Alea, wanita tangguh berusia 25 tahun, dikenal sebagai bos mafia paling ditakuti di Itali. Dingin, kejam, dan cerdas—tak ada yang bisa menyentuhnya. Namun, sebuah kecelakaan tragis mengubah segalanya. Saat terbangun, Alea menemukan dirinya terjebak dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 16 tahun bernama Jasmine—gadis cupu, pendiam, dan selalu menjadi korban perundungan di sekolah.
Jasmine sendiri mengalami kecelakaan yang sama... namun jiwanya menghilang entah ke mana. Kini, tubuh rapuh Jasmine dihuni oleh jiwa Alea sang bos mafia.
Dihadapkan pada dunia remaja yang asing dan penuh drama sekolah, Alea harus belajar menjadi "lemah"—sementara sisi kelam dan insting mematikan dalam dirinya tak bisa begitu saja dikubur. Satu per satu rahasia kelam tentang kehidupan Jasmine mulai terkuak—dan sepertinya, kecelakaan mereka bukanlah sebuah kebetulan.
Apakah Alea bisa bertahan di tubuh yang tak lagi kuat seperti dulu? Atau justru Jasmine akan mendapatkan kekuatan kedua untuk membalas semua lu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hinata Ochie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5: Jejak Menuju Richard
Alea mulai menyusun rencana untuk pergi ke alamat yang tertera pada surat tersebut. Ia berusaha serapih mungkin agar tak di ketahui oleh ibu Jasmine. Alea mengambil uang dari tabungan Jasmine untuk membeli hoodie baru sebagai penyamaran. Dan ia pergi ke alamat itu menggunakan bus umum, ini kali pertama Alea menaiki bus, selama ini ia hidup dalam kemewahan, belum pernah Alea berjalan kaki ataupun naik angkutan umum, kini ia harus terbiasa dengan itu. Alea menaiki bus menuju pinggiran kota tempat tinggal terakhir Dr. Richard Kanna yang tertera dalam surat itu, ia berharap dapat langsung bertemu dengan Dr. Richard Kanna.
Alea sampai di alamat yang ia tuju, sebuah rumah sederhana yang nampak sudah sangat usang dan tak layak huni. Alea mencoba mengintip ke dalam dari balik jendela kaca yang sangat kotor, tak ada tanda kehidupan didalam sana, Namun Alea tersentak saat ia berbalik, ada seorang pria tua dengan janggut panjang memandang curiga padanya.
Pria tua itu memakai jubah dokter yang sudah lusuh, tatapan matanya tajam mengarah ke Alea. Pria tua itu mengerutkan dahinya seakan mengenali gadis di depannya itu.
"Apa anda Dr. Richard Kanna" tanya Alea.
Pria tua itu terkejut, mulutnya terbuka lebar sambil menunjuk ke arah Alea.
"Kau, kau seharusnya tak berada dalam tubuh gadis itu" ucapnya terbata.
Alea memiringkan kepalanya sambil memandang lekat Dr. Richard,
"Kau mengenal ku Dokter" tanya Alea. Wajah dokter itu pucat pasi saat Alea menatap tajam ke arahnya.
"Ikuti aku sekarang" jawabnya. Alea mengikuti dokter Richard. Ia membawa Alea ke sebuah ruang bawah tanah yang pengap dan sedikit lembab, di dalam sana terdapat banyak mesin kedokteran, catatan medis dan juga grafik yang sangat aneh.
Dokter Richard menjelaskan secara terperinci tentang proyeknya. Proyek rahasia yang di biayain yang ia kerjakan dengan dana yang tidak sedikit. Proyek itu adalah proyek pembelahan kesadaran yang di gunakan untuk militer, proyek Dokter Richard sempat di tentang oleh berbagai pihak namun ia tetap melanjutkan proyek tersebut, dengan beberapa kali percobaan dan juga sering mendapat kegagalan akhirnya proyek dokter Richard berhasil. Namun sayangnya proyek itu justru di rampas oleh mafia. Ada beberapa mafia menginginkan proyek ini namun hanya Alea tak menyetujuinya, ia menganggap proyek ini sangat gila dan bisa membahayakan orang yang menjadi percobaan eksperimen ini.
Alea sangat terkejut ia sama sekali tak percaya bahwa yang terjadi padanya bukanlah kecelakaan biasa, namun semua sudah di rencanakan. Dan ia menjadi kelinci proyek pembelahan kesadaran yang selama ini tak ia setujui.
