pernikahan yang terjadi karena kebaikan seorang laki-laki yang ingin menyelamatkan teman perempuannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kholifah NH2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HARI PERNIKAHAN
Malam sudah semakin larut tetapi Airin tidak bisa tidur. Ia memikirkan hari pernikahannya besok. Ya, besok, Airin menyetujuinya demi keselamatan Pandu dan Susan.
Beberapa jam yang lalu, Benny beserta anak buahnya datang membawa perhiasan, baju dan perlengkapan untuk Airin dan keluarga. Pernikahan yang akan dilangsungkan dirumah mewah miliknya, harus menjadi pernikahan megah dan tidak terlupakan untuk Benny. Sebab itu Benny mempersiakannya dengan sangat baik.
Pagi menjelang, suara ribut Susan mulai menggelegar seisi rumah. Wanita itu mendatangi Airin yang sudah siap dengan riasan dan baju pengantinnya. Susan senang bukan main, sebab, bebannya selama ini akan hilang. Dalam arti, hutang yang selama ini menghantui keluarganya akan dihapus setelah keponakannya itu menjadi istri Benny.
Sementara Airin, gadis itu tampak sedih. Masa muda dan masa depannya akan hancur dalam hitungan menit lagi. Sebelum pergi kerumah Benny, Airin menyempatkan untuk memeluk bingkai foto orang tuanya. Gadis itu terus meminta maaf karena sudah membuat orang tuanya kecewa atas keputusan yang ia buat.
"Ayo! Nggak usah pake lama!." Susan merebut bingkai tersebut dan membawa Airin keluar. Mereka pun pergi dengan mobil yang sudah ditugaskan untuk membawa mereka ke tempat acara.
•••
Didalam kamar Airin tampak gelisah. Kedua kakinya melangkah kesana kemari mengusir ketakutan yang luar biasa, tidak pernah Airin merasa setakut itu. Nyalinya pun dibuat semakin menciut saat mendengar pengeras suara melantangkan suara laki-laki yang sedang melangsungkan ijab kabul atau serah terima pernikahan.
Airin semakin takut dan panik. Ia tahu betul apa yang terjadi diluar sana. Pernikahan sudah terjadi, ia pun sudah resmi menjadi seorang istri. Lantunan doa terus diucapkan, membuat Airin semakin pasrah akan keadaan. Airin hanya bisa menangis, menangisi nasibnya yang sudah berubah seratus delapan puluh derajat. Jelas ini bukan lah keinginannya.
"Ayah...Ibu..."
"Maafin Airin..."
"Airin nggak tau kenapa jadi kayak gini..."
"Airin nggak bisa menghindar..."
"Airin nggak mau Tante dan Om kenapa-kenapa..."
Ya, Airin sudah memutuskannya semalam bahwa ia menyetujui pernikahan ini. Tidak lain untuk menyelamatkan sang paman dan bibi. Jika untuk kebaikan mereka, Airin rela melakukannya, karena Airin sangat menyayangi dan menganggap mereka seperti orang tua kandungnya sendiri. Meski perilaku mereka sangat buruk.
KLEK, suara pintu terbuka, Airin reflek berbalik memunggungi pintu tersebut. Suasana kamar menjadi semakin menegangkan. Entah bagaimana Airin merasakan kedatangan seseorang yang membuat bulu kuduknya berdiri, auranya seakan mengintimidasi. Airin ingin berbalik namun ia terlalu takut.
"Ya Tuhan, apa itu Pak Benny?..."
"Tamat kehidupanku..."
"Aku nggak bisa kabur lagi."
EHEM, suara berat terdengar tepat dibelakangnya, cengkraman Airin pada baju pengantinnya semakin kencang.
"Pak..."
"Maafin saya, Pak..."
"Sebenarnya saya nggak mau jadi istri Bapak..."
"Saya terpaksa."
Suasana hening sejenak sebelum suara tawa yang terpingkal-pingkal terdengar ditelinganya,
"HAHAHAHA..."
"Kok Bapak, sih?."
Airin tersentak, ia mengenal jelas suara itu, "ADRIAN?."
Gadis itu dibuat terkejut setengah mati, seketika ia lemas dan terhuyung, namun Adrian menahan kedua bahunya, "Lo nggak apa-apa?."
"Sebentar, sebentar dulu." Airin menepis tangan Adrian dan langsung mendudukkan bokongnya diatas tempat tidur
"Ini sebenarnya ada apa, sih?."
