NovelToon NovelToon
Lima Langkah Takdir

Lima Langkah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Beda Usia / Persahabatan
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Alfaira_13

Hanya berjarak lima langkah dari rumah, Satya dan Sekar lebih sering jadi musuh bebuyutan daripada tetangga.

Satya—pemilik toko donat yang lebih akrab dipanggil Bang... Sat.
Dan Sekar—siswi SMA pecinta donat strawberry buatan Satya yang selalu berhasil merepotkan Satya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfaira_13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Ke Mall

Satya mengetuk pintu rumah Sekar sambil melirik jam tangannya. Matahari tepat berada di atas kepala. Seperti janjinya, Satya mengajak Sekar untuk menonton film yang ingin Sekar lihat sebelumnya. Ia mengenakan kaus hitam polos dan celana jeans berwarna abu, dipadukan dengan sepatunya yang berwarna putih.

"Oi pendek, ayok cepetan! Keburu mulai filmnya." teriaknya dari luar.

Sekar menuruni anak tangga dengan tergesa. Suara sepatu yang bergesekan dengan lantai terdengar.

Pintu rumah terbuka, Sekar muncul dengan penampilannya yang sudah rapi. Rambut sebahu yang dikepang kecil di satu sisi. Tas selempang yang hanya cukup untuk ponsel berwarna hitam. Dan sepatu tali berwarna hitam. Nyaris sempurna di mata Satya.

"Lo mau kemana?" tanya Satya bersedekap dada. Punggungnya bersandar di kusen pintu.

"Mau nonton," jawab Sekar dengan mata yang membulat lucu.

Satya menaikkan satu alisnya. "Yakin lo?"

"Apa sih Bang, jangan becanda ihh!" gerutu Sekar. Satya membuang waktunya. Sudah siang dan filmnya akan tayang satu jam lagi.

"Ganti dulu baju lo!" suruh Satya dengan pelan. Penuh perhatian, layaknya seorang Kakak yang akan selalu melindungi Adiknya.

"Gak mau ah, gua udah effort banget pilih bajunya," tolak Sekar.

"Astaga Sekar! Lo gak punya uang atau gimana sih? Pake baju yang udah kekecilan begitu."

"Ini namanya model bang Satya!"

"Itu roknya pendek banget Sekar! Pinggangnya juga gampang keliatan," jelasnya.

Bahkan Satya pun enggan untuk memandang. Rok pendek berwarna hitam yang bahkan jauh lebih pendek dari rok sekolahnya dan baju putih pendek yang bagian pinggangnya sedikit terbuka.

Sangat cocok untuk menarik perhatian banyak orang di dalam mall, terutama para pria. Dan tentu saja Satya tak akan membiarkan hal itu terjadi. Tidak untuk Sekar.

Sekar mengerucutkan bibirnya. "Ya kan kita cuma di dalem studio bioskop aja loh."

Satya menekan kepala Sekar gemas. "Tapi kita pergi ke mall Sekar! di sana banyak pengunjung lain."

"Lo norak banget sih Bang! Ini kan emang lagi hits gayanya. Banyak juga ko yang pake buat pergi ke mall."

"Iya gua norak. Tapi gua gak mau jadi Abang yang gak becus buat jaga Adeknya. Apalagi kalo Adeknya cewek kaya lo."

Sekar memutar bola matanya malas mendengar ocehan dari Satya. Padahal niatnya memang berpenampilan menarik untuk hari ini. Dan itu dilakukan untuk Satya. Sekali lagi, Sekar melakukannya untuk Satya, agar ia tak perlu malu mengajaknya pergi ke mall.

"Ganti atau lo mau kita gak jadi pergi!?" ancam Satya membuat Sekar terdiam sesaat. Merasa ancamannya tak main-main.

"Iya, tunggu gua." Sekar kembali ke dalam kamarnya di lantai dua dengan berlari kecil.

Tak butuh waktu lama sampai akhirnya Sekar kembali menghampiri Satya dengan penampilan barunya. Celana jeans berwarna biru dan kaus putih yang dipadukan dengan cardigan hitam. Terlihat sederhana tapi tampak rapi.

Satya tersenyum puas melihatnya, memang seperti inilah seharusnya penampilan Sekar. Mungkin lain kali Satya harus membelikannya pakaian lain agar Sekar tak berulah dengan memakai pakaian yang menurutnya tidak layak dipakai siswi kelas dua SMA.

Keduanya berjalan beriringan keluar dari dalam studio bioskop. Menuruni tangga eskalator dan melewati berbagai macam toko di dalam mall.

