Leticia Nathania yang sering di panggil Cia adalah gadis yang sangat cantik dan selalu ceria. Cia selalu di kelilingi oleh orang-orang baik yang sangat menyayanginya. Namun semuanya berubah ketika Cia terpaksa menikahi Carlo karena di jodohkan oleh almarhum kakeknya.
Awalnya Cia ragu menikah dengan Carlo karena melihat sikap pria itu yang terlihat sombong. Tapi akhirnya Cia bersedia juga menikah dengan pria itu karena orang tuanya berusaha dengan keras meyakinkannya. Orang tuanya mengatakan kalau cinta itu akan tumbuh setelah menikah.
Setelah menikah, Cia tinggal satu atap dengan mertuanya. Dan itu bukanlah hal yang mudah, terlebih mertuanya tidak menyukai kehadiaran Cia sebagai menantu.
"Cia, kamu bersenang-senang seharian di kamar dan membiarkan Ibu dan adik bekerja, maksud kamu apa?" tegas Carlo membuat Cia sangat kaget.
Pasalnya Cia yang mengerjakan semua pekerjaan rumah seharian.
Tiba-tiba saja air mata Cia menetes tanpa di minta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MartiniKeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Damian dan Diana.
"Kamu tidak tahu siapa Damian?" tanya Mirna dengan kedua alisnya yang terangkat.
Cia menggelengkan kepalanya. Wanita itu memang tidak mengetahui siapa itu Damian.
Mirna sungguh terkejut, bagaimana mungkin Cia tidak mengetahui Damian? Apakah Farhan dan Meri tidak pernah menceritakannya pada Cia? Atau mungkin mereka sengaja tidak menceritakannya, karena menganggap hal itu tidaklah penting? Tapi sebentar lagi Damian akan kembali tinggal di rumah itu, jadi Cia harus tahu siapa itu Damian.
"Cia, Damian adalah anak Farhan, dan yang aku dengar sebentar lagi dia akan kembali ke rumah Farhan."
"A_apa? Bukankah mereka hanya mempunyai tiga orang anak? Kak Dimas, Carlo dan Ruri ?" tanya Cia dengan mata melebar.
"Damian memang anak Farhan, tapi yang melahirkan bukanlah Meri. Sepertinya kamu sama sekali enggak tahu siapa itu Damian. Mungkin mereka lupa menceritakannya padamu," kata Mirna sembari menatap Cia.
Cia semakin terkejut mendengarnya. Padahal dia adalah menantu mereka, tapi dia sama sekali tidak tahu tentang Damian. Di foto keluarga mereka juga hanya ada kakek Santoso, papa Farhan, mama Meri, kak Dimas, kak Ira, Carlo dan yang terakhir adalah Ruri.
"Lalu siapa ibunya Damian?" tanya Cia dengan dahi berkerut.
"Nama Ibunya Damian adalah Diana. Dia adalah wanita yang sangat cantik, anggun dan baik. Diana dan Farhan menikah karena di jodohkan oleh orang tua mereka, tapi Farhan mencintai Diana. Dia jatuh cinta saat pertama kali melihat Diana. Satu bulan setelah mereka menikah, Meri datang dengan membawa seorang bayi berusia dua tahun dan juga sedang mengandung dengan usia kandungan dua minggu. Dia meminta pertanggung jawaban pada Farhan. Ternyata Farhan berjanji akan menikahi Meri namun dia tidak menempati janjinya. Tante sendiri juga terkejut melihat Meri pulang dengan membawa seorang bayi. Keluarga tante saat itu marah sekali pada Meri, karena Meri statusnya belum menikah, tetapi sudah memiliki seorang bayi. Meri dulu bekerja di luar negeri, dan empat tahun dia tidak pulang. Setiap di suruh pulang ada saja alasannya. Waktu itu keluarga kami masih susah, mau menjenguk ke luar negeri tapi kami tidak ada uang. Ketika mendengar Meri akan pulang, kami sekeluarga sangat senang sekali, akan tetapi dia pulang malah dengan kondisi hamil dan membawa seorang bayi berusia dua tahun. Orang tua tante hampir terkena serangan jantung saat itu," tutur Mirna.
Wajah Cia seakan membeku mendengar apa yang barusan dia dengar."Ya Tuhan, ternyata ada kejadian seperti itu, dan sepertinya orang tuaku pun tidak tahu tentang hal ini," batin Cia.
"Lalu apa yang terjadi setelah itu?"tanya Cia dengan mata menyipit.
"Orang tua tante datang ke rumah Farhan dengan marah-marah, dan menyuruh Farhan agar bertanggung jawab. Pak Santoso langsung marah besar, dan memukul putranya. Bahkan istri Pak Santoso sampai terkena serangan jantung lalu meninggal setelah mendengar semuanya."
