itu karena... Kael? Kalian tampak seperti... ehm... damai sekarang.”
Aku tidak menjawab.
Kalau ini jebakan, aku tak akan terpancing. Kau ingin tahu seberapa dekat kami? Silakan tebak sendiri.
Leona memandang ku dengan mata yang menyipit sedikit, lalu merogoh tasnya dan mengeluarkan sebuah undangan.
“Aku datang bukan hanya ingin nostalgia. Aku ingin mengundang mu ke Gala amal akhir pekan ini. Banyak orang penting akan hadir. Termasuk... mantan-mantan mu, tentu saja.”
Aku menerima undangan itu. Gala amal yang di sebut dalam novel ini adalah titik balik: malam di mana Ayla di pojokkan oleh media karena rekaman lama tentang dirinya yang kasar bocor ke publik. Leona yang menyebarkannya diam-diam, lalu pura-pura menghibur Ayla di depan kamera.
[Sistem: Misi Opsional — Lindungi Citra Ayla di Gala Amal. Syarat: Tidak boleh ada skandal yang muncul. Hadiah: +15 Poin Sosial. Efek Tambahan: Unlock Kenangan Ayla tentang masa lalu Leona.]
“Terima kasih,” kata ku dengan senyum datar. “Aku akan hadir.”
Leona mendekat, meletakkan tangannya di atas tangan ku. “Ayla, apapun yang terjadi... tetaplah jadi diri mu, ya. Jangan terlalu mencoba berubah hanya untuk seseorang yang tak pernah mencintai mu.”
Oh. Jadi ini bukan hanya jebakan... tapi ancaman halus.
Aku menarik tangan ku dan berdiri. “Kau benar. Karena aku juga belajar... tak semua yang berpura-pura bersahabat benar-benar peduli.”
Leona terdiam. Senyumnya sedikit menegang. Tapi ia segera berdiri juga, kembali ke dirinya yang elegan.
“Senang melihat mu kembali bersemangat. Sampai jumpa di Gala.”
---
Saat ia keluar dari rumah, aku menatap undangan itu.
Gala amal ini akan menjadi panggung. Jika aku kalah, masa depan Ayla hancur. Jika aku menang... aku bisa mengambil alih cerita ini sepenuhnya.
“Kael akan hadir juga,” gumamku.
Dan kalau dia melihat versi baru ku di depan semua orang, apa dia masih bisa berpura-pura tak tertarik?
---
Malamnya, aku memeriksa lemari. Ayla punya ratusan gaun. Tapi yang ku pikirkan bukan hanya soal penampilan. Aku butuh sesuatu yang berbicara tanpa suara. Elegan, kuat, dan... tak bisa di abaikan.
Aku memanggil Clara, asisten pribadi Ayla.
“Clara, tolong buat janji dengan desainer pribadi. Aku butuh gaun Gala— yang bisa membuat semua orang berhenti bicara dan mulai memperhitungkan ku.”
Clara berkedip. “Tentu, Nyonya.”
Setelah ia pergi, aku membuka laptop dan mengetik draf pidato untuk malam Gala. Jika Leona ingin menjatuhkan ku di depan publik, aku akan punya rencana cadangan. Bahkan kalau perlu, aku sendiri yang akan mengungkap ‘dosa lama Ayla’—dengan cara yang membuat publik justru bersimpati.
[Sistem: Strategi Proaktif Terbuka — Konfrontasi Terbalik. Efek: Menarik empati publik jika dilakukan dengan timing tepat.]
Ini bukan hanya tentang bertahan hidup. Ini tentang merebut kendali naskah. Dunia ini mungkin fiksi... tapi aku yang akan menulis ulang akhirnya.
