Setelah kakak ku tiada, aku dipaksa menikah dengan kakak iparku, karena aku tidak cinta dan membencinya, aku menyia-nyiakan dia, hingga suatu hari tanpa aku tau dia masuk kerumah sakit, dan dokter memberi vonis kalau dia sudah meninggal, aku menangis, karena menyesal, aku ingin diberikan kesempatan untuk memperbaikinya, akankah keajaiban datang ?
ingin tau baca novel SUAMI YANG DISIA-SIAKAN.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5. Terkejut
Disebuah perusahaan, Rian asisten pribadinya Adrian yang menghandle semua pekerjaan Adrian terkejut saat mendapat kabar dari Anton dan Fajar kalau bos mereka belum sampai-sampai di bandara.
Rian langsung bergegas pergi ke bandara menyusul kedua bodyguard Adrian yang dia suruh menjemput Adrian dan Nadia.
"Bagaimana mungkin bos belum sampai, ini sudah 24 jam lebih, apa kalian yakin bos belum sampai ?" tanya Rian pada Fajar dan Anton yaitu bodyguard Adrian.
"Kami yakin tuan Pak Rian, karena kami tetap disini dan tidak kemana-mana, tapi pesawat yang ditumpangi Tuan dan Nyonya tidak pernah mendarat." Jawab Anton memang seperti itu adanya.
Mendengar perkataan Anton, Rian semakin khawatir dan heran serta bingung.
Rian orang yang langsung diberitahu Adrian saat Adrian dan Nadia mau balik ke Indonesia, makanya Rian memerintahkan Anton dan Fajar untuk menjemput bosnya itu.
"Apa kalian sudah bertanya pada pada staf maskapai, mungkin saja pesawatnya mengalami kendala atau ditunda penerbangan karena cuaca ?" tanya Rian pada Anton dan Fajar.
"Belum Pak, kami juga melihat dan mendengar tidak ada pengumuman apapun dan pergerakan apapun dari petugas maskapai." Jawab Anton.
"Bodoh, seharusnya kalian tanya, siapa tau penerbangan ditunda karena cuaca." Rian menyentil dahi Fajar dan Anton karena dianggap bodoh.
"Ikut aku !" Ujar Rian memasuki bandara. Anton dan Fajar langsung mengikuti dibelakang Rian.
"Ada yang bisa saya bantu, tuan ?" tanya staf saat Rian bertemu dengan staf maskapai.
"Iya Pak, saya ingin bertanya, bos saya melakukan penerbangan dari London kesini sejak kemaren, tapi belum juga tiba, apa mungkin penerbangannya tertunda karena ada alasan ?" tanya Rian pada petugas maskapai.
"Maaf tuan, apakah tuan tau pesawat apa yang ditumpangi oleh bos anda ?" tanya petugas itu karena dia belum mendapat informasi apapun dari pihaknya.
"Ya Pak, bos saya naik pesawat xxxx yang tujuan kesini." Jawab Rian.
Seketika telepon petugas itu berdering.
"Maaf tuan mohon tunggu sebentar, saya jawab telepon dulu." betapa terkejutnya petugas itu saat mendapatkan informasi kalau ada pesawat yang hilang dari pengawasan dan diperkirakan jatuh.
Setelah mengakhiri telepon, petugas itu menghampiri Rian lagi dengan hati yang mulai tidak tenang.
"Maaf tuan, baru saja saya mendapat kabar dari ATC ( Air traffic controller ) kalau pesawat yang tuan maksud sore kemaren hilang dari pengawasan, dan pesawat itu diperkirakan jatuh." Ujar petugas itu memberi tahu Rian dan sebenarnya.
Rian sangat terkejut, jiwanya terguncang, begitu juga Anton dan Fajar, mereka juga merasakan hal yang sama.
"Apa ?" Rian terkejut, ternyata itulah sebab bosnya belum sampai hingga saat ini.
"Maaf tuan, saya baru mendapat informasi, tapi pihak kami sudah mengerahkan pencarian, tuan bisa memeriksa data nama penumpang di pesawat itu." Petugas itu menunjukkan sebuah layar yang memperlihatkan pesawat dan mama penumpang di pesawat itu.
Tanpa berkata apapun lagi, Rian segera memeriksa data itu, benar saja nama bosnya dan istri bosnya tertera didata penumpang pesawat yang jatuh.
Air mata Rian jatuh dengan sendirinya, raut wajah sedih juga terlihat di wajah Anton dan Fajar, bagaimana tidak, Adrian adalah bos mereka yang sangat baik dan murah hati, begitu juga dengan istri bosnya, mereka selalu dapat bonus dan makan gratis dari Nadia.