"Lalu bagaimana dengan Ibu Diana?" tanya Cia lagi semakin penasaran di buatnya.
"Wanita yang tadinya selalu ceria mendadak menjadi pendiam, tatapannya kosong, dan selalu mengurung diri di dalam kamar. Hatinya hancur melihat semuanya. Diana langsung ingin bercerai, namun ketika wanita itu akan pergi dari rumah, tiba-tiba saja Diana pingsan, lalu Farhan membawa Diana ke rumah sakit. Dokter mengatakan kalau Diana sedang mengandung, dan usia kandungannya saat itu adalah satu bulan."
"Ya Tuhan, sungguh kasihan sekali tante Diana." Wajah Cia mendadak jadi sedih mendengar cerita Mirna.
"Akhirnya Diana tidak jadi bercerai dengan Farhan. Pak Santoso tidak setuju mereka cerai, karena Diana tengah mengandung cucunya. Farhan juga tetap bertanggung jawab pada Meri, dia tetap menikahi adik tante, tapi Meri dan Diana tidak tinggal satu rumah. Farhan membelikan Meri rumah. Setelah Meri masuk ke dalam keluarga mereka, banyak sekali masalah yang terjadi dan itu semua adalah ulah Meri sendiri. Meri sering menuduh Diana selingkuh, dan bodohnya Farhan malah percaya dengan perkataan Meri. Diana sudah berusaha membela dirinya sendiri, tapi Farhan tetap tidak mempercayainya. Hati Diana semakin sakit dan hancur dibuatnya. Diana bertahan di rumah itu hanya untuk anak yang ada di dalam kandungannya. Ketika anak Diana telah lahir, Meri semakin menjadi-jadi setelah mengetahui kalau anak yang di lahirkan oleh Diana adalah anak laki-laki. Meri takut semua harta pak Santoso di berikan pada anak Diana."
"Apakah setelah itu mama membuat masalah lagi?"tanya Cia dengan alisnya yang terangkat. Dia semakin penasaran di buatnya.
"Banyak hal yang di buat oleh Meri, sampai pak Santoso membenci Diana. Tante capek menceramahi Meri, tapi dia tidak pernah mau mendengarkan tante, dia malah memusuhi tante. Orang tua tante juga malah mendukung semua perbuatan Meri . Ketika Damian berusia sepuluh tahun, dia mengalami kecelakaan hingga kakinya lumpuh. Yang tante dengar, hingga saat ini Damian masih duduk di kursi roda. Diana menuduh Meri yang mencelakai putranya, tapi tante tidak tahu benar atau tidaknya, karena saat itu Meri memusuhi tante jadi tante tidak bisa mendapatkan informasi apapun. Setelah itu Damian selalu terkena musibah, dan Diana tetap menuduh Meri yang melakukannya. Farhan dan Pak Santoso sama sekali tidak percaya perkataan Diana, malah menganggap Diana sudah gila. Karena keselamatan Damian terancam, akhirnya Diana minta tolong pada keluarganya. Saat itu juga keluarga Diana datang menjemput Diana, mereka marah-marah, dan membawa Diana beserta putranya pergi dari rumah itu. Semenjak Diana meninggalkan rumah itu, Farhan lalu membawa Meri dan anak-anaknya ke rumah itu."
"Lalu kenapa Damian malah kembali ke rumah itu lagi? Bagaimana kalau mama melakukan sesuatu padanya?"tanya Cia dengan raut wajah yang tampak khawatir.
"Satu minggu yang lalu Diana meninggal. Tante sendiri tidak tahu dia meninggal karena apa. Pak Santoso yang meminta Damian kembali ke rumahnya, karena walau bagaimana pun Damian adalah cucunya. Kalau tante sendiri yang jadi Damian, tante tidak akan mau kembali ke rumah itu. Lebih baik putus hubungan sama mereka," kata Mirna bicara dengan nada emosi.
"Benar tante, aku saja ingin keluar dari rumah itu, tapi Damian malah kembali ke rumah itu." Cia yakin kalau Meri pasti tidak tinggal diam melihat Damian di sana.
"Cia sayang, kalau Damian sudah kembali ke rumah itu, tolong perlakukan dia dengan baik. Lindungi dia! Tante kasihan pada Damian. Tante juga merasa bersalah pada Damian, karena adik tante begitu jahat."
"Akan Cia usahakan, tapi Cia tidak berjanji lho pada tante." Cia takut tidak bisa menempati janjinya, karena menjaga dirinya sendiri saja dia sulit, apalagi menjaga orang lain.
Mirna tersenyum mendengarnya. Cia adalah gadis yang baik, dia yakin kalau Cia pasti akan memperlakukan Damian dengan baik nantinya.
Terima kasih ya krn sudah mampir🙏, jangan lupa like dan komentarnya ya kakak2, biar author tambah semangat nulisnya😊