Entah apa yang membuat pernikahan yang baru berjalan tiga tahun hancur berantakan.Kakak kandungku yang menumpang sementara waktu dirumahku karna paska bercerai dengan suaminya,tega bermain api dengan ipar sendiri dibelakangku.
"Tega kalian..."ujarku.
"Maafin mas wan.Mas khilaf wanda."ujar irwan suamiku.
"Apa kurangku selama ini hah,dan kamu Ina sudah aku tampung malah jadi duri dalam pernikahan ku."ujar wanda menunjuk sang kakak yang bernama Ina.
Ina tidak menjawab sepatah katapun,dia hanya diam tertunduk mendengar apa yang adiknya ucapkan.
Kakak yang seharusnya mengayomi adiknya,ternyata menjadi duri dalam rumah tanggaku.Harusnyan dia bisa mengambil hikmah dari kegagalan rumah tangganya,ini malah menghancurkan rumah tangga adik kandungnya sendiri.
Entah mau dibawa kemana pernikahan antar irwan dan wanda selanjutnya?Apakah mereka mampu merajut kembali benang yang terlanjur kusut atau menyerah pada keadaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Begitulah setan jika sudah mengusai jiwa manusia yang kurang iman. Mereka tidak takut akan perbuatan dosa yang telah mereka lakukan. Mereka begitu terlena dengan kenikmatan dunia.
"Sayang cepat atau lambat hubungan ini akan tercium, aku takut dia kecewa dan tiba - tiba melakukan hal - hal bodoh." Ujar Ina.
Hembusan nafas berat kembali terdengar, Irwan duduk bersandar dengan pikiran menerawang memandang langit - langit hotel yang mereka tempati sekarang.
"Aku juga berpikiran sama seperti dirimu, dia pasti tidak menyangka kalau aku sudah menghianati janji suci pernikahan dan lebih parahnya lagi aku berselingkuh dengan kakaknya sendiri. "Irwan menggaruk kepalanya dengan kasar. Rona kepanikan nampak jelas di wajahnya.
Hening....
"Apa yang mesti kita lakukan, wan ."tak lama terdengar suara Ina memecah keheningan.
"Sudahlah jangan risaukan itu semua, kita nikmati aja kebersamaan kita yang sekarang. "ucap manja ridwan seraya tangannya bergerilya di tubuh iparnya yang membuat ia candu dan melupakan istrinya.
Entah siapa yang memulai keduanya sudah terlihat polos tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh mereka. Keduanya bergumul panas dan jeritan tertahan terdengar dari mulut mereka, seakan tidak memperdulikan keadaan di sekitar mereka. Mereka hanyut menuntaskan dahaga yang tak pernah terpuaskan.
"Wah, aku mau keluar..." teriak Ina dengan nafas naik turun."
"Tunggu aku, sayang. Kita keluarkan sama - sama. "teriak Irwan dengan nafas yang memburu.
Keduanya akhirnya sama - sama mencapai puncak. Keringat membasahi tubuh akibat pergumulan barusan. Senyum kepuasan tersungging di bibir keduanya.
"Wah, kamu makin hebat , membuat aku kewalahan mengimbanginya. "kekeh Ina manja.
Irwan mendengar pujian dari kekasihnya kembali menghujami ciuman - ciuman yang kembali membangkitkan hasrat yang meminta dituntaskan. Untuk kesekian kalinya mereka meraih puncak yang begitu memabukkan.Tak perduli dengan dosa yang tengah mereka buat sendiri.
"Makasih sayang, kamu emang luar biasa. "Ucap Irwan yang terbaring disamping tubuh Ina.
Ina tersenyum mendengar perkataan dari sang kekasih. Perlahan bangkit dari ranjang untuk membersihkan sisa - sisa cairan nikmat yang ada di tubuhnya.
Selesai bersih - bersih Ina memandang Irwan yang tengah terlelap. Ada rasa yang susah untuk diungkapkan.Jalan yang salah yang tak bisa dia akhiri. Sececar bahagia yang ditawarkan kembali saat biduk rumah tangganya kandas ditengah jalan.
Dia tau dia salah, tapi ia tidak mau munafik. Bahwa nama Irwan masih bertahta di hatinya sampai saat ini. Andai kala itu ia tidak pergi meninggalkan Irwan, sudah barang tentu ia yang akan berada disampingnya. Jadi wanita satu - satunya dihati Irwan.
Kebodohannya dimasa lalu membuatnya menyesal, tapi apakah kini ia bisa merangkai kisah kasih yang sempat terputus karna ulahnya sendiri. Akan ada banyak orang yang terluka,vterutama adek yang sangat ia sayangi.
Ina tersadar dari lamunan saat mendengar suara serak khas orang baru bangun.
"Kenapa sayang? "Ujar Irwan memeluk sang kekasih yang sudah rapi.
"Ga ada apa apa,yang. Udah sore kamu mandi nih. Kita pulang sekarang biar Wanda tidak curiga. "Ujar Ina lembut mengelus rambut Irwan.
Irwan menurut saja, turun dari ranjang untuk membersihkan badan yang lengket sehabis olahraga di ranjang bareng kekasihnya.
Setelah semua rapi, mereka berdua langsung pulang kerumah. Irwan yang nyampe rumah duluan dan tak lama Ina datang belakangan. Seperti apa yang sudah mereka sepakati sebelum meninggalkan kamar hotel.
gda guna nya juga..sama2 muna juga..saling gengsi...yg perempuan gengsi di gedein