Rian memutarkan tubuhnya menghadap kedua bodyguard Adrian, Rian tidak bisa berkata, bibir dan lidahnya kelu, dia hanya mampu memandang wajah Fajar dan Anton yang juga sedang sedih.
"Pak Rian, tuan dan nyonya -" Anton dan Fajar tidak bisa berkata lagi.
Rian tau apa yang dirasakan oleh Anton dan Fajar, dia juga sama.
"Kalian tenang, kita berdo'a semoga bos dan istrinya selamat dan tidak terjadi apa-apa." Ujar Rian mencoba tegar.
Rian langsung menghubungi Pak Gunawan, yaitu Bapaknya Nadia ingin memberitahu berita ini.
"Assalamualaikum nak Rian, ada apa ?" tanya Pak Gunawan saat menjawab telepon dari Rian.
"Pak, Adrian, dan nadia-" suara Rian tertahan, dia seperti berat mengatakan pada Pak Gunawan.
"Ada apa dengan Adrian dan Nadia, bukankah mereka masih di London ?" tanya Pak Gunawan karena dia masih belum tau kalau Adrian dan Nadia pulang ke Indonesia, karena Nadia maupun Adrian tidak memberitahunya.
"Halo Rian, halo, kenapa diam, Adrian kenapa, tolong jawab !" desak Pak Gunawan.
"Adrian dan Nadia Pak -" sama seperti tadi Rian masih berat untuk memberitahu Pak Gunawan.
"Iya, Adrian dan Nadia, mereka kenapa, kenapa suara kamu terdengar seperti sedang menangis ?" Pak Gunawan sudah merasakan ada yang terjadi pada anak dan menantunya itu, dia bisa merasakan dari cara Rian berbicara.
"Rian, Rian, kamu masih mendengar aku gak ?" tanya Pak Gunawan lagi pada ponsel yang masih tersambung dengan Rian.
"Mereka kecelakaan pesawat Pak, dan saya sekarang di bandara." akhirnya Rian memberitahu juga pada Pak Gunawan.
"Apa ? Kamu jangan bercanda nak," Pak Gunawan sangat terkejut, tapi dia masih mengira kalau Rian hanya menge prank dirinya karena dia dan Rian sering bercanda.
"Aku tidak bercanda Pak, Bapak segera ke bandara, kamu tunggu disini." Ujar Rian serius.
Tubuh Pak Gunawan membeku ditempat, dadanya berguncang, bibirnya bergetar, air matanya jatuh tanpa disadari, ponsel yang digenggamnya jatuh kelantai.
Bu Lita istrinya, langsung menghampiri saat melihat suaminya kaku seperti patung.
"Pa, ada apa, kenapa kamu menangis ?" tanya Bu Lita, namun tidak mendapatkan respon dari Pak Gunawan.
Bu Lita melihat ponsel suaminya yang jatuh, dia langsung mengambilnya, ternyata ponsel itu masih tersambung dengan Rian.
"Halo," Bu Lita mencoba berbicara dengan Rian yang masih tersambung.
"Halo Bu Lita, Adrian dan Nadia mengalami kecelakaan pesawat, Ibu dan Bapak segera kesini, kami sedang di bandara." Ujar Rian di sambungan telepon.
Sama halnya dengan Pak Gunawan, Bu Lita juga terkejut, dan terpaku, namun dia masih bisa mendengar apa yang dikatakan Rian.
Andara putra satu-satunya mereka, yaitu adik Nadia, heran melihat Papa dan Mamanya membeku, ia langsung menghampiri keduanya.
"Bapak, Ibu, kalian kenapa ?" tanya Andra belum tau apa yang terjadi.
Bu Lita langsung menatap Andara putranya, matanya sudah basah, bibirnya bergetar.
"Adrian dan Nadia, mereka kecelakaan pesawat." Ujar Bu Lita dengan raut wajah yang sangat sedih dan terguncang.
"Apa ? Bagaimana bisa, bukankah Kak Nadia dan mas Adrian diluar Negeri, kenapa sampai kecelakaan pesawat ?" tanya Andara bingung, karena yang dia tau kakak dan kakak iparnya diluar Negeri untuk berobat, kenapa sampai kecelakaan disini, begitu didalam pikirannya.
"Ibu tidak tau pasti, cepat antarkan aku dan Bapak ke bandara." Andara langsung mengagumi, dia menyadarkan Bapaknya dari terpaku dan langsung menuju mobil.
Sementara disebuah rumah sakit, Adrian baru saja membuka matanya, dia melihat ada seorang kakek duduk dikursi disebelahnya.
Bersambung.
pd akhirnya kau akan menyesal nadira