"Siapa yang menyuruhmu melakukan proyek ini, dan menjadikan aku sebagai objeknya" tanya Alea.
"Cecilia" jawab dokter Richard.
"Cecilia, itu tak mungkin, dya orang kepercayaan ku, tangan kananku, kau pasti berbohong bukan" Alea mencengkram kerah baju dokter Richard, namun pria tua itu hanya tersenyum tanpa mengatakan apapun, hal itu membuat Alea semakin jengkel, jika saja ia membawa senjata saat itu pasti pria tua ini sudah ia habisi.
"Cecilia dya ikut terlibat dalam proyek ini, bahkan dya juga yang mendanai, kalau kau ingin tau semuanya kenapa kau tak bertanya padanya saja, bukankah dya itu orang kepercayaan mu tangan kanan mu" pria tua itu tersenyum licik lalu dokter Richard membisikkan sesuatu pada Alea.
"Berhati-hatilah jika jiwa orang lain terlalu lama menempati tubuh yang bukan miliknya, akan terjadi “penggabungan permanen”. dokter Richard tertawa menakutkan membuat Alea melepaskan cengkraman nya lalu ia mundur selangkah.
Artinya: jika Alea tidak kembali ke tubuhnya dalam waktu tertentu, ia akan kehilangan identitas aslinya selamanya… dan Jasmine tidak akan pernah bisa kembali juga.
Ia berpikir keras saat ini ia harus berpacu dengan waktu. Semua tergantung pada Alea jika ia terlambat menemukan cara perpindahan kembali maka ia dan Jasmine tak akan pernah kembali menjadi diri sendiri.
Alea keluar dari tempat itu dengan langkah gontai, ia tak tahu sampai berapa lama lagi waktu yang ia butuhkan. Dokter Richard samasekali tak memberitahu cara ia bisa kembali ke tubuhnya, karena semua catatannya telah si ambil oleh para mafia termasuk Cecilia.
Alea kembali ke halte bus untuk kembali ke rumah, saat ia sedang duduk menunggu kedatangan bus, ia merasa ada seseorang yang mengawasinya, Alea mencoba bersikap sewajarnya dengan memainkan ponselnya, namun mata Alea tetap waspada. Matanya terlihat fokus ke layar ponsel namun instingnya menyebar ke segala arah, bus yang di tunggu akhirnya datang ia menaiki bus itu bersamaan dengan penumpang lain, saat akan duduk di kursi paling belakang ada seseorang yang menyenggol Alea dan ia hampir terjatuh. Namun Alea tidak begitu jelas melihat siapa yang telah menyenggol nya tadi.
Alea menghela napas lalu duduk dekat jendela, ia suka sekali melihat pemandangan saat perjalanan melalui kaca mobil, namun kini ia sedang dalam bus bukan di mobil mewahnya. Dalam perjalanan Alea masih memikirkan perkataan dokter Richard, kata-kata dokter Richard terus terngiang di telinga.
" berhati-hatilah jika jiwa orang lain terlalu lama menempati tubuh yang bukan miliknya, akan terjadi “penggabungan permanen”.
Kalimat itu terus saja menari-nari dalam pikiran Alea. Ia menghela napas lalu memejamkan matanya, Alea memasukan tangannya ke dalam saku hoodie yang ia pakai. Namun ia merasakan ada sesuatu dalam sakunya itu, Alea mengambil nya dan ternyata itu adalah secarik kertas yang di gulung, Alea membuka nya dengan hati hati sambil melirik ke sekeliling bus. Alea membaca tulisan yang terdapat pada kertas itu.
*“Berhenti mencampuri urusan yang bukan milikmu. Atau tubuh ini akan hancur bersama jiwamu.”*
Mata Alea terbelalak ia lalu mencari orang yang menyenggol nya tadi, namun sayang Alea tak dapat menemukan nya, ia bahkan tak melihat jelas siapa orang tadi. Alea meremas kertas itu dengan amarah yang memuncak, kini ia sadar bahwa sudah ada orang yang mengetahui tentang keberadaan nya. Dan juga orang-orang itu sepertinya takut jika Alea mencampuri urusan mereka.
Mata Alea memerah menahan amarah ia memandang lurus kearah kaca bus, dengan tatapan yang tajam dan penuh dendam.
“Berarti aku sudah benar. Mereka sedang mengawasi. Dan mereka takut.” Gumam Alea.