Meninggal dalam kekecewaan, keputusasaan dan penyesalan yang mendalam, ternyata membawa Cassie Night menjalani takdir kehidupannya yang kedua.
Tidak hanya pergi bersama kedua anaknya untuk meninggalkan suami yang tidak setia, Cassie juga bertekad membuat sahabatnya tidak bersinar lagi.
Dalam pelariannya, Cassie bertemu dengan seorang pria yang dikelilingi roh jahat dan aura dingin di sekujur tubuhnya.
Namun, yang tak terduga adalah pria itu sangat terobesesi padanya hingga dia dan kedua anaknya begitu dimanjakan ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aroma Aneh
Keesokan paginya, Felix yang baru saja kembali dari 'pekerjaan dadakannya' terkejut saat melihat Cassie tidur di sofa tanpa memakai selimut atau pun bantal.
Dalam sekejap, perasaan bersalah langsung menyelimuti Felix.
"Sayang, kenapa kamu tidur di sofa?" Felix mendekati Cassie dan membangunkannya dengan lembut, bahkan tidak sedikit pun meninggalkan sikapnya yang penuh kasih seolah-olah kasih sayangnya tidak berbelah bagi kepada wanita lain. "Maaf untuk kejadian semalam, aku sangat sibuk sepanjang malam."
Felix tidak berbohong, bahkan rasa bersalahnya memang nyata.
Dia benar-benar sibuk, sibuk meladeni rayuan Aleena yang tidak ada habisnya hingga mereka baru berhenti memadu kasih saat hampir menjelang subuh.
Cassie bukannya berniat menunggu Felix, dia hanya tidak sengaja tertidur.
Meski begitu, Cassie tidak ingin mengklarifikasi dan membiarkan Felix berpikir demikian.
"Aku akan menggendongmu kembali ke kamar." Felix dengan lembut membantu Cassie duduk, dia terkesiap ketika bersentuhan dengan tubuh sang istri.
"Kenapa panas sekali?" Felix menyentuh dahi Cassie yang panas seperti baru keluar dari pemanggang.
Cassie diam, tubuhnya terasa lemah dan dia sepertinya kehilangan seluruh kekuatannya untuk berbicara dengan Felix.
"Kamu demam. Aku akan membawamu ke rumah sakit."
Felix sudah bersiap ingin menggendong Cassie, tetapi wanita itu menolak pergi dan hanya duduk di tempatnya.
"Felix, kenapa kamu baru pulang setelah pagi?" tanya Cassie berpura-pura tidak mengetahui kebohongan dan ketidaksetiaan sang suami. "Aku mengalami mimpi buruk tadi malam. Aku bermimpi kamu tidak mencintaiku lagi."
Cassie tidak berdusta, dia memang memimpikan Felix tidak mencintainya lagi.
Dalam tidurnya, Cassie melihat Felix meninggalkannya tanpa kata. Dia menangis sambil memohon pada Felix agar tidak pergi, tetapi pria itu justru meninggalkannya dengan tegas, bahkan tanpa menoleh ke belakang lagi.
Mendengar itu, kelopak mata Felix membesar hingga hampir membuat bola matanya menggelinding mengelilingi bumi.
Detik selanjutnya, dia memasang senyuman yang terkesan canggung. "Bodoh."
Felix menyentil pelan dahi Cassie, lalu mengechupnya dengan lembut dan mesra. "Mana mungkin aku tidak mencintaimu."
Dari berlutut di depan Cassie, Felix akhirnya beralih duduk di samping sang istri sambil merangkul bahunya. "Maafkan aku ... aku tidak di sampingmu saat kamu sakit."
Cassie bisa melihat, bahkan merasakan ketulusan dari kata-kata dan sikap Felix.
Jika tidak melihat perselingkuhan Felix dan Aleena dengan mata kepalanya sendiri, Cassie pasti semakin terkesan pada sang suami.
Mungkin, cintanya juga akan semakin mekar.
Felix dengan lembut memeluk Cassie sambil berkata, "Maafkan aku."
Cassie tidak mencoba menghindar meskipun sentuhan sang suami terasa sangat menjijikkan, seperti ada ribuan lalat yang mengerubungi tubuhnya.
Terlebih, ketika aroma asing yang terasa familiar dan murahan menguar dari tubuh Felix.
Cassie tahu itu bukan hanya aroma Felix, tetapi juga ada aroma Aleena yang membaur menjadi satu-kesatuan.
'Huh, menyebutku sayang, tapi tubuhmu ada aroma wanita lain.' Cassie mendengus sinis di balik punggung Felix. 'Pria menjijikkan ini bukan lagi anak laki-laki yang mencintaiku dulu.'
"Felix, kamu memiliki aroma aneh di tubuhmu." Cassie mengerutkan keningnya, masih saja berpura-pura bodoh.
Cassie tidak ingin membuat Felix curiga, tetapi dia juga tidak ingin memberikan ketenangan pada Felix yang telah melakukan kesalahan fatal.
Hanya saja, Cassie tidak membuat perubahan yang begitu besar dalam bersikap di depan sang suami.
Biarkan saja kepergiannya tanpa meninggalkan pesan dan memberikan kesan, dia hanya akan mempersembahkan hadiah besar untuk Felix nanti di hari ulang tahun pernikahan mereka.
Felix segera melerai pelukannya dari Cassie seakan takut bau aneh dari tubuhnya akan membuat sang istri mengetahui kebusukannya di luar rumah.
"Felix, kamu pernah berjanji, jika kamu sudah tidak mencintaiku lagi ... kamu akan memberitahuku." Kedua netra Cassie terus menyorot Felix, membuat sang suami sedikit salah tingkah.
"Aroma aneh apa itu?" Felix tertawa canggung, dia mencoba yang terbaik untuk menutupi debaran di hatinya. "Kamu sedang sakit, jadi indera penciumanmu agak buruk."
"Orang yang aku cintai adalah kamu. Hanya kamu," kata Felix sambil membalas tatapan Cassie dengan sorot cinta dan ekspresi serius. "Baik di kehidupan sebelumnya, kehidupan ini atau pun kehidupan selanjutnya ... cintaku selalu untukmu."
Cassie menarik kedua sudut bibirnya seakan benar-benar mempercayai kata-kata manis Felix yang kembali merengkuh tubuhnya dengan erat.
"Aku janji, aku tidak akan pernah bekerja lembur sampai pagi lagi," kata Felix meyakinkan sambil mengelus punggung Cassie. "Jangan bicara omong kosong lagi, oke?"
Cassie memutar bola matanya dengan jengah, mana mungkin dia masih mempercayai janji Felix setelah berkali-kali dikecewakan. 'Mulut pria tidak hanya manis, tapi juga suka menipu.'