"Bang, kenapa ya dunia itu gak adil banget?" tanya Sekar sambil tetap melangkah di samping Satya.

"Gak adil gimana?" tanyanya tanpa menghentikan langkah.

"Padahal kan pemeran ceweknya udah berusaha biar diterima sama cowoknya. Tapi cowoknya malah bikin ceweknya jadi jahat."

Setelah Sekar mengatakannya, barulah Satya paham jika Sekar sedang membicarakan film yang mereka lihat sebelumnya. Tentang seorang wanita yang berjuang agar diterima oleh pria yang dicintai. Tapi semua usahanya sia-sia dan malah menjadikannya antagonis dalam cerita.

"Ya itu cuma film Sekar!"

"Gua juga kalo ada di posisi ceweknya bakal jadi jahat," gumam Sekar dengan suara pelan. Kepalanya tertunduk. Jiwanya masih berada di dalam film. Merasa kasihan dengan salah satu tokoh di dalam cerita. Membayangkan jika dia adalah tokoh antagonis tersebut.

"Daripada jadi jahat, mending lo cari cowok yang lain."

Satya memegang kedua pundak Sekar, membuat keduanya berhadapan. "Denger ya, kalo nanti ada cowok yang deketin lo tapi dia gak bisa menghargai lo dan gak terima kekurangan lo... tinggalin. Cari cowok yang selalu liat diri lo apa adanya."

"Iya, itu sih gua juga paham. Lo gak usah sok ngajarin gua."

Satya mengusap kepala Sekar dengan pelan. "Bagus, kalo bisa cari cowok yang ganteng kaya gua ya!"

"Pede banget lo!"

Satya merangkul pundak Sekar. Membuat tubuh yang lebih pendek darinya bersandar. "Mau es krim?"

"Mau beli blind box boleh gak?" tanya Sekar sedikit mendongak.

"Boleh, pake uang lo sendiri," balas Satya.

"Kan gua maunya dibayarin sama lo."

"Hehh janji gua cuma bayarin bioskop aja ya!"

"Yaudah sih, kan sekalian jalan."

"Sekar pulang!" teriak Sekar dari luar rumahnya. Ia melihat mobil Serena sudah terparkir di halaman rumahnya. Yang berarti Serena baru saja kembali dari perjalanan bisnisnya.

"Loh anak Mama udah pulang aja," sambut Serena hangat dan langsung memeluk Sekar.

"Iya Ma."

Satya ikut masuk ke dalam. Membawa beberapa barang belanjaan yang dibeli saat di mall. Padahal rencananya hanya mengajak Sekar untuk menonton bioskop bersama. Tapi berakhir Satya harus membeli banyak barang untuk Sekar. Meski tak semua barang dibeli pakai uang miliknya.

"Satya, sini main dulu. Maaf ya Sekar malah jadi ngerepotin kamu." Serena juga menyambut Satya layaknya anak kandung sendiri. Memberinya pelukan hangat. Satya sendiri tak merasa risih, ia senang karena setidaknya masih memiliki sosok Ibu dari Serena.

"Enggak ko Ma, Satya yang janji mau ngajak Sekar nonton."

"Mama bawa banyak makanan, nanti kamu bawa buat di rumah ya Satya!" pinta Serena.

"Gak usah repot-repot Ma, buat Sekar aja. Porsi makan Sekar kan banyak," balas Satya sambil melirik Sekar yang sudah duduk di sofa. Membuka oleh-oleh yang dibawakan oleh Serena.

"Mulutnya!" sahut Sekar dengan nada tinggi.

"Udah, kamu bawa sebagian ya nanti. Mama mau istirahat dulu." Serena berjalan menuju kamarnya di lantai satu. Meninggalkan keduanya di ruang tamu.

"Iya Ma, makasi." Satya ikut duduk di sofa. Membuka bingkisan yang dibawa oleh Serena.

Yip

"Nerooo." panggil Sekar saat anjingnya baru saja turun dan menghampiri mereka di sofa ruang tamu.

Sekar menggendongnya, mendudukkannya di paha. "Gua beli makanan buat lo, nih gua kasih." Sekar membuka salah satu snack kering yang dibelinya saat tadi mampir di salah satu pet shop.

"Jangan sering-sering dikasih cemilan, nanti makin mirip sama lo," sahut Satya.

"Maksudnya apa? Gua gemuk?"

"Enggak, cuma doyan makan aja, jadi buntet."

"Ish anjing lo ya!" Sekar memukul-mukul pundak Satya dengan kencang.

Tapi bagi Satya, pukulannya hanya terasa seperti sentuhan biasa. Tak ada ringisan yang keluar dari mulutnya. Satya malah semakin tertawa dan senang karena bisa menjahili Sekar.

"Btw, gua liat-liat lo jarang gambar sekarang," ucap Satya saat Sekar kembali fokus memberi snack untuk Nero.

"Iya, gua lagi males aja," balas Sekar tanpa menoleh.

"Lo tuh gak boleh kaya gini terus tau gak!?" Satya mencubit satu pipi Sekar dengan gemas.

"Lo masih muda, tapi jangan terlalu santai juga," ucapnya memberi nasihat.

"Santai apanya, gua sibuk di sekolah." Satya memutar bola matanya malas. Ada saja balasan yang diberikan oleh Sekar. Tapi bukan itu maksud Satya. Ia tak ingin Sekar terlalu menyia-nyiakan masa mudanya hanya dengan bermain dengan teman-temannya.

Dan salah satu hal yang Satya syukuri adalah fakta bahwa Sekar tidak tertarik untuk pacaran. Lihat saja sekarang, tidak punya pacar saja nilainya dibawah rata-rata. Satya tak bisa membayangkan akan sehancur apa nilai Sekar jika ia lebih memilih untuk pacaran daripada belajar.

"Sekarang gua tanya, lo nanti mau ambil kuliah jurusan apa?" tanya Satya serius kali ini.

"Belum tau," jawab Sekar.

"Nilai lo kan dibawah rata-rata, tapi gua tau kalo lo berbakat gambar, kenapa gak pilih seni rupa aja?"

"Gua gak yakin mau pilih jurusan itu," ucapnya dengan ragu. Kali ini Sekar menatapnya dengan serius.

"Kenapa? Itu kan bakat lo."

"Gua pengen ikut jejak Mama," ungkapnya pelan.

"Dengerin gua ya, walaupun lo anaknya, bukan berarti bakat kalian itu sama," Satya memiringkan posisi duduknya, memandang Sekar lebih dalam. "lo harus nentuin jalan hidup lo sendiri Sekar."

"Lagian menurut gua, bakat lo turun dari om Dika," lanjut Satya.

"Ah gak tau deh Bang, pusing gua. Mending kita makan sambil unboxing blind box aja!"

Satya menghela napas panjang. Beginilah jika berbicara dengan wanita seperti Sekar, keras kepala. Susah sekali diajak bicara serius. Padahal niat Satya baik. Ia tak mau Sekar menyepelekan tentang masa depannya.

1
Eli sulastri
apa nantinya mereka jadi pasangan kekasih?
Alfaira: Boleh ditebak2 sendiri 🫰🏻 tapi keknya udah ketebak sii 😅
total 1 replies
Eli sulastri
bahagianya liat adik kakak akur
Alfaira: Haruss dong kakakk, kan tetap keluarga 🫰🏻
total 1 replies
Roxanne MA
haii ka aku mampir nih, yuk mampir juga di novel ku yang berjudul "dokterku berprofesi menjadi banci" kita bisa saling support ya kak salken
Alfaira: boleh bangett kakkk
total 1 replies
Roxanne MA
haha lucu bngt nih couple
Roxanne MA
haha maksa banget
Roxanne MA
bisa bisanya dia ngomong kaya gitu
elica
wihh kerenya✨❤️
ditunggu next chapter ya kak😁
jangan lupa mampir dan ninggalin like dan komen sesuai apa yang di kasih ya biar kita sama-sama support✨🥺🙏
elica: jangan lupa like nya juga ya kak❤️
Alfaira: Seneng bangettt. bolehh ko. aku baca karyamu juga yaaa walaupun gak langsung semua 😚
total 2 replies
Reaz
tetap semangat thor.../Ok//Good/
sekalian mampir juga.../Coffee//Coffee//Coffee/
Alfaira: wahhh bolehhh bangettt, ditunggu ya kedatanganku pas lagi senggang
total 1 replies
Bulanbintang
Sedikit masukan, Kak. Di kalimat ... dari makam Rinjani, Satya berhenti.
Dikasih koma ya, Kak. Biar lebih enak bacanya. Semangat terus nulisnya!😉
Bulanbintang: gk papa, emang suka kelewat aja biasanya. 😄
Alfaira: makasiii, akuu revisi 🫡 masih suka gak fokus kadang
total 2 replies
Bulanbintang
Greget sama nama kontaknya. Mana bacanya sambil ngegas pula. 😂😂🤣
Alfaira: hihiii , gak ngegas gak asik kak di hidupku
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!