Tak pernah terbayangkan oleh Nabila saat ini, saat ini ia tengah bersanding dengan seorang laki laki yang mengisi hidupnya selama beberapa tahun
Rian Rivaldo, laki laki yang kini yang akan menjadi suami Nabila
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Caramel_Machiato, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Pagi hari Nabila keluar dari kamar, melihat Rian yang masih tertidur pulas disofa.
Tanpa selimut, tanpa bantal Rian tertidur disana. Nabila mencoba untuk membangunkan Rian, perlahan ia mendekati Rian.
" Ian, bangun udah pagi " ucap Nabila dengan ragu
Rian tak merespon apapun, Nabila kembali membangunkan Rian.
" Yaudah nanti gue kunciin aja "
Saat Nabila hendak menjauh, Rian menarik tangan Nabila hingga wanita itu terjatuh di pelukan Rian.
Rian perlahan membuka matanya, hingga kini keduanya saling bertatapan.
" Bil " panggil Rian lirih
" Ya " saut Nabila gugup
Tangan Rian beralih mengusap lembut kepala Nabila, perlahan tangan itu turun ke pipi mengusap dengan lembut.
" Gue masih sayang sama lo Bil " ucap Rian
Nabila terdiam terpaku, entah ia sendiri bingung harus merespon seperti apa.
Perlahan Rian mendekatkan wajahnya, hingga tiada jarak bagi keduanya.
Driiing....
Suara ponsel milik Rian berdering, Rian langsung mengambil ponselnya dan terbangun dari tidurnya.
" Sial cuma mimpi " ucapannya kesal
Rian melihat pintu kamar Nabila yang masih tertutup, saat melihat jam di ponselnya menunjukkan pukul 6 pagi.
" Apa gue ketuk aja ya " ucapnya sendiri
Setelah berpikir akhirnya Rian bangun dari sofa, ia berdiri tepat didepan pintu kamar Nabila.
Ceklek..
Baru saja Rian hendak mengetuk pintu, dari dalam kamar Nabila sudah membuka pintunya.
" Ngapain Lo " ucap Nabila begitu melihat Rian
" Gue mau izin pakai toilet, gue mau mandi " Rian mencoba mencari alasan
" Hem yaudah, jangan lama " ucap Nabila dan Rian mengangguk
Nabila kembali masuk kedalam kamar dan menutup pintunya, namun sialnya Rian terus terbayang mimpinya tadi.
" Sial kenapa gue kebayang mimpi tadi terus sih " Rian mencoba menepuk keningnya.
..
Rian menunggu Nabila keluar dari dalam kamar, pagi ini ia berniat untuk mengajak Nabila berangkat bersama.
Saat Nabila keluar dengan cepat Rian bangun dari sofa, ia berdiri berhadapan dengan Nabila.
" Kenapa belum berangkat? " tanya Nabila
" Gue anterin yah " ucap Rian
" Engga usah, gue bisa naik ojek "
" Sekalian kita sarapan dulu, lo belum makan. Inget Bil, lo lagi kurang fit "
" Gue bisa sarapan di kantor nanti Ian, lo gausah mikirin gue. "
" Jangan nolak please, sekali ini aja "
" Hmm yaudah "
Nabila pun mengiyakan ajakan Rian, saat keluar dari rumah mereka melihat awan yang nampak mendung menandakan hujan akan segera turun.
Nabila dan Rian segera masuk kedalam mobil, dan mobil pun segera meninggalkan rumah mereka.
" Mau hujan deres kayaknya Bil " Rian mencoba memecahkan keheningan
" Hmm " gumam Nabila
" Oiya lo gimana ? Udah mendingan atau masih ada yang di rasa "
" Mendingan "
" Yaudah kita sarapan bubur dulu yah "
Nabila tak menjawab bahkan sejak tadi ia tak menoleh sedikitpun kepada Rian.
Mobil Rian berhenti di pedagang bubur.
" Tunggu sini aja " ucap Rian yang kemudian turun dari mobil
Dari mobil Nabila memperhatikan Rian yang tengah mengantri bubur untuk mereka, dulu saat mereka masih sekolah mereka sering sarapan bubur bersama.
Kembali teringat masa masa saat mereka pacaran, ada rasa rindu yang kini ia rasakan.
Setelah selesai memesan Rian kembali masuk kedalam mobil, keduanya menunggu pesanan diantar.
" Rame banget, soalnya enak disini bil. Lo harus coba "
" Lo sering beli disini ? "
" Lumayan, ga spesial dulu saat kita sarapan bareng "
Nabila tak menjawab, ia memilih membuang wajahnya keluar.
Saat Nabila menatap luar, ia melihat rintik air mulai turun.
" Hujan " ucap Rian
Terdengar suara ketukan kaca, Nabila menoleh dan melihat bubur pesanan mereka sudah diantar.
" Ayo sarapan dulu " ajak Rian dan Nabila mengangguk
Tanpa daun bawang, ekstra kacang dan bawang goreng, kerupuk di pisah. Rian masih hafal pesanan milik Nabila, tanpa sadar Nabila pun tersenyum.
" Gue ga salah kan Bil ? " ucap Rian
" Makasih" jawab Nabila dan Rian tersenyum
Nabila dan Rian mulai menyantap sarapan bersama, hujan yang semakin deras mulai menemani keduanya sarapan.
" Gue pesen teh tawar hangat yah " ucap Rian yang hendak turun
" Engga usah, gue bawa minum. Lagian hujan, nanti baju lo basah " jawab Nabila dengan cepat
" Lo bawa 2 ? " tanya Rian
" bawa 1 tapi kalau lo ga keberatan, lo minum aja punya gue nanti gampang gue isi lagi di kantor"
" Ga apa apa emang Bil ? "
" Daripada lo turun nanti baju lo basah "
" Thanks ya "
Nabila menjawab dengan anggukan dan senyuman.
Setelah ia selesai minum, ia memberikan botol miliknya kepada Rian.
Saat Rian tengah meneguk minuman, Nabila melihat sudut bibir Rian masih tersisa makanan
Nabila mengambil selembar tissue, saat Rian selesai minum ia mendekatkan dirinya mencoba membantu membersihkan sisa makanan.
Saat tangah Nabila mulai mengusap sudut bibir Rian, keduanya saling berpandangan dari jarak yang cukup dekat.
" A..ada sisa di bibir lo" ucap Nabila gugup
Rian meraih tangan Nabila, dan digenggam tangan Nabila.
" Gue kangen lo Bil, gue kangen semua tentang lo, gue kangen kita, gue kangen banget" ucap Rian sambil menatap lekat Nabila
" Gue udah coba Bil buat lupain lo, tapi semakin gue lupain semakin gue ingat sama lo. Hati gue semakin sakit, gue bikin fake account buat kepoin lo doang Bil. "
" Gue mikir kenapa gue jadi cowo bodoh dan lemah, kenapa gue masih ngejar perempuan yang tiba tiba ngajak gue putus tanpa gue tau alasannya apa "
Rian menundukkan wajahnya, kali ini ia tak berani menatap Nabila.
Sedangkan Nabila, ia mencoba menahan air matanya.
" Sorry sorry, lupain aja " ucap Rian yang kemudian membuka kaca jendela memanggil penjual bubur
Nabila masih diam bahkan ia tak tau akan mengatakan apa.
Setelah selesai mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju tempat kerja Nabila.
Sepanjang jalan tak ada percakapan diantara keduanya, baik Nabila maupun Rian keduanya saling diam hingga akhirnya mereka tiba di tempat kerja Nabila.
" Makasih, hati hati ya " ucap Nabila dan Rian mengangguk
Saat Nabila turun seorang security datang menghampirinya sambil membawa payung, setelah Nabila turun mobil Rian pun segera pergi meninggalkannya.
Nabila segera masuk kedalam gedung, sambil sesekali menoleh melihat mobil Rian yang sudah menghilang.