"Kenapa Adrian ada disini?."
"Dan kenapa dia pake baju pengantin?."
"Airin? Lo nggak apa-apa?." pertanyaan Adrian tidak berbalas, Airin hanya menatap Adrian penuh tanda tanya
"Oke, oke..."
"Lo pasti shock ngeliat gue disini..."
"Lo pasti bingung. Gue bakal jelasin ke lo."
"Iya, jelasin!." Airin merasa marah, "Kamu lagi bercanda, ya? Iya, kan?."
"Adrian?..."
"Ini bukan waktu yang tepat. Aku mau nikah hari ini."
"Ya, gue tau. Makanya gue ada disini."
"Terus, kenapa kamu..." Airin menghentikan ucapannya, jarinya menunjuk penampilan Adrian dari ujung kepala sampai kaki. Penampilan selayaknya pengantin laki-laki, penampilan yang sangat serasi dengannya.
Adrian tampak tersenyum, ia mengambil kursi dari kolong meja dan duduk tepat dihadapan Airin yang menatapnya penuh tanya.
"Adrian? Ini ada apa?."
"Hmm..."
"Sebelumnya gue minta maaf, Rin..."
"Sebenarnya diluar itu, gue yang ngelakuin ijab kabul pernikahan, bukan orang lain."
"Hm?." Airin menautkan kedua alisnya, ia dibuat semakin bingung
"Orang lain?..."
"Aku nggak ngerti."
"Begini, gue yang gantiin posisi Om Benny buat nikahin lo."
"Om? Om Benny?..."
"Kamu kenal pak Benny?."
"Ya, dia Om gue. Dia adik dari bokap gue."
Airin terperangah, dia membungkam mulutnya seketika, "Kok bisa?."
"Adrian?..."
"Kamu kenapa ngelakuin ini? Kenapa kamu gantiin posisi Pak Benny?..."
"Aku terima pernikahan ini demi Tante dan Om aku."
"Kalo aku nggak menikah sama Pak Benny-"
"Airin? Lo tenang dulu..." Adrian mencoba menenangkan Airin dengan memegang kedua tangannya,
"Dengerin gue baik-baik..."
"Gue udah tau semua yang terjadi diantara Om Benny, Tante dan Om lo..."
"Selama beberapa bulan terakhir lo selalu dipaksa nikah sama Om Benny kan?..."
"Karena keluarga lo nggak bisa bayar hutangnya, lo yang jadi jaminannya. Apa gue benar?."
"Iya...kamu benar. Tapi, kamu tau soal ini sejak kapan?..."
"Jangan bilang kamu udah tau sejak lama, tapi kamu sembunyiin dari aku?."
"Enggak, Rin. Nggak gitu..."
"Jujur, gue baru tau semalam..."
"Om Benny datang kerumah dan kasih tau soal pernikahannya itu. Dia juga kasih tau siapa calon istrinya..."
"Gue nggak bisa tinggal diam waktu tau siapa orangnya. Nggak mungkin gue biarin lo nikah sama Om gue, Rin."
"Tapi kenapa? Aku ngelakuin ini demi Tante dan Om aku..."
"Apa kamu tau kalo Pak Benny ngancam keluarga aku? Bahkan dia udah bikin Om aku celaka."
"Gue tau semua, Rin. Tanpa rasa malu, Om Benny ceritain semuanya semalam..."
"Dan pagi ini gue ambil tindakan, gue harus selamatin lo dari Om Benny..."
"Ya, dengan cara nikahin lo. Dengan begitu Om Benny nggak bisa ngelakuin apa-apa lagi..."
"Karena gue tau betul gimana sifat dan sikap Om Benny, lo nggak boleh jadi istrinya..."
"Gue bener-bener minta maaf, Rin."
Airin terlihat kecewa, emosinya semakin meledak, "Gila? Aku bener-bener nggak ngerti kenapa jadi begini..."
"Aku bingung."
•••
DANG!!!! Airin nikah sama Adrian!!! Gimana nih!!! Kalian setuju nggak????? Buat Yang Makin penasaran jangan lupa tinggalkan jejak Okeeee aku maksa loh!!!! 😡😡😡😡
🧑 gak
👧aku cium y
🧑 ok
sumpah ini mereka knpa siihh 😭😭 mood bgt